Kalau anda datang ke desa Selok
Awar-awar yang pertama kali anda jumpai adalah truk Pasir ya truk pasir,
sekarang Selok bukan lagi desa penghasil komak terbesar seperti pada saat jaman
saya SMP dulu. Mungkin kedepan selok akan dijuluki desa truk pasir karena banyaknya
truk pasir yang setiap hari wira-wiri di jalan raya selok. Menurut sumber yang
saya baca, Lumajang mempunyai stok pasir terbanyak di Indonesia.
Mungkin ada sebagian warga Selok
Awar-awar bangga dengan adanya truk-truk tersebut karena membuat desa Selok
ramai seperti Kota dan sebagian ada yang
resah karena akibat yang ditimbulkannya. Saya adalah termasuk warga yang merasa
prihatin, tanya kenapa?, Semakin lama pasir di keruk maka akan semakin dalam
dan anda bisa memprekdisikan sendiri akibatnya bagaimana bagi penduduk sekitar
pantai dan warga selok awar-awar tentunya.
Selain itu banyak lagi efek yang
ditimbulkan dari penambangan itu. Kalau seandainya dalam sehari pasir termuat
25 truk, jadi berapa truk dalam satu tahun ?, apakah anak saya nanti masih bisa
menikmati keindahan pantai reperti pada saat ini?, entahlah....
Dari pantauan saya ke TKP (Tempat
Kejadian Penambangan) kemarin, ada beberapa warga selok yang bekerja di situ
dan saya berpendapat akan semakin sulit pemerintah menutup penambangan pasir ini
karena pekerjaan warga yang yang bekerja di situ awalnya pedagang pepaya kecil-kecilan
(obrokan), bangunan, petani dll, mereka rela pindah kerja ke penambangan pasir
karena mereka nyaman di situ, nah semakin lama akan banyak lagi warga selok
yang memilih pekerjaan ini dan kalau seandainya pemerintah mau menutup tempat
penambangan bukannya tidak mungkin para pekerja akan brontak dengan alasan
mereka tidak punya pekerjaan lain walaupun mereka sadar apa yang mereka lakukan
dampaknya merusak alam. Inilah yang terjadi jika pemerintah lamban menangani,
ibarat kata kalau ada kabar orang mau mengebom desa pemerintah tidak berusaha
mencari cara menjinakkan bom tetapi mereka akan tangani setelah bom meledak/setelah
ada korban dari ledakkan (mirip sekali dengan film india lampau, setelah
kejadian baru polisi datang ke TKP hehehehehe tragis)
Jalan menuju pantai Watu Pecakpun mulai rusak parah karena Truk Pasir yang
muatannya berlebihan. memang tentu desa mendapatkan pemasukkan kas desa dari
kegiatan penambangan ini tetapi apakah tidak sama saja kalau desa mengeluarkan
dana untuk memperbaiki jalan raya Selok Awar-awar yang sudah rusak parah.
Walaupun katanya pihak penambang mau bertanggung jawab kalau jalan rusak tetapi
truk-truk pengangkut pasir sangat meresahkan warga, karena banyak debu
bertebaran di jalan raya yang diakibatkan dari truk pengangkut yang berjalan,
selain itu debu pasir yang bertebaran di belakang truk membuat orang yang naik
sepeda / motor di belakangnya kelilipan.
Janji pihak penambang untuk memperbaiki
jalan yang rusak sampai saat ini hanya isapan jempol belaka, kasian para petani
yang setiap hari mengangkut rumput dengan sepeda ontel dari sawah/tegal mereka
harus melalui jalan raya yang rusak di sela truk-truk yang berlalu lalang,
mereka diam bukan berarti mereka tidak resah tetapi mereka diam karena mereka
merasa tidak punya wewenang untuk protes dan kepada siapa mereka harus
menyampaikan uneg-uneg mereka terkecuali anda mau turun ke lapangan. Apa yang
telah diusahakan pemerintah desa melihat keterpurukan ini?, membiarkannya?, mengambil
keuntungan pribadi ?, entalah hanya mereka yang tahu.
Kalau mereka berfikir ini demi
kesejahteraan warga menurut saya tentu salah, mensejahterakan warga tidak hanya
dengan cara merusak alam dan mengganggu warga lain.
Watu pecak berpotensi sekali dalam
pemasukkan desa. seandainya pemerintah desa mau mengelolah dengan baik Pantai
watu Pecak tentu para wisatawan jumlahnya akan lebih besar dari yang sekarang,
di area hutan pantai dibuatkan Kantin/warung berjajar yang bernuansa
tradisional dan para warga diberi penyuluhan tentang sadar wisata pasti turis
asingpun akan merasa senang singgah sejenak di Watu pecak tercinta dari pada
dana teralokasikan untuk aspal yang rusak karena truk pasir yang berlebihan,
sebab tidak ada truk pasir berlebihan maka tidak ada aspal rusak parah.
Saya berfikir desa saya sedang terjajah pengusaha
penambang pasir.
No comments:
Post a Comment