Saturday, February 25, 2012

Penambangan Pasir di Sekitar pantai Watu Pecak



Kalau anda datang ke desa Selok Awar-awar yang pertama kali anda jumpai adalah truk Pasir ya truk pasir, sekarang Selok bukan lagi desa penghasil komak terbesar seperti pada saat jaman saya SMP dulu. Mungkin kedepan selok akan dijuluki desa truk pasir karena banyaknya truk pasir yang setiap hari wira-wiri di jalan raya selok. Menurut sumber yang saya baca, Lumajang mempunyai stok pasir terbanyak di Indonesia.
Mungkin ada sebagian warga Selok Awar-awar bangga dengan adanya truk-truk tersebut karena membuat desa Selok ramai seperti Kota  dan sebagian ada yang resah karena akibat yang ditimbulkannya. Saya adalah termasuk warga yang merasa prihatin, tanya kenapa?, Semakin lama pasir di keruk maka akan semakin dalam dan anda bisa memprekdisikan sendiri akibatnya bagaimana bagi penduduk sekitar pantai dan warga selok awar-awar tentunya.
Selain itu banyak lagi efek yang ditimbulkan dari penambangan itu. Kalau seandainya dalam sehari pasir termuat 25 truk, jadi berapa truk dalam satu tahun ?, apakah anak saya nanti masih bisa menikmati keindahan pantai reperti pada saat ini?, entahlah....
Dari pantauan saya ke TKP (Tempat Kejadian Penambangan) kemarin, ada beberapa warga selok yang bekerja di situ dan saya berpendapat akan semakin sulit pemerintah menutup penambangan pasir ini karena pekerjaan warga yang yang bekerja di situ  awalnya pedagang pepaya kecil-kecilan (obrokan), bangunan, petani dll, mereka rela pindah kerja ke penambangan pasir karena mereka nyaman di situ, nah semakin lama akan banyak lagi warga selok yang memilih pekerjaan ini dan kalau seandainya pemerintah mau menutup tempat penambangan bukannya tidak mungkin para pekerja akan brontak dengan alasan mereka tidak punya pekerjaan lain walaupun mereka sadar apa yang mereka lakukan dampaknya merusak alam. Inilah yang terjadi jika pemerintah lamban menangani, ibarat kata kalau ada kabar orang mau mengebom desa pemerintah tidak berusaha mencari cara menjinakkan bom tetapi mereka akan tangani setelah bom meledak/setelah ada korban dari ledakkan (mirip sekali dengan film india lampau, setelah kejadian baru polisi datang ke TKP hehehehehe tragis)
Jalan menuju pantai Watu Pecakpun  mulai rusak parah karena Truk Pasir yang muatannya berlebihan. memang tentu desa mendapatkan pemasukkan kas desa dari kegiatan penambangan ini tetapi apakah tidak sama saja kalau desa mengeluarkan dana untuk memperbaiki jalan raya Selok Awar-awar yang sudah rusak parah. Walaupun katanya pihak penambang mau bertanggung jawab kalau jalan rusak tetapi truk-truk pengangkut pasir sangat meresahkan warga, karena banyak debu bertebaran di jalan raya yang diakibatkan dari truk pengangkut yang berjalan, selain itu debu pasir yang bertebaran di belakang truk membuat orang yang naik sepeda / motor di belakangnya kelilipan.
Janji pihak penambang untuk memperbaiki jalan yang rusak sampai saat ini hanya isapan jempol belaka, kasian para petani yang setiap hari mengangkut rumput dengan sepeda ontel dari sawah/tegal mereka harus melalui jalan raya yang rusak di sela truk-truk yang berlalu lalang, mereka diam bukan berarti mereka tidak resah tetapi mereka diam karena mereka merasa tidak punya wewenang untuk protes dan kepada siapa mereka harus menyampaikan uneg-uneg mereka terkecuali anda mau turun ke lapangan. Apa yang telah diusahakan pemerintah desa melihat keterpurukan ini?, membiarkannya?, mengambil keuntungan pribadi ?, entalah hanya mereka yang tahu.
Kalau mereka berfikir ini demi kesejahteraan warga menurut saya tentu salah, mensejahterakan warga tidak hanya dengan cara merusak alam dan mengganggu warga lain.
Watu pecak berpotensi sekali dalam pemasukkan desa. seandainya pemerintah desa mau mengelolah dengan baik Pantai watu Pecak tentu para wisatawan jumlahnya akan lebih besar dari yang sekarang, di area hutan pantai dibuatkan Kantin/warung berjajar yang bernuansa tradisional dan para warga diberi penyuluhan tentang sadar wisata pasti turis asingpun akan merasa senang singgah sejenak di Watu pecak tercinta dari pada dana teralokasikan untuk aspal yang rusak karena truk pasir yang berlebihan, sebab tidak ada truk pasir berlebihan maka tidak ada aspal rusak parah.
Saya berfikir desa saya sedang terjajah pengusaha penambang pasir.

No comments: