Thursday, May 26, 2011

Peranan Guru sebagai Lingkungan Belajar Bahasa kedua

Peranan Guru sebagai Lingkungan
Belajar Bahasa Kedua
Prof. DR. Sumarsono, M.ED.
STKIP Singaraja

Pengantar

Tulisan ini tidak bayak menekankan aspek "ilmiah teoretis" tentang belajar dan pembelajaran bahasa kedua (B2). Dalam hal ini B2 itu adalah bahasa Indonesia (BI) yang sudah banyak dibahas orang, apalagi teori-teori itu pun kebanyakan berasal dari dunia barat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita di Indonesia. Pengalaman penulis dalam belajar bahasa dan "memperoleh" bahasa Inggris, dan pengalamannya dalam mengajarkan BI kepada orang atau penutur non-BI, akan mewarnai tulisan ini.

Belajar dan Lingkungan Belajar

Banyak sekali batasan tentang belajar, tetapi penulis berpegang kepada batasan kaum kognisi, khususnya Jean Piaget, yang pada intinya mengemukakan bahwa belajar merupakan interaksi antara individu pebelajar (learner) dengan lingkungan. Dalam Language Two, oleh Heidy Dulay, dkk mengemukakan adanya empat lingkungan makro dan tiga lingkungan mikro yang bisa berpengaruh. Lingkungan makro ialah (1) kealamian bahasa yang didengar; (2) peranan pebelajar dalam komunikasi; (3) ketersediaan alat acuan untuk memperjelas makna; dan (4) siapa yang menjadi model bahasa sasaran. Lingkungan mikro terdiri dari (1) tonjolan (salience), (2) balikan (feedback), dan (3) frekuensi. Pertanyaannya, di mana posisi guru? Jawaban saya, guru merupakan salah satu tonggak lingkungan: pada lingkungan makro dia setidaknya bisa berposisi sebagai model, dan pada lingkungan mikro guru berposisi sebagai pemberi balikan.

Pendekatan

Di dunia pembelajaran bahasa (language learning) sekarang, termasuk pembelajaran B2, tampak masih diberlakukan pendekatan komunikatif integratif, disamping Ausable yang mengingatkan ihwal pentingnya kebermaknaan dalam belajar (meaningful learning) bagi pebelajar. Berdasarkan pendekatan ini, metode dan teknik pembelajaran mengarah pada kegiatan berkomunikasi yang bermakna bagi pebelajar. Pendekatan integratif dilandasi oleh konsep bahwa bahasa itu mempunyai tali-temali secara internal (fonem, kata, frase, klausa, dan kalimat) dan eksternal. Hubungan antarunsur tadi diatur oleh gramatika yang merupakan komponen kebahasaan sebagai dasar untuk memahami dan menggunakan bahasa. Secara eksternal, bahasa mempunyai hubungan dengan budaya dan seluruh bidang kehidupan.

Konsep Pemerolehan Bahasa

Sejak tahun 1979 dunia pendidikan di Indonesia berkenalan dengan pembedaan antara hasil instruksional berupa kompetensi pebelajar atas pengetahuan dan keterampilan dalam ranah intelektual, emosional, dan fisik (psikomotor), dan hasil pengiring (nurturent effect), serta nilai (value). Pelajaran yang dapat dipetik dari konsep ini ialah ada sesuatu yang diperoleh siswa dari apa yang diajarkan guru atau dipelajari siswanya. Hal tersebut sejajar dengan munculnya pembedaan antara konsep pembelajaran (learning) dan pemerolehan (acquisition) bahasa. Istilah "pemerolehan" terpaut dengan kajian psikolinguistik ketika kita berbicara mengenai anak-anak dengan bahasa ibunya. Dengan beberapa pertimbangan, istilah pertama dipakai untuk belajar B2 dan istilah kedua dipakai untuk bahasa ibu (B1). Faktanya, belajar selalu dikaitkan dengan guru, kurikulum, alokasi waktu, dan sebagainya, sedangkan dalam pemerolehan B1 semua itu tidak ada. Ada fakta lain bahwa dalam memperoleh B1, anak mulai dari nol; dalam belajar B2, pebelajar sudah memiliki bahasa.
Dengan "mesin" pemerolehan bahasa yang dibawa sejak lahir anak mengolah data bahasa lalu memproduksi ujaran-ujaran. Dengan watak aktif, kreatif, dan inofatif, anak-anak akhirnya mampu menguasai gramatika bahasa dan memproduksi tutur menuju bahasa yang diidealkan oleh penutur dewasa. Anak memiliki motivasi untuk segera masuk ke dalam lingkungan sosial, entah kelompok sebaya (peer group) atau guyup (community).

