|
By Anggoro Tri |
Sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka
panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan
menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat seta tidak
menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang
paling maju mengakui bahwa pendidik / guru merupakan satu diantara sekian
banyak unsure pembentuk utama calon anggota masyarakat. Namun, wujud pengakuan
itu berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian
mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih konkrit, sementara
yang lain masih menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk
masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah daripada yang sepantasnya.
Demikian
pula, sebagian orang tua kadang-kadang merasa cemas ketika menyaksikan
anak-anak mereka berangkat ke sekolah, karena masih ragu akan kemampuan guru
mereka. Di pihak lain setelah beberapa bulan pertama mengajar, guru-guru pada
umumnya sudah menyadari betapa besar pengaruh terpendam yang mereka miliki
terhadap pembinaan kepribadian peserta didik. Kesadaran umum akan besarnya
tanggung jawab seorang guru serta berbagai pandangan masyarakat terhadap peranannya
telah mendorong para tokoh dan ahli pendidikan untuk merumuskan ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh guru,
sebagai pengajar guru mempunya tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar
tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya
meliputi minimal empat pokok, yaitu :
1.
menguasai bahan pengajaran
2.
merencanakan program
belajar-mengajar
3.
melaksanakan, memimpin dan mengelola
proses belajar-mengajar serta,
4.
menilai dan mengevaluasi kegiatan
belajar-mengajar
Kemudian
aspek-aspek apa saja yang dapat mendorong seorang guru dapat mengembangkan
proses belajar mengajar? Apa indikatornya? Serta kompensasi macam apa yang
dijalankan guna tercapainya proses belajar mengajar dalam upaya mengembangkan
profesionalismenya?
LANDASAN
Profesi
Keguruan, Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan,
dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta
standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat
dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata
lainprofesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh
pekerjaan lain.
Suatu
profesi memerlukan kompetensi khusus yaitu kemampuan dasar berupa ketrampilan
menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan, dan prosedur teknis. Guru
memerlukan kompetensi khusus yang berkenaan dengan tugasnya. Hal itu karena
pendidikan tidak terjadi secara alami, tetapi dengan disengaja (disadari).
Hubungan yang sederhana dan akal sehat saja belum cukup untuk melaksanakan
pengajaran yang baik. Kompetensi guru tentu saja sinkron dengan bidang
tugasnya, yaitu pengajaran, bimbingan dan administrasi. Ada anggapan bahwa
untuk menjadi guru tidak perlu mempelajari metode mengajar, karena kegiatan
mengajar bersifat praktis dan alami, siapapun dapat mengajar asalkan memiliki
pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan. Dari pengalamannya, orang kelak
akan dapat meningkatkan kualitas pengajarannya. Memang ada orang yang kebetulan
dapat mengajar dengan baik tanpa mempelajari metode mengajar, tetapi ada pula
yang juga kebetulan tidak dapat mengajar dengan baik karena tidak memperlajarinya.
Pada dasarnya, guru-guru “kebetulan” itu bersandar kepada pengalaman pribadinya
di dalam mengajar. Pada dasrnya pula, metodologi pengajaran merupakan hasil
pengkajian dan pengujian terhadap pengalaman yang tidak lagi kebetulan, tetapi
pengalaman yang mempunyai kebenaran berdasarkan metode ilmiah. Dengan demikian,
metodologi pengajaran jauh lebih memberikan kemudahan kepada guru dalam
menjalankan tugas mengajar. Di samping itu, ilmu pengetahuan dan orientsai
pendidikan di zaman sekarang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
menuntut guru untuk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan orientasi
pendidikan yang baru serta metode-metode mengajar yang sesuai dengan
perkembangan baru tersebut. Keberadaan metodologi pengajaran menunjukkan
pentingnya kedudukan metode dalam system pengajaran. Tujuan dan isi pengajaran
yang baik tanpa didukung metode penyampaian yang baik dapat melahirkan hasil
yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan penaruh perhatian yang besar
terhadap masalah metode.
PROSES
PERKEMBANGAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Para ahli
mengumakakan definisi belajar yang berbeda-beda, namun tampaknya ada semacam
kesepakatan di antara mereka yang menyatakan bahwa perbuatan belajar mengandung
perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar.
Perubahan itu bersifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena
pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dn disadari bukan
kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan
pelajar. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan
pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan.
Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagi
pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relative ttap serta
dapat diproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.
Perubahan
dalam belajar bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
pengetahuan atau apresiasi (penghargaan) perubahan tersebut bisa meliputi
keadaan dirinya, pengetahuannya, atau perbuatannya. Artinya; Orang yang sudah
melakukan perbuatan belajar bisa merasa lebih bahagia, lebih pandai menjaga
kesehatan, memanfaatkan alam sekitar, meningkatkan pengabdian untuk kepentingan
umum, dapat berbicara lebih baik dapat memainkan suatu alat musik atau
melakukan suatu perbedaan, perubahan tersebut juga bisa bersifat pengadaan
penambahan ataupun perluasan, pendek kata, di dalam diri seorang pelajar
terdapat perbedaan keadaan antara sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
belajar.
Pengertian
di atas memberi petunjuk bahwa keberhasilan belajar dapat diukur berdasarkan
perbedaan cara berpikir merasa dan berbuat sebelum dan sesudah memperoleh
pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang serupa. Umpamanya sebelum belajar
pelajar belum dapat berwudlu, kemudian terjadi proses belajar mengajar, guru
memberitahukan kepada pelajar syarat, rukun, bacaan dan tata cara berwudlu lalu
pelajar mempraktikannya dan berlatih sampai akhirnya pelajar mampu berwudlu.
Contoh lain pelajar diminta guru untuk berenang dari satu tepi kolam ke tepi
yang lain, pelajar yang belum mengenal sama sekali situasi kolam renang
langsung terjun dan hampir tenggelam. Guru yang memang sudah mengantisipasi
bahwa hal itu akan terjadi segera membantunya dan mengajarinya cara berenang.
Setelah belajar ia akhirnya dapat berenang, dapat ditarik kesimpulan bahwa
perubahan pada cara pendekatan pelajar yang bersangkutan dalam menghadapi
tugas-tugas selanjutnya merupakan bukti bahwa kegiatan belajar telah berhasil.
Bagaimana
manusia belajar atau bagaimana belajar terjadi? Apa tanda-tanda bahwa ia telah
belajar atau apa saja manifestasi belajar itu? Persoalan pertama berkaitan
dengan perbuatan belajar, sedangkan persoalan kedua mengenai hasil belajar.
Dengan mengetahui dua persoalan tersebut guru diharapkan dapat menentukan
strategi dan langkah-langkah taktis pengajaran karena pengajaran adalah membuat
pelajar belajar. Istilah “pelajar” dipilih ketimbang “pelajar” untuk menekankan
pengertian tersebut.
Ada
kecenderungan di masa sekarang untuk melupakan bahwa hakikt pendidikan adalah
belajarnya pelajar, bukan mengajarnya guru, guru mendapat posisi yang istimewa
dalam proses pendidikan sementara keinginana dan kemampuan pelajar secara
mandiri untuk menciptakan, menemukan dan belajar untuk dirinya sendiri
diabaikan. Hal itu telah merendahkan peranan pelajar dalam proses pendidikan,
padahal belajar, sebagaimana ditekankan oleh John Dewey, menyangkut apa yang
harus dikerjakan oleh pelajar untuk dirinya sendiri.
Oleh sebab itu,
inisiatif belajar harus dating dari pelajar sendiri, guru hendaknya
memposisikan diri sebagai pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu,
sedangkan tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut berasal dari pelajar. Guru
harus mendorong pelajar untuk belajar mandiri dengan dan bagi diri mereka
sendiri, dengan kata lain, guru harus menjamin bahwa pelajar mampu menerima
tanggung jawab untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan antusiasnya.
Dipandang dari pengertian di atas, barangkali tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa sebenarnya tidak ada “tujuan pengajaran” yang ada hanyalah tujuan belajar
dilihat dari posisi guru sebagai pendorong kegiatan belajar maka tujuan trsebut
“tujuan pembelajaran”.
Untuk
mencapai interaksi belajar mengajar dibutuhkan komunikasi anatra guru dan
peserta didik yang memadukan dua kegiatan. Yaitu kegiatan mengajar (usaha guru)
dan kegiatan belajar (tugas peserta didik). Guru perlu mengembangkan pola
komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar, karena seringkali kegagalan
pengajaran disebabkan oleh lemahnya system komunikasi. Tujuan yang telah
dirumuskan dengan jelas sangat membantu guru dalam membuat perencanaan,
demikian halnya dengan prinsip-prinsip psikologi. Dalam perencanaan program
pengajaran, banyaknya pengalaman guru dalam memilih prosedur pengajaran akan
sangat membantunya dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Sistem
pengajaran di sekolah sekarang ini mengelompokkan tujuan pendidikan yang hendak
dicapai ke dalam tiga bidang, yaitu :
1.
segi kognitif yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi.
2.
Segi efektif yang meliputi
memperhatikan, merespon, menghayati dan menginternalisasi nilai.
3.
