Wednesday, March 28, 2012

Olahraga yang Pas Saat Sedang Pilek

Putro Agus Harnowo - detikHealth
Jakarta, Orang dewasa rata-rata terserang pilek 2 - 3 kali setiap tahunnya. Aktivitas fisik dalam taraf ringan sampai sedang biasanya masih boleh dilakukan saat terserang pilek. Bahkan, olahraga dapat membantu membuka saluran hidung dan meredakan hidung tersumbat untuk sementara.

Para ahli menyarankan bahwa berolahraga saat pilek tidak akan menjadi masalah bagi kesehatan jika gejala yang dialami hanya dari leher ke atas seperti pilek, hidung tersumbat, bersin atau sakit tenggorokan ringan. Meskipun demikian, ada baiknya mengurangi intensitas dan lama berolahraga agar gejala penyakit tidak menjadi lebih buruk. Contohnya, gantilah olahraga berlari dengan berjalan-jalan.

"Selalu waspada jika melakukan olahraga saat sakit, kurangi intensitas dan lama waktu berolahraga. Jika tetep bersikeras melakukan olahraga dengan intensitas seperti biasa ketika pilek mulai semakin parah, penyakit bisa menjadi makin serius atau tubuh akan mengalami cedera," kata Edward R. Laskowski, M.D. spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Mayo Clinic seperti dilansir Mayo Clinic, Senin (26/3/2012).

Jika menjumpai gejala atau tanda-tanda flu berat seperti demam, rasa lelah yang ekstrim, nyeri otot, kelenjar getah bening membengkak, maka sebaiknya beristirahat minimal 2 minggu sebelum melanjutkan olahraga intensif.

"Untuk mengimbangi berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, makanlah makanan yang seimbang. Kekuatan sistem kekebalan tubuh tergantung pada banyaknya vitamin dan mineral untuk fungsi tubuh yang optimal," kata dr Laskowski.

Aturan yang baik adalah makan 10-15 kalori tiap 0,5 kg berat badan yang diinginkan. Jika berat badan ideal adalah 77 kg, maka sebaiknya mengkonsumsi 1700-2550 kalori per hari. 1700 kalori bagi individu yang kurang aktif dan 2550 kalori untuk yang sangat aktif.

Selain itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin berolahraga saat pilek antara lain:




  1. Jangan berolahraga jika tanda-tanda dan gejala pilek mulai menjalar ke bawah leher, Misalnya dada terasa sesak, batuk atau sakit perut.
  2. Jangan berolahraga jika mengalami demam, kelelahan atau nyeri otot yang luas.
  3. Jangan paksa tubuh untuk berolahraga jika merasa meriang atau sakit. Berhentilah berolahraga jika sakit mulai mempengaruhi kinerja. Lanjutkan olahraga rutin secara bertahap jika badan mulai merasa baikan.
  4. Tidur yang cukup. Gangguan tidur atau kurang tidur dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
  5. Jangan menyentuhkan tangan di dekat mata, hidung atau mulut. Kebanyakan bakteri dan kuman menyebar dari tangan ke wajah tanpa melalui udara.
  6. Minum banyak air. Pastikan untuk mengkonsumsi 8 gelas sehari.
  7. Periksalah ke dokter jika tidak yakin apakah kondisi tubuh sudah fit untuk berolahraga.

Sumber : http://health.detik.com/read/2012/03/27/085810/1877198/763/olahraga-yang-pas-saat-sedang-pilek

Jika Terlalu Sering Kurang Tidur, Efeknya Bisa Kena 6 Bahaya Ini

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth


Jakarta, Kurang tidur atau tidur pendek dalam kondisi yang sering bisa mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan. Tidak hanya berkaitan dengan obesitas, kurang tidur juga efeknya kena bahaya ini.

Beberapa bahaya penyakit yang disebabkan oleh seringnya kurang tidur seperti dilansir MSNHealth, Rabu (26/3/2012):

1. Penyakit Kardiovaskular

Dalam sebuah studi pada 2010 yang dipublikasikan di jurnal Sleep, peneliti di Sekolah Kedokteran Universitas West Virginia me-review data dari 30.397 orang yang berpartisipasi dalam National Health Interview Study pada tahun 2005.

Peneliti menemukan partisipan yang tidur kurang dari 7 jam semalam memiliki peningkatan risiko pada penyakit jantung. Bahkan bagi wanita yang berusia di bawah 60 tahun dan tidur 5 jam atau kurang dalam semalam memiliki risiko dua kali lipat mengalami penyakit jantung.

2. Diabetes

Berdasarkan sebuah studi dalam jurnal Diabates pada 2011, peneliti dari Universitas Chicago dan Universitas Northwestern menemukan penderita diabetes tipe 2 yang kurang tidur di malam hari memiliki tingkat glukosa 9 persen lebih tinggi, tingkat insulin 30 persen lebih tinggi dan tingkat resistensi insulin 43 persen lebih tinggi.

Penderita diabetes dengan insomnia bahkan kondisinya lebih buruk, tingkat glukosanya bisa 23 persen lebih tinggi, tingkat insulinnya 48 persen lebih tinggi dan tingkat resistensi insulinnya 82 persen lebih tinggi daripada penderita diabetes yang tidak memiliki insomnia.

3. Kanker Payudara

Peneliti di Pascasarjana Sekolah Kedokteran Universitas Tohoku di Sendai, Jepang telah mempelajari hampir 24.000 wanita berusia 40-79 tahun.

Peneliti menemukan bahwa wanita yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko terserang kanker payudara 62 persen lebih tinggi, sementara yang tidur kurang dari 9 jam semalam memiliki risiko 28 persen lebih rendah.

4. Masalah Uriner/Buang Air Kecil

Dalam sebuah temuan yang dipresentasikan di pertemuan Asosiasi Urologi Amerika pada Mei 2011, peneliti di Institut Penelitian New England di Watertown, Massachusetts me-review data dari 4.145 pria dan wanita paruh baya.

Peneliti menemukan waktu tidur yang terlalu sedikit dalam lima tahun (kurang dari 5 jam semalam) dapat meningkatkan risiko kebutuhan wanita untuk bangun di malam hari dan buang air kecil (nokturia) hingga 80-90 persen.

Sebanyak 42 persen dari wanita mengklasifikasikan tidurnya lebih gelisah bila dibandingkan dengan 34 persen pria. Peneliti pun berteori bahwa kurangnya tidur mengakibatkan peradangan yang dapat mengakibatkan pada masalah uriner.

5. Kanker Usus Besar

Dalam sebuah studi pada 1.240 orang yang dipublikasikan pada 2011, peneliti dari Universitas Case Western menemukan orang yang tidur kurang dari 6 jam semalam 47 persen lebih berisiko memiliki polip kolorektal, yang bisa menjadi kanker, daripada orang-orang yang memiliki jam tidur setidaknya 7 jam.

6. Kematian

Sebuah studi yang dilakukan selama 10 tahun pada sekitar 16.000 orang oleh peneliti di Universitas Kopenhagen menghubungkan antara kurang tidur dan resiko kematian. Ternyata para pria yang dilaporkan memiliki kebiasaan tidur yang buruk, terutama yang berusia di bawah 45 tahun, memiliki risiko kematian dua kali lipat daripada pria yang tidurnya baik.

Sementara pria yang memiliki gangguan tidur lebih dari 3 kali dalam semalam memiliki risiko bunuh diri lima kali lipat daripada pria yang tidurnya tidak terganggu.

Meskipun sebenarnya gangguan tidur tidak mempengaruhi kematian pada wanita, namun pria dan wanita yang memiliki gangguan tidur cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes.
(ir/ir)


Sumber : http://health.detik.com/read/2012/03/28/135813/1878918/766/jika-terlalu-sering-kurang-tidur-efeknya-bisa-kena-6-bahaya-ini

Sampai Kapan Indonesia akan Menyayangi Rokok?

Jakarta, Jika para perokok menganggap rokok adalah hak azasi, maka harus dipastikan bahwa hak orang lain untuk menghirup udara segar tidak terusik. Indonesia dianggap kurang tegas melindungi hak atas udara segar dan lebih sayang pada rokok.

Di berbagai forum internasional yang membahas bahaya rokok dan tembakau, Indonesia sering dikucilkan karena tidak menyepakati Framework Convention on Tobacco Control (FTCT) atau kesepakatan internasional tentang pengendalian tembakau. Lebih menyakitkan lagi, satu-satunya negara ASEAN yang tidak meratifikasi FCTC ini juga sering disindir.

Seperti yang terjadi dalam 15th World Conference on Tobacco or Health (WCTOH) di Singapura pekan lalu, sindiran datang dari Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan. Meski tidak terang-terangan menyebut Indonesia, namun sindiran itu disambut tawa riuh ribuan peserta konferensi.

"Seluruh negara ASEAN saya kira sudah sepakat soal pengendalian tembakau, kecuali.. Ah, saya tidak mau sebut namanya," kata Surin yang sehari-hari berkantor di sekretariat ASEAN di Jakarta.

Sebenarnya apa dosa Indonesia dengan tidak meratifikasi FCTC, sampai harus di-bully di setiap pertemuan internasional tentang tembakau?

Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan, rokok bertanggung jawab terhadap bermacam-macam kanker dan penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan jantung. Dampak yang paling banyak ditemukan adalah gangguan pernapasan, mulai dari infeksi tuberculosis (TB) hingga kanker paru-paru.

Sebuah buku berjudul The Tobacco Atlas 4th Edition yang baru saja dirilis mengungkap, korban tewas akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok telah mencapai 100 juta orang sepanjang abad ke-20. Diperkirakan pada abad ke-21, angkanya akan melonjak hingga 1 miliar orang.

Bukan hanya para perokok dewasa yang menjadi korban, anak-anak yang belum mengenal rokok juga ikut merasakan dampaknya sebagai perokok pasif atau second hand smoker. Dari seluruh populasi anak-anak di seluruh dunia, diperkirakan 40 persen ikut menghirup asap rokok.

Menurut buku yang disusun oleh Michael Eriksen, Judith Mackay dan Hana Ross tersebut, kondisi di Indonesia termasuk buruk. Persentase anak-anak yang terpapar asap rokok mencapai 64,7 persen, bahkan media asing beberapa kali memberitakan anak Indonesia kecanduan rokok seperti yang terjadi di Sukabumi belum lama ini tentang seorang bocah bernama Adi Ilham yang berumur 8 tahun tapi sudah merokok.

Kondisinya juga tidak lebih baik ketika dilihat jumlah rokok yang dikonsumsi. Jika konsumsi rokok di seluruh dunia mencapai 6 juta batang rokok tiap tahun, satu keluarga di Indonesia bisa menghabiskan rata-rata 1.058 batang rokok setiap tahun.

Soal harga, rokok di Indonesia termasuk paling murah dengan rata-rata US$ 1,4 atau sekitar Rp 12.000 tiap bungkus dan itupun masih bisa dibeli secara eceran. The Tobacco Atlas menyebut, orang Indonesia hanya perlu bekerja selama 4 menit untuk mendapatkan 1 batang rokok.

Padahal di banyak negara, rokok dikenai pajak yang lumayan tinggi sehingga harganya tidak terjangkau oleh kalangan ekonomi menengah ke bawah. Di Mesir misalnya, merokok pakai shisha kena pajak 100 persen dan rokok biasa dikenai pajak sebesar 75 persen.

Belum lagi masalah pencantuman peringatan bergambar. Alih-alih memenuhi rekomendasi 15th WCTOH yakni seluas 75 persen dari kemasan rokok, pemerintah baru bisa mewajibkan pencantuman peringatan tertulis yang kadang-kadang tidak tertangkap maksudnya oleh anak-anak dan kelompok buta huruf.

Menurut Bloomberg Philantropies, saat ini tercatat sudah ada 174 negara yang menyepakati FCTC untuk melindungi hak yang lebih azasi daripada merokok, yakni untuk menghirup udara segar. Sesuai rekomendasi 15th WCOTH, diharapkan pada tahun 2015 semua negara sudah meratifikasi FCTC.
(up/ir)



Sumber : http://health.detik.com/read/2012/03/26/131229/1876352/775/sampai-kapan-indonesia-akan-menyayangi-rokok?l11755775

Tuesday, March 27, 2012

Contoh RPP ( nama sekolah semisal )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Nama Sekolah                   : SMP NEGERI 2 PASIRIAN
Mata Pelajaran                  : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester              : IX/2
Standar Kompetensi       12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk     karya      ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca.
Kompetensi Dasar             : 12.2. Menulis teks pidato / ceramah / khotbah dengan sistematika dan    bahasa yang efektif
Alokasi waktu                        : 2 x 40 menit

1.   Tujuan Pembelajaran
      Peserta didik dapat menulis teks pidato / ceramah / khotbah  dengan sistematika dan bahasa yang efektif

v  Karakter siswa yang diharapkan :         Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
2.   Materi  Pembelajaran
a.     Menentukan tema
Contoh : Olahraga
b.     Kerangka pidato : Menyambut kedatangan Kontingen Olahraga
1)   Pembukaan
-  salam
-  sapaan
-  ucapan syukur
2)  Isi
-  Ucapan selamat datang kepada kontingen
-  ucapan terima kasih kepada kontingen
-  Tujuan bertanding
-  Pesan agar bertanding secara sportif
      3)  Penutup
-  ucapan selamat
-  harapan
-  ucapan terima kasih
-  permohonan maaf
-  salam penutup

c.     Pengembangan kerangka menjadi teks pidato
(disesuaikan kerangka yang ada)
     
3.   Metode Pembelajaran
      a. Permodelan
      b. Inkuiri
      c. Demonstrasi




4.   Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
      a. Kegiatan Awal
Apersepsi :
1. Peserta didik mencermati teks pidato dari nara sumber
2. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang isi teks pidato, ceramah dan khotbah
Memotivasi :
1. Peserta didik mengembangkan kerangka menjadi teks pidato / ceramah / khotbah dengan
    memperhatikan sistematika yang baik






      b. Kegiatan Inti.  
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
§  mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan mimik yang tepat
§  memfasilitasi  Peserta didik dapat   menentukan tema pidato / ceramah / khotbah
§  Peserta didik menyusun kerangka pidato / ceramah / khotbah
§  Peserta didik menyunting teks pidato
§  melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
§  menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
§  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
§  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
§  memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
§  Peserta didik berlatih membuat pidato
§  memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
§  memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
§  memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
§  memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
§  memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
§  memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
§  memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
§  memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø  berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø  membantu menyelesaikan masalah;
Ø  memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø  memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
Ø  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Akhir
      Dalam kegiatan penutup, guru:
§  bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
§  melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
§  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
§  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik




5.   Sumber Belajar
      a. Buku-buku pidato / ceramah / khotbah
      b. VCD
      c. Nara sumber

6.   Penilaian
·       Penilaian proses dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
·    Mampu menentukan tema pidato/ceramah/khotbah
·    Mampu menyusun kerangka pidato/ceramah/khotbah
·    Mampu mengembangkan kerangka menjadi teks pidato/ceramah/khotbah dengan memperhatikan sistematika yang baik

Tes praktik /kinerja




Uji petik kerja


Susunlah teks pidato/ceramah/ khotbah melalui langkah-langkah: menentukan tema, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka menjadi teks dengan sistematika yang baik, dan menyuntingnya pada tahap akhir!
     
1. Susunlah teks pidato / ceramah / khotbah melalui langkah-langkah menentukan tema, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka menjadi teks dengan sistematika yang baik !

      Pedoman Penskoran

Kegiatan
Jelas
Kurang jelas
Tidak jelas

- Tema jelas
2
1
0

- Sistematika runtut
2
1
0

- Pengembangan gagasan
2
1
0














                                                                                                           
Mengetahui,
Kepala SMP N 2 Pasirian


( Agus priyono )
NPM: 090401080002

Pasirian , 3 Januari 2011
Guru Mapel Bhs Indonesia.



( Syamsul arifin )
NPM : 090401080062

Profesi Keguruan


By Anggoro Tri
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat seta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik / guru merupakan satu diantara sekian banyak unsure pembentuk utama calon anggota masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih konkrit, sementara yang lain masih menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah daripada yang sepantasnya.
Demikian pula, sebagian orang tua kadang-kadang merasa cemas ketika menyaksikan anak-anak mereka berangkat ke sekolah, karena masih ragu akan kemampuan guru mereka. Di pihak lain setelah beberapa bulan pertama mengajar, guru-guru pada umumnya sudah menyadari betapa besar pengaruh terpendam yang mereka miliki terhadap pembinaan kepribadian peserta didik. Kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru serta berbagai pandangan masyarakat terhadap peranannya telah mendorong para tokoh dan ahli pendidikan untuk merumuskan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh guru, sebagai pengajar guru mempunya tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi minimal empat pokok, yaitu :
1.      menguasai bahan pengajaran
2.      merencanakan program belajar-mengajar
3.      melaksanakan, memimpin dan mengelola proses belajar-mengajar serta,
4.      menilai dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar
Kemudian aspek-aspek apa saja yang dapat mendorong seorang guru dapat mengembangkan proses belajar mengajar? Apa indikatornya? Serta kompensasi macam apa yang dijalankan guna tercapainya proses belajar mengajar dalam upaya mengembangkan profesionalismenya?
LANDASAN
Profesi Keguruan, Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata lainprofesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.
Suatu profesi memerlukan kompetensi khusus yaitu kemampuan dasar berupa ketrampilan menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan, dan prosedur teknis. Guru memerlukan kompetensi khusus yang berkenaan dengan tugasnya. Hal itu karena pendidikan tidak terjadi secara alami, tetapi dengan disengaja (disadari). Hubungan yang sederhana dan akal sehat saja belum cukup untuk melaksanakan pengajaran yang baik. Kompetensi guru tentu saja sinkron dengan bidang tugasnya, yaitu pengajaran, bimbingan dan administrasi. Ada anggapan bahwa untuk menjadi guru tidak perlu mempelajari metode mengajar, karena kegiatan mengajar bersifat praktis dan alami, siapapun dapat mengajar asalkan memiliki pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan. Dari pengalamannya, orang kelak akan dapat meningkatkan kualitas pengajarannya. Memang ada orang yang kebetulan dapat mengajar dengan baik tanpa mempelajari metode mengajar, tetapi ada pula yang juga kebetulan tidak dapat mengajar dengan baik karena tidak memperlajarinya. Pada dasarnya, guru-guru “kebetulan” itu bersandar kepada pengalaman pribadinya di dalam mengajar. Pada dasrnya pula, metodologi pengajaran merupakan hasil pengkajian dan pengujian terhadap pengalaman yang tidak lagi kebetulan, tetapi pengalaman yang mempunyai kebenaran berdasarkan metode ilmiah. Dengan demikian, metodologi pengajaran jauh lebih memberikan kemudahan kepada guru dalam menjalankan tugas mengajar. Di samping itu, ilmu pengetahuan dan orientsai pendidikan di zaman sekarang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menuntut guru untuk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan orientasi pendidikan yang baru serta metode-metode mengajar yang sesuai dengan perkembangan baru tersebut. Keberadaan metodologi pengajaran menunjukkan pentingnya kedudukan metode dalam system pengajaran. Tujuan dan isi pengajaran yang baik tanpa didukung metode penyampaian yang baik dapat melahirkan hasil yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan penaruh perhatian yang besar terhadap masalah metode.
PROSES PERKEMBANGAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Para ahli mengumakakan definisi belajar yang berbeda-beda, namun tampaknya ada semacam kesepakatan di antara mereka yang menyatakan bahwa perbuatan belajar mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan itu bersifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dn disadari bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relative ttap serta dapat diproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.
Perubahan dalam belajar bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi (penghargaan) perubahan tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuannya, atau perbuatannya. Artinya; Orang yang sudah melakukan perbuatan belajar bisa merasa lebih bahagia, lebih pandai menjaga kesehatan, memanfaatkan alam sekitar, meningkatkan pengabdian untuk kepentingan umum, dapat berbicara lebih baik dapat memainkan suatu alat musik atau melakukan suatu perbedaan, perubahan tersebut juga bisa bersifat pengadaan penambahan ataupun perluasan, pendek kata, di dalam diri seorang pelajar terdapat perbedaan keadaan antara sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar.
Pengertian di atas memberi petunjuk bahwa keberhasilan belajar dapat diukur berdasarkan perbedaan cara berpikir merasa dan berbuat sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang serupa. Umpamanya sebelum belajar pelajar belum dapat berwudlu, kemudian terjadi proses belajar mengajar, guru memberitahukan kepada pelajar syarat, rukun, bacaan dan tata cara berwudlu lalu pelajar mempraktikannya dan berlatih sampai akhirnya pelajar mampu berwudlu. Contoh lain pelajar diminta guru untuk berenang dari satu tepi kolam ke tepi yang lain, pelajar yang belum mengenal sama sekali situasi kolam renang langsung terjun dan hampir tenggelam. Guru yang memang sudah mengantisipasi bahwa hal itu akan terjadi segera membantunya dan mengajarinya cara berenang. Setelah belajar ia akhirnya dapat berenang, dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan pada cara pendekatan pelajar yang bersangkutan dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya merupakan bukti bahwa kegiatan belajar telah berhasil.
Bagaimana manusia belajar atau bagaimana belajar terjadi? Apa tanda-tanda bahwa ia telah belajar atau apa saja manifestasi belajar itu? Persoalan pertama berkaitan dengan perbuatan belajar, sedangkan persoalan kedua mengenai hasil belajar. Dengan mengetahui dua persoalan tersebut guru diharapkan dapat menentukan strategi dan langkah-langkah taktis pengajaran karena pengajaran adalah membuat pelajar belajar. Istilah “pelajar” dipilih ketimbang “pelajar” untuk menekankan pengertian tersebut.
Ada kecenderungan di masa sekarang untuk melupakan bahwa hakikt pendidikan adalah belajarnya pelajar, bukan mengajarnya guru, guru mendapat posisi yang istimewa dalam proses pendidikan sementara keinginana dan kemampuan pelajar secara mandiri untuk menciptakan, menemukan dan belajar untuk dirinya sendiri diabaikan. Hal itu telah merendahkan peranan pelajar dalam proses pendidikan, padahal belajar, sebagaimana ditekankan oleh John Dewey, menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh pelajar untuk dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, inisiatif belajar harus dating dari pelajar sendiri, guru hendaknya memposisikan diri sebagai pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu, sedangkan tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut berasal dari pelajar. Guru harus mendorong pelajar untuk belajar mandiri dengan dan bagi diri mereka sendiri, dengan kata lain, guru harus menjamin bahwa pelajar mampu menerima tanggung jawab untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan antusiasnya. Dipandang dari pengertian di atas, barangkali tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada “tujuan pengajaran” yang ada hanyalah tujuan belajar dilihat dari posisi guru sebagai pendorong kegiatan belajar maka tujuan trsebut “tujuan pembelajaran”.
Untuk mencapai interaksi belajar mengajar dibutuhkan komunikasi anatra guru dan peserta didik yang memadukan dua kegiatan. Yaitu kegiatan mengajar (usaha guru) dan kegiatan belajar (tugas peserta didik). Guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar, karena seringkali kegagalan pengajaran disebabkan oleh lemahnya system komunikasi. Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas sangat membantu guru dalam membuat perencanaan, demikian halnya dengan prinsip-prinsip psikologi. Dalam perencanaan program pengajaran, banyaknya pengalaman guru dalam memilih prosedur pengajaran akan sangat membantunya dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Sistem pengajaran di sekolah sekarang ini mengelompokkan tujuan pendidikan yang hendak dicapai ke dalam tiga bidang, yaitu :
1.      segi kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi.
2.      Segi efektif yang meliputi memperhatikan, merespon, menghayati dan menginternalisasi nilai.
3.      Segi psikomotorik yang meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa dan gerakan (respons) kompleks.
PENUTUP / KESIMPULAN
Aspek-aspek yang berhubungan dengan kediatan belajar mengajar jika diidentifikasi melalui cirri-ciri kegiatan yang disebut belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilakn perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan yang jelas perubahan itu terjadi karena proses dan usaha.
Kondisi fisiologis juga sangat berpengaruh terhdap belajar seseorang, orang yang sehat jasmaninya akan lain belajarnya dari orang yang kurang sehat. Dan yang tidak kalah penting adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.
Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar, beberapa factor psikologis yang utama meliputi, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif. 


By Puji Priyanto
   Apa, Mengapa dan Bagaimana Pekerjaan Profesi
Definisi Profesi menurut Walter Johnson : Seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
 Penjahit tidak termasuk pekerjaan profesi karena tidak memerlukan pendidikan tinggi dan disiplin ilmu yang kuat.
 Dalam menjalankan pekerjaannya seorang professional terikat kode etik profesi. Kode etik berfungsi untuk mengikat anggota profesi.
Menurut Robet W Richey profesi dipandang sebagai suatu karir hidup (e live career) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Berdasarkan pendapat tersebut maka :
o Seorang professional hanya mengerjakan profesinya terus-menerus.
o Profesi menjamin hidup layak bagi penyandangnya.
o Klien akan memberikan imbalan atas layanan yang diberikan seorang professional.Profesionalitas Sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.

2. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
 Menurut Amitai Etzioni, guru adalah jabatan semiprofessional, karena:
v
o pendidikan prajabatan guru relative pendek,
o kurangnya pengetahuan yang spesifik,
o otonomi yang kuran,
o control dari luar kurang kuat.
Menurut Winarno Surachmad : Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki persyaratan dasar ketrampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap.
 Yang termasuk guru dalam profesi keguruan yaitu :
o Dosen
o Widyaiswara
o Instruktur
 Hal-hal yang mendasari pendapat bahwa guru adalah sebuah profesi ialah adanya kode etik dan organisasi profesi (PGRI).
 Asumsi-asumsi yang melandasi perlunya profesionalisme guru adalah:
o Subyek pendidikan : manusia yang memiliki sifat unik,
o Inti pendidikan dalam prosesnya adalah PBM
o Teori-teori pendidikan merupakan jawaban terhadap kerangka hipotesis dalam menjawab
  permasalahan pendidikan.
 Status profesi keghuruan diperoleh dengan cara diperjuangkan oleh profesi itu sendiri.
 Sertifikasi adalah pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku suatu jabatan.
 Usaha-usaha profesionalisasi guru dapat dilakukan dengan cara :
o Kursus-kursus
o Penataran
o Seminar
o Lokakarya
 Yang termasuk anggota PGRI ialah :
o Guru TK
o Guru SD
o Gururu SLTP
o Guru SLTA
 Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan pada Kongres PGRI XIII

3. Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
 Untuk memperoleh Guru HIS pada masa penjajahan Belanda maka diselenggarakan pendidikan guru yaitu Hogere Kweekschool
 PGRI memiliki misi utama yaitu :
o Kesejahteraan
o Profesi
o Politisi/ideologis
 PGRI didirikan pada tanggal 25 November 1945.
Sebelum adanya guru yang dididik khusus sebagai tenaga guru (dalam LPTK) pada awalnya (masa penjajahan Belanda) profesi guru Bumiputra diperoleh dari orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan.
Sampai saat ini PGRI belum dapat berbuat banyak untuk kepentingan guru, karena masih bergantung pada pemerintah dalam menjalankan program-programnya.
 Menurut Mortenson ada 3 layanan profesi guru yaitu :
o Administrasi
o Instruksional
o Bantuan
 Kemampuan atau professional guru tercermin pada penampilan sikap yang positif terhadap    keseluruhan tugasnya sebagai guru dan situasi pendidikan.
 Keandalan kerja guru dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
o Penghasilan yang tinggi karena kerjanya
o Kualitas kerja yang dibuat
 Hal-hal yang termasuk ke dalam gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional adalah pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.
 Hal-hal yang ternasuk gugus kemampuan professional yaitu penguasaan tentang teknik mengamati PBM.


Sumber: http//www.google.co.id/profesi keguruan




By Samin
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:
  1. standar unjuk kerja;
  2. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
  3. organisasi profesi;
  4. etika dan kode etik profesi;
  5. sistem imbalan;
  6. pengakuan masyarakat.
Profesi Keguruan
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.




Ciri-ciri Profesi Keguruan
Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.
  1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
  2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
  3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
  4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
  5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
  6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
  7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
  8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Latar Belakang Profesi Keguruan
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1) layanan administrasi pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
  2. Percaya kepada diri sendiri.
  3. Tenggang rasa dan toleran.
  4. Bersikap terbuka dan demokratis.
  5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
  6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
  7. Memahami tujuan pendidikan.
  8. Mampu menjalin hubungan insani.
  9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
  10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.

Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
  1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
  2. Bersikap simpatik.
  3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
  4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
  5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).

Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.
  1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
  2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
  3. Pengelolaan kelas.
  4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
  5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
  6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
  7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
  8. Menguasai metode berpikir.
  9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
  10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
  11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
  12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
  13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.
  14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.
  15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.
  16. Berani mengambil keputusan.
  17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.
  18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.
  19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.

Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.
Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.

Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa).
Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran (satpel).
Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa dalam PBM yang sedang berlangsung.
Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.
Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.

Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
  1. Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
  2. Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
  3. Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
  4. Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
  5. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik

Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar

Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.
Pengertian dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
  1. Bimbingan dapat diartikan sebagai “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”.
  2. Konseling diartikan sebagai “proses membantu individu (klien) secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya”.
  3. Konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan, yang dipandang inti dari keseluruhan layanan bimbingan.
  4. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu atau peserta didik agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal, baik menyangkut aspek fisik, intelektual, emosional, sosial maupun moral-spiritual.

Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan
  1. Sebagai proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), bimbingan berfungsi sebagai upaya (a) pemahaman,(b) pencegahan, (c) pengembangan, dan (d) perbaikan.
  2. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip (a) individu atau peserta didik sedang berada dalam proses berkembang, (b) sasaran bimbingan adalah semua peserta didik, (c) mempedulikan semua aspek perkembangan, (d) kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi penentuan pilihan, (e) bimbingan merupakan bagian terpadu pendidikan, dan (f) bantuan yang diberikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan peserta didik merealisasikan dirinya.
  3. Penyelenggaraan bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-asas, seperti kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan, dan tut wuri handayani.
Bidang dan Jenis-jenis Layanan Bimbingan
  1. Penyelenggaraan bimbingan itu, meliputi bidang-bidang pribadi, sosial, akademik, dan karier.
  2. Jenis-jenis layanan bimbingan, meliputi orientasi, informasi, pembelajaran, bimbingan kelompok, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, dan konseling kelompok
Hubungan Bimbingan dengan Pendidikan
Pendidikan akan terselenggara dengan baik, apabila ditunjang oleh komponen-komponennya yang meliputi bidang kepemimpinan atau administrasi, pengajaran, dan layanan pribadi siswa atau bimbingan. Melalui bimbingan, proses pendidikan dapat memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek atau karakteristik pribadi siswa secara optimal.

Peran Kepembimbingan Guru dalam Pembelajaran di Sekolah
Sesuai dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak sekolah, bimbingan dan konseling di sekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru BP. Bimbingan di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali hal-hal yang memerlukan penanganan khusus.
Dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu menampilkan peran kepemimpinan dengan jalan menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang bermuatan/bernuansa bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru berperan tidak hanya sebatas menyampaikan bahan ajar, tetapi sekaligus mengembangkan perilaku-perilaku efektif baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi, sosial maupun karir.
Membantu Siswa Bermasalah
Masalah yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar dan masalah bukan belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut bermuara menjadi kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi dengan melakukan tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, pengamatan kebiasaan belajar.
Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar bisa digolongkan ke dalam faktor eksternal dan internal. Ada beberapa teknik membantu siswa yang kesulitan belajar, yaitu (1) pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4) peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

Pengembangan Program Bimbingan di Sekolah
Ada 4 komponen inti dalam program bimbingan, yaitu (1) Layanan dasar umum, (2) Layanan responsif, (3) Layanan perencanaan individual, dan (4) Pendukung sistem. Layanan dasar umum adalah layanan yang diarahkan untuk membantu seluruh murid mengembangkan perilaku-perilaku yang harus dikuasai untuk jangka panjang. Layanan responsif adalah layanan membantu murid mengatasi masalah atau mengembangkan perilaku yang menjadi kebutuhan pada saat ini dan harus segera dilayani. Layanan perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan, karir dan pengembangan pribadi.

Sumber: http//www.google.co.id/profesi keguruan