Bahasa Indonesia sebagai B2

Sudah dikemukakan bahwa teori tentang belajar B2 berasal dari dunia barat, dan B2 yang terlibat dalam teori ini adalah bahasa Inggris. Dalam menerapkan teori tersebut, kita perlu bersikap lebih arif bahkan kalau mungkin menciptakan teori berdasarkan pengalaman kita. Keragaman bahasa tidak boleh membuat kita lupa bahwa yang harus diajarkan kepada siswa asing ialah ragam baku (lihat Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Pedoman EYD).
Hal lain yang harus diingat ialah bahwa BI mempunyai karakteristik tersendiri termasuk aspek gramatika, konsep tentang ruang dan waktu. Kita punya sini, situ, sana; kita bisa mengucapkan Selamat malam, ketika bertemu orang pada pukul 19.00 atau 02.00; bahkan Selamat bekerja, Selamat belajar (yang padanannya dalam bahasa Inggris pasti tidak memakai Good& ).

Pengalaman Penulis dan Peran Guru

Dalam pengertian belajar di atas, guru berperan sebagai salah satu tonggak lingkungan, nara sumber, pemberi masukan, model bahasa sasaran, dan pemberi balikan. Berikut adalah paparan penulis tentang pengalaman pribadinya dalam belajar dan mengajar B2. Penulis mengenal bahasa Inggris ketika menjadi murid SMP, 1951, dan selama tiga tahun diajar secara bergantian oleh empat guru dengan kemampuan dan gaya yang berbeda. Yang mereka ajarkan sebagian besar ialah kaidah gramatika, kosakata, dan terjemahannya; tidak ada model pembelajaran yang komunikatif atau dialog.
Memasuki SMA/A penulis mempunyai guru yang pintar berbahasa Inggris dan mampu berperan sebagai pemberi motivasi. Beliau memberikan instruksi dalam bahasa Inggris dan ketika saya belum mampu bertutur dalam bahasa Inggris beliau menjelaskan dalam BI. Penulis juga mempunyai seorang teman yang pandai berbahasa Inggris. Di kelas 3 ada 3 teman baru yang bahasa Inggrisnya juga bagus. Mereka ini menambah lingkungan belajar yang makin kaya. Sementara itu, guru tidak mampu memperhatikan secara individual kebutuhan dan hambatan belajar siswa. Dalam bahasa pendidikan, guru saya belum berperan sebagai pelaku remedial bagi tiap-tiap siswa.
Dengan modal pas-pasan saya masuk ke IKIP (waktu itu bernama PTPG), 1957, jurusan bahasa Indonesia. Mata kuliah Aplikasi Bahasa Inggris diajarkan di tingkat 1. Guru kami, Mr Tan, terkenal "maut" di jurusan bahasa Inggris sehingga kami merasa takut untuk berkomunikasi. Materi yang disajikan betul-betul sesuai dengan kebutuhan kami, yakni membaca bacaan berbahasa Inggris yang isinya berkaitan dengan ihwal kebahasaan.
Dorongan belajar makin meningkat ketika di tahun ke-3 datang dosen baru, Drs. Umar Junus (terakhir profesor di Universitas Malaysia, Kuala Lumpur), yang dalam berkuliah banyak mengutip bahasa Inggris. Di tingkat 3 itu pula, saya mencoba menerjemahkan 3 bab buku Bloomfield Language. Tanpa disadarinya, dosen ini mampu menjadi lingkungan yang baik memberi saya motivasi belajar.
Tahun 1960 saya menamatkan Sarjana Muda saya. Tahun 1961 ketika di tingkat doktoral saya bertemu lagi dengan dosen tadi. Saya mempunyai 4 teman belajar yang bahasa Inggrisnya lumayan baik. Umar Junus menuntut kami mempelajrai buku Noam Chomsky, Syntactic Structure. Komunitas yang menjadi lingkungan saya lebih baik lagi karena ada banyak mahasiswa jurusan bahasa Inggris.