Segi psikomotorik yang meliputi
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa dan gerakan (respons)
kompleks.
PENUTUP /
KESIMPULAN
Aspek-aspek
yang berhubungan dengan kediatan belajar mengajar jika diidentifikasi melalui
cirri-ciri kegiatan yang disebut belajar adalah suatu aktivitas yang
menghasilakn perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun
potensial, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative lama dan yang jelas perubahan itu terjadi
karena proses dan usaha.
Kondisi
fisiologis juga sangat berpengaruh terhdap belajar seseorang, orang yang sehat
jasmaninya akan lain belajarnya dari orang yang kurang sehat. Dan yang tidak
kalah penting adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.
Semua
keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar,
beberapa factor psikologis yang utama meliputi, minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif.
|
By Puji Priyanto |
Apa, Mengapa dan Bagaimana Pekerjaan Profesi
Definisi Profesi menurut Walter Johnson : Seseorang yang menampilkan suatu
tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan
mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan
pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
Penjahit tidak termasuk pekerjaan
profesi karena tidak memerlukan pendidikan tinggi dan disiplin ilmu yang kuat.
Dalam menjalankan pekerjaannya seorang
professional terikat kode etik profesi. Kode etik berfungsi untuk mengikat
anggota profesi.
Menurut Robet W Richey profesi dipandang sebagai suatu karir hidup (e live
career) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Berdasarkan pendapat
tersebut maka :
o Seorang professional hanya mengerjakan profesinya terus-menerus.
o Profesi menjamin hidup layak bagi penyandangnya.
o Klien akan memberikan imbalan atas layanan yang diberikan seorang
professional.Profesionalitas Sikap para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya.
2. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
Menurut Amitai Etzioni, guru adalah
jabatan semiprofessional, karena:v
o pendidikan prajabatan guru relative pendek,
o kurangnya pengetahuan yang spesifik,
o otonomi yang kuran,
o control dari luar kurang kuat.
Menurut Winarno Surachmad : Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia
memiliki persyaratan dasar ketrampilan teknik serta didukung oleh sikap
kepribadian yang mantap.
Yang termasuk guru dalam profesi
keguruan yaitu :
o Dosen
o Widyaiswara
o Instruktur
Hal-hal yang mendasari pendapat bahwa
guru adalah sebuah profesi ialah adanya kode etik dan organisasi profesi
(PGRI).
Asumsi-asumsi yang melandasi perlunya
profesionalisme guru adalah:
o Subyek pendidikan : manusia yang memiliki sifat unik,
o Inti pendidikan dalam prosesnya adalah PBM
o Teori-teori pendidikan merupakan jawaban terhadap kerangka hipotesis dalam
menjawab
permasalahan pendidikan.
Status profesi keghuruan diperoleh
dengan cara diperjuangkan oleh profesi itu sendiri.
Sertifikasi adalah pengakuan secara
resmi kompetensi seseorang untuk memangku suatu jabatan.
Usaha-usaha profesionalisasi guru dapat
dilakukan dengan cara :
o Kursus-kursus
o Penataran
o Seminar
o Lokakarya
Yang termasuk anggota PGRI ialah :
o Guru TK
o Guru SD
o Gururu SLTP
o Guru SLTA
Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan pada
Kongres PGRI XIII
3. Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Untuk memperoleh Guru HIS pada masa
penjajahan Belanda maka diselenggarakan pendidikan guru yaitu Hogere
Kweekschool
PGRI memiliki misi utama yaitu :
o Kesejahteraan
o Profesi
o Politisi/ideologis
PGRI didirikan pada tanggal 25 November
1945.
Sebelum adanya guru yang dididik khusus sebagai tenaga guru (dalam LPTK) pada
awalnya (masa penjajahan Belanda) profesi guru Bumiputra diperoleh dari
orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan.
Sampai saat ini PGRI belum dapat berbuat banyak untuk kepentingan guru, karena
masih bergantung pada pemerintah dalam menjalankan program-programnya.
Menurut Mortenson ada 3 layanan profesi
guru yaitu :
o Administrasi
o Instruksional
o Bantuan
Kemampuan atau professional guru
tercermin pada penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan
situasi pendidikan.
Keandalan kerja guru dapat dilihat dari
berbagai segi yaitu:
o Penghasilan yang tinggi karena kerjanya
o Kualitas kerja yang dibuat
Hal-hal yang termasuk ke dalam gugus
pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional adalah pengetahuan tentang
proses sosialisasi dan kulturalisasi.
Hal-hal yang ternasuk gugus kemampuan
professional yaitu penguasaan tentang teknik mengamati PBM.
Sumber:
http//www.google.co.id/profesi keguruan
|
By Samin |
Profesi adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian
(expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri profesi, yaitu
adanya:
- standar unjuk kerja;
- lembaga pendidikan
khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas
akademik yang bertanggung jawab;
- organisasi profesi;
- etika dan kode etik
profesi;
- sistem imbalan;
- pengakuan masyarakat.
Profesi Keguruan
Pada dasarnya profesi guru
adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru
adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan
karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang
lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada
aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan
hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi
guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional,
personal dan sosial.
Ciri-ciri Profesi Keguruan
Ciri-ciri jabatan guru
adalah sebagai berikut.
- Jabatan yang melibatkan
kegiatan intelektual.
- Jabatan yang menggeluti
suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Jabatan yang memerlukan
persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang
memerlukan latihan umum belaka).
- Jabatan yang memerlukan
latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
- Jabatan yang
menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Jabatan yang menentukan
baku (standarnya) sendiri.
- Jabatan yang lebih
mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Jabatan yang mempunyai organisasi profesional
yang kuat dan terjalin erat.
Latar Belakang Profesi Keguruan
Jabatan guru
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat
dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan
guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga
yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh,
namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru,
pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga
pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui
Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah
anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah
PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian
berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).
Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Ruang lingkup layanan guru
dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1) layanan administrasi
pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang ketiganya
berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkup profesi guru
dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan
teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi
kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan
pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas
guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
- Beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
- Percaya
kepada diri sendiri.
- Tenggang
rasa dan toleran.
- Bersikap
terbuka dan demokratis.
- Sabar
dalam menjalani profesi keguruannya.
- Mengembangkan
diri bagi kemajuan profesinya.
- Memahami
tujuan pendidikan.
- Mampu
menjalin hubungan insani.
- Memahami
kelebihan dan kekurangan diri.
- Kreatif dan inovatif
dalam berkarya.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang
dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu,
perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada
kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah
tempat guru tinggal.
Beberapa
kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
- Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan
orang tua Peserta didik.
- Bersikap
simpatik.
- Dapat
bekerja sama dengan BP3.
- Pandai
bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
- Memahami Dunia
sekitarnya (Lingkungan).
Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi
Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi
yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar
dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang
lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa
komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.
- Penguasaan
Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
- Pengelolaan
program belajar-mengajar.
- Pengelolaan
kelas.
- Pengelolaan
dan penggunaan media serta sumber belajar.
- Penguasaan
landasan-landasan kependidikan.
- Kemampuan
menilai prestasi belajar-mengajar.
- Memahami
prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
- Menguasai
metode berpikir.
- Meningkatkan
kemampuan dan menjalankan misi profesional.
- Memberikan
bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
- Memiliki
wawasan tentang penelitian pendidikan.
- Mampu
menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
- Mampu
memahami karakteristik peserta didik.
- Mampu
menyelenggarakan Administrasi Sekolah.
- Memiliki
wawasan tentang inovasi pendidikan.
- Berani
mengambil keputusan.
- Memahami
kurikulum dan perkembangannya.
- Mampu
bekerja berencana dan terprogram.
- Mampu menggunakan waktu
secara tepat.
Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Penguasaan
Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.
Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu
pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan
kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam
materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh
kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.
Penguasaan
bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan
pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang
menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa
kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan
situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan
diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang
akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan
siswa).
Keputusan
situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan
pelajaran (satpel).
Keputusan
transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan
dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang
diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa
dalam PBM yang sedang berlangsung.
Keputusan
transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam melaksanakan PBM.
Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses
pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya
pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran
harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi
kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan
pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup
komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana
kegiatan, (d) rencana evaluasi.
Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
- Pembelajaran
yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai
dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung
dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan
atau kondisi belajar yang kondusif.
- Pendekatan
pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan
memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan
dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
- Masalah
pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi
sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan
prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
- Lingkungan
belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman
dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui
tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan
strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
- Penataan lingkungan
fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena
memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik
Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan
keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan
teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang
digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam
suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil
pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil
belajar
Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi
pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan
siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa
yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial
mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut
pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang
tua.
Pengertian dan Tujuan
Bimbingan dan Konseling
- Bimbingan
dapat diartikan sebagai “proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan optimal”.
- Konseling
diartikan sebagai “proses membantu individu (klien) secara perorangan
dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau
memecahkan masalah yang dihadapinya”.
- Konseling
merupakan salah satu jenis layanan bimbingan, yang dipandang inti dari
keseluruhan layanan bimