Karapan Kambing Memperebutkan Hadiah Sapi
Sebagai bentuk rasa syukur terhadap panen raya hasil pertanian dan menyambut musim tanam, warga Desa Selok Awar – awar, Kecematan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menggelar tradisi karapan kambing.
Tradisi ini sudah dilakukan setiap tahun. Karapan kambing ini mampu
menyedot perhatian masyarakat Kabupaten Lumajang dan Kabupaten sekitar
yakni Jember dan Probolinggo.
Kendati cuaca panas, tidak akan menyurutkan para peserta untuk
mengikuti tradisi karapan kambing ini. Mereka ingin sekadar ingin
menunjukkan kemampuan kambingnya saat diadu balapan dengan kambing milik
orang lain.
Dari jauh para pemilik kambing berusaha menggeber dan menyoraki
kambing mereka agar menjadi yang tercepat. Tradisi ini lebih menarik
disbanding karapan Sapi yang sudah pernah ada di Madura.
Tak jarang para pemilik kambing balap ini ikut berlari mengikuti dari
belakang dan berusaha memukul kambing agar lari lebih cepat. Yang jelas
tidak ada penunggang kambing dalam karapan kambing kali ini.
Kambing yang diikutkan karapan biasanya mendapatkan perlakuan khusus.
Seminggu sebelum berlaga, diantaranya selain dedaunan segar, setiap dua
hari sekali juga diberi jamu telur kunyit serta multi vitamin.
Harapannya kambing bisa berlari kencang dan meraih juara.
“Kita merawatnya harus benar – benar serius Pak. Karena memang
kambing ini khusus untuk balapan saja. Makanannya harus terjamin dan
terkontrol. Sehingga kita juga sernig memberinya jamu, dan makanan
terbaik,” ujar Kholisun, peserta kerapan kambing.
Gayung bersambut, ratusan warga sekitar daerah ini juga antusias
mengikuti jalannya kerapan kambing. Mereka bersorak dan riuh tepuk
tangan mendukung para peserta dan jagoannya masing – masing.
Tradisi turun temurun ini digelar tiap setahun sekali. Pesertanya
bisa berasal dari Jember, Probolinggo, Lumajang dan Pasuruan. Sementara
itu acara keesokan harinya adalah dilanjutkan selamatan desa. Dalam
karapan kambing kali ini memperebutkan piala bergilir Kades Selok Awar –
awar. Hadiah hiburannya berupa Sapi, Kulkas, dan Televisi
“Sebagai Desa yang memegang adat tradisi kita ingin budaya ini
dilanjutkan dan dipelihara. Maka Kades bersedia membantu Piala Bergilir
yang diperebutkan. Dan ini sudah berjalan tauhnan,” ujar Abdullah Ketua
Panitia Lumajang.
Peserta lomba karapan kambing ini dibagi menjadi tiga kelas. Kambing
ukuran besar diikuti 48 ekor. Ukurang sedang ada 96 ekor, dan kambing
kecil ada 48 ektor. Sedangkan jenis kambing yang diikutkan lomba adalah
jenis kambing gibas biasa.
“Kami bisa melangsungkan kegiatan ini dengan menarik pendaftaran dari
peserta Rp 100 ribu, per pendaftar. Dan semua kembali ke peserta lagi
berupa hadiah berupa Sapi, Kulkas dan Televisi. JIB
No comments:
Post a Comment