Tahun 1968 saya pindah ke Singaraja. Tahun 1971 saya diminta memberi pelajaran bahasa Indonesia kepada seorang warga Amerika, tanpa memiliki buku pegangan dan tentu saja tanpa pengalaman mengajar BIPA. Syukur, dia (si Amerika) punya buku pegangan terbitan Singapura yang di sana-sini tidak sesuai dengan kondisi BI. Metode yang saya gunakan ialah komunikatif praktis, tanpa saya ketahui apakah metode itu benar atau salah. Saya kadang-kadang menjelaskan sesuatu dalam bahasa Inggris; dan kalau bahasa Inggris saya keliru dia bertanya (dalam bahasa Inggris) tentang maksud penjelasan saya. Dalam berbagai kesempatan, saya ajak dia berdialog dalam bahasa campuran Indonesia-Inggris.
Pengalaman mengajar tadi memberi hal-hal positif pada saya. Saya makin berani berbicara dalam bahasa Inggris dan "tidak takut salah". Saya juga memperoleh banyak ungkapan bahasa Inggris untuk mengoreksi kesalahan saya. Murid ini ternyata telah menjadi guru saya dalam belajar B2. Karena dia penutur asli (native speaker), maka saya yakin bahasa Inggris yang saya terima pasti benar. Saya telah memperoleh lingkungan alami dalam sosok seorang guru, meskipun alaminya belum sempurna.
Tahun 1975 saya nekat masuk menjadi mahasiswa reguler jurusan bahasa Inggris di FKIP Singaraja. Akhir 1976, ketika saya naik tahun ke-3 saya mengikuti tes bahasa Inggris untuk belajar ke luar negeri. Awal 1977 saya berangkat ke Australia, tinggal di sana selama dua tahun.
Australia adalah negeri "tuan rumah" bahasa Inggris bagi saya. Sifat alami lingkungan saya adalah nyata dan saya banyak memperoleh bahasa Inggris dari "guru-guru informal dan natural".
Beberapa tahun kemudian saya berkesempatan mengajarkan BI kepada seorang penutur asli bahasa Perancis, yang sudah cukup baik kemampuannya ber-BI. Metode yang saya pakai mirip dengan pengalaman pertama. Mungkin karena kecerdasannya yang cukup baik, tampak dari pertanyaan-pertanyaannya yang kritis, maka dalam dua bulan pertama dia sudah mampu mengambil putusan untuk berhenti berlangganan koran lokal di Bali, dan menggantikannya dengan koran yang dinilainya sendiri bagus.
Beberapa tahun terakhir ini saya diberi tugas untuk mengajar sejumlah mahasiswa Australia yang kemampuan bahasa Indonesianya amat rendah. Saya melakukan cara-cara berikut: menggunakan bahasa campuran (Inggris-BI), berbicara BI dalam kecepatan rendah (konvergensi); tidak menuntut pebelajar untuk segera berbicara BI; saya memakai banyak gambar dan bagan untuk menjelaskan; dalam beberapa hal saya menggunakan konstruksi-kalimat bandingan (BI-Inggris). Secara makro, mereka saya dorong untuk berinteraksi dengan lingkungan alami (kampus dan luar kampus), mulai dengan "masa diam" (silent period) untuk memahami ujaran dan melakukan komunikasi satu arah.

Penutup

Dari paparan setakat ini saya dapat merangkum pandangan saya sbb: dalam pembelajaran BIPA saya memakai pandangan Piaget bahwa belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan lingkugan (makro dan mikro), melalui akomodasi (reseptif, memahami, masa diam) dan asimilasi. Guru berperan sebagai pencipta kondisi lingkungan yang kondusif, pemotivasi, nara sumber, model, dan pemberi balikan. Dalam posisi semacam itu saya berharap guru BIPA menyadari pentingnya analisis kebutuhan pebelajar secara individual; pemahaman terhadap berbagai ragam BI khususnya ragam yang selama ini mungkin melekat pada dirinya; penciptaan teknik-teknik mengajar yang khas tetapi harus tetap pada alur pendekatan komunikatif dan integratif dan tetap memperhatikan konsep pemerolehan B2 melalui balikan-balikan terhadap tutur pebelajar sebagai bahan remedial bagi tutur yang memerlukan koreksi. Disajikan dalam Lokakarya BIPA Regional Bali III, IALF Bali, 11 Desember 1999.

Daftar Bacaan:

Goodman, Ken. What's Whole in Whole Language. Toronto, Scholastic TAB Publishing Ltd. Joni, T. Raka. Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta,P2LPTK, Ditjen Dikti.
Laarsen-Freeman, Diana. 'Expanding Roles of Learners and Teachers in Learner-Centered Instruction', dalam Willy A. Renandya dan George Jacobs (eds.). Learners and Learning. Singapore, SEAMEO Regional Language Centre.
Sumarsono:
1984 Seluk Beluk Pemerolehan Bahasa Pertama. BacaanPsikolinguistik. Diktat. Singaraja, FKIP UNUD. 1985 Seluk Beluk Belajar Bahasa Kedua. Adaptasi Heidy Dulay. Language Two. 1982.
1999a 'Pelaksanaan Pengajaran bahasa Indonesia yang terpadu dengan Berbagai Bidang Studi yang Praktis dan Murah', makalah dalam Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra, HUT Univ. Bung Hatta, Padang, 15-16 April 1999.
1999b 'Kondisi Pengajaran Bahasa Indonesia yang terpadu dengan Berbagai Bidang Studi yang Praktis dan Murah, makalah dalam Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra, HUT Univ. Bung Hatta, Padang, 15 - 16 April 1999.

Tuesday, May 24, 2011

Contoh Surat Pernyataan

Berikut adalah salah satu contoh surat pernyataan dalam arsip melamar pekerjaan. Format ini hanya contoh saja, formatnya dapat Anda ubah sesuai kebutuhan.
SURAT   PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :: ___________________________________________
Tempat dan tanggal lahir :: ___________________________________________
Agama :: ___________________________________________
Alamat :: ___________________________________________
___________________________________________



Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya :
  1. Tidak  pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan  pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan;
  2. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan  sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai BUMN / BUMD atau Pegawai Swasta;
  3. Tidak berkedudukan  sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil;
  4. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah negara Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah;
  5. Tidak menjadi pengurus dan/atau anggota partai politik.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia dituntut dimuka pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah, apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar.
Gresik, …………………………..20xx
Yang membuat pernyataan
materai
Rp. 6.000,-
(_____________________)

Wednesday, May 4, 2011

komak

Kacang komak merupakan kacang yang ternyata menempati urutan ketiga dalam hal kandungan gizi dibandingkan dengan kacang-kacang yang lainnya.
Komak banyak ditemui di daerah Probolinggo, Jawa Timur.Komak dapat hidup di cuaca yang sangat panas dan tanah yang minim air sekalipun.Masyarakat biasa memasak komak untuk sayur asam.
Komak muda yang biasanya dimasak sayur asam.Bagian yang dimasak adalah biji komak berikut kulitnya.Kulit komak turut dimasak karena berfungsi sbg kaldu sayuran.Bila sudah matang, yang dimakan adalah bijinya saja dan kulitnya tidak umum dimakan (seperti makan kacang).Sayur asam komak nikmat dihidangkan dengan nasi jagung, sambal tomat, tempe goreng dan ikan asin.
Komak yang sudah tua pun bisa dikonsumsi.Caranya dengan menjemur komak tua hingga kering.Setelah kering benar, komak diambil biji-bijinya saja sedangkan kulitnya dibuang.Setelah itu, biji komak kering direbus hingga matang.Setelah matang, komak tua dapat dimasak dengan bumbu.Misal dibuat sambal goreng.

Saat harga kacang kedelai melambung, perhatian kini tertuju pada kacang komak sebagai alternatif pengganti. Para peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB sudah mencoba kacang komak (koro) untuk pembuatan tahu. Hasilnya tahu lebih lembut, namun rasanya sedikit "langu" (kurang sedap).

Kandungan gizi kacang komak tidak jauh berbeda dan harga lebih murah.
Kacang komak bertekstur lembut, sehingga untuk pembuatan tahu masih harus dicampur 80 persen kedelai supaya tahu tidak mudah hancur. Sedangkan untuk tempe, bisa 100 persen kacang komak. Kacang komak juga dapat digunakan untuk bahan pembuatan kecap dan makanan bayi. Masyarakat Nusa Tenggara Barat  sejak dulu sudah mengkonsumsi tempe dari bahan kacang komak. svcorkbean1 "Penampilan kacang komak tidak berbeda jauh dengan kedelai. Bahkan dibandingkan kedelai lokal, tekstur kacang komak lebih lembut," kata Ir Arif Hartoyo, MSi seorang peneliti di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Beliau juga menjelaskan bahwa kacang komak merupakan tanaman asli Indonesia dengan produktivitasnya tinggi yakni 6-10 ton per hektar. Sedangkan kedelai bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari daerah subtropis ini produktivitasnya rendah yakni 1-3 ton per hektar.
Semoga kacang komak dapat dapat menjadi pilihan untuk mengurangi dampak kesulitan yang sedang terjadi saat ini. Sebuah kalimat bijak mengatakan: "Sesungguhnya, dalam kesulitan itu ada kemudahan."***
(dari berbagai sumber)

Lumajang tercinta

Nama Lumajang berasal dari "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babad Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
Karena Prasasti Mula Manurung di nyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri. Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1 - 3 prasasti Mula Manurung menyebutkan "Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang" yang artinya : Beliau Nararyya Sminingrat (Wisnuwardhana) ditetapkan menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990
Sejak tahun 1928 Lumajang telah dipimpin oleh sejumlah bupati. Bupati-bupati yang pernah dan sedang memimpin Lumajang antara lain:
  1. KRY Kertodirejo (1928 - 1941)
  2. R. Abu Bakar ( 1941 - 1948 )
  3. R. Sastrodikoro ( 1948 - 1959 )
  4. R. Sukardjono ( 1959 - 1966 )
  5. RN.G. Subowo ( 1966 - 1973 )
  6. Suwandi ( 1973 - 1983 )
  7. Karsid ( 1983 - 1988 )
  8. H.M. Samsi Ridwan ( 1988 - 1993 )
  9. Tarmin Hariyadi( 1993 - 1998 )
  10. Drs. Achmad Fauzi( 1998 - 2008)
  11. Dr. H. Sjahrazad Masdar, MA ( 2008 - 2013)

[sunting] Pembagian administrasi

Desa di daerah Dampar (1934)
Kali Mayong dekat Dampar (1934)
Kabupaten Lumajang terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas 197 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Lumajang.

[sunting] Geografi

Kabupaten Lumajang terletak pada 112�53' - 113�23' Bujur Timur dan 7�54' - 8�23' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu :
-  Gunung Semeru (3.676 m)
 -  Gunung Bromo (3.2952 m)
 -  Gunung Lamongan (1.668 m)
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut :
-  Sebelah barat    :   Kabupaten Malang
 -  Sebelah utara    :   Kabupaten Probolinggo
 -  Sebelah timur    :   Kabupaten Jember
 -  Sebelah selatan :   Samudera Indonesia

[sunting] Relief

Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan tapal kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Bagian timur laut adalah ujung barat Pegunungan Iyang.
Bagian Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Dilingkaran pegunungan semeru terdapat daerah piket nol yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu yang menjadi habibat bagi kawanan kera dan ribuan kelelawar (keloang). Terdapat juga sebuah tempat wisata mata air suci dan pura watu klosot di Pasrujambe yang menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali. Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut 63.405,50 Ha (35,40 %) dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0-25 m dpl yaitu 19.722,45 Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.

[sunting] Iklim

Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim type C dan sebagian kecamatan lainnya beriklim D. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-2.500 mm. Temperatur sebagian besar wilayah 24 °C - 32 °C, sedangkan di kawasan pegunungan dapat mencapai 5 °C, terutama di daerah lereng Gunung Semeru. Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu tempat pada periode yang panjang. Iklim merupakan unsur yang memengaruhi manusia dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Unsur-unsur yang sifatnya tertentu seperti temperatur, hujan, angin dan tekanan udara diamati sifatnya selama selang waktu yang panjang (30 tahun).
Di Kabupaten Lumajang penentuan iklim didasarkan sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Ferguson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan buah-buahan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm.
       Bulan-bulan kering tersebut rata-rata terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September, dan bulan-bulan lainnya adalah bulan basah.

[sunting] Vulkanologi

Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat sekitarnya.

[sunting] Hidrografi

Kabupaten Lumajang mempunyai 31 sungai dan 6 air terjun. Selain itu juga terdapat danau (ranu) yakni Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali di kecamatan Klakah serta Ranu Pane dan Ranu Gumbolo di kecamatan Senduro.
Sungai-sungai besar dengan daerah aliran di lumajang dan sekitarnya antara lain Sungai Besuk Sat, Sungai Bondoyudo, Sungai Kaliasem, Sungai Kalimujur, Sungai Kali Pancing dan Sungai Rejali yang hampir kesemuanya bermuara di Pantai Laut Selatan. lumajang juga terdapat beberapa tempat wisata yang tidak kalah menariknya dari daerah lain seperti piket nol, hutan bambu dan juga pantai bambang dan pemandian selo kambang yang terletak di kec. sumbersuko dan masih banyak tempat tempat wisata lainnya. Keadaan hidrologi dan pengairan merupakan keadaan yang menggambarkan fisik tanah yang berhungungan dengan adanya genangan air, saluran irigasi, sungai dan danau. Dengan mengetahui keadaan tersebut akan dapat diketahui pemanfaatan tanah dan bagaimana cara pemanfaatnnya, yakni pada daerah yang banyak terdapat aliran sungai, penduduknya banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Pada daerah yang banyak terdapat saluran irigasi berarti daerah tersebut telah memanfaatkan tanahnya untuk budidaya pertanian lahan basah. Pada daerah yang banyak terdapat alur sungai berarti daerah tersebut telah memnfaatkan air tersebut sebagai bahan baku air bersih.

[sunting] Transportasi

Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya dan jalur kereta api lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Lumajang. Jalur tersebut melintasi ibukota kecamatan antara lain Ranuyoso, Randuagung, Klakah dan Jatiroto. Klakah merupakan kota terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya jalur kerata api ada yang melewati Lumajang sampai ke Pasirian dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke Rambipuji melewati Kencong, namun jalur peninggalan kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak awal tahun 1970.
Selain transportasi umum seperti kereta api, Masyarakat Lumajang mengenal transportasi rakyat yakni dokar (kereta kuda) untuk pengangkutan orang dan pegon (kereta sapi). Keberadaannya perlahan tergeser dan tergantikan dengan mesin-mesin transportasi modern dan sekarang ini digunakan secara terbatas pada lokasi dan momen tertentu

[sunting] Penduduk

Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama mayoritas adalah Islam. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat Tengger yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu. Di Senduro terdapat semacam bangunan yang menyerupai pura, yang kadang-kadang di buat tempat persembahan apabila ada hari besar umat hindu. Apabila hari biasa biasanya pura tersebut dijadikan sebagai tempat pariwisata.

[sunting] Pendidikan

Terdapat sejumlah sarana pendidikan dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi di Kabupaten Lumajang, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Beberapa Perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Lumajang antara lain :
  1. Universitas Lumajang (UNILU)
  2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Gama
  3. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
  4. Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)
  5. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syarifuddin|Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syarifuddin (STITS)
  6. Universitas Muhammadiyah|Universitas Muhammadiyah Lumajang
  7. Akademi Keperawatan Lumajang (AKPER Lumajang)
beberapa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang terletak di Kabupaten Lumajang antara lain:
  1. SMA Katolik Mgr.Soegijapranata
  2. SMP Katolik Bhara Widya
  3. SMP Negeri 1 Lumajang
  4. SMP Negeri 1 Tempeh
  5. SMP Negeri 2 Lumajang
  6. SMP Negeri 3 Lumajang
  7. SMP Negeri 4 Lumajang
  8. SMP Negeri 5 Lumajang
  9. SMA Negeri 1 Lumajang
  10. SMA Negeri 2 Lumajang
  11. SMA Negeri 3 Lumajang
  12. SMP Negeri 1 Senduro

[sunting] Olahraga

Kabupaten Lumajang memiliki beberapa sarana olahraga baik indoor maupun outdoor. Selain itu, di kabupaten lumajang juga terdapat beberapa serikat olahraga.

[sunting] Fasilitas Olahraga

  • Stadion Semeru
  • GOR Wirabakti
  • Lapangan Tennis Alun-Alun Selatan

[sunting] Serikat OlahRaga

[sunting] Pranala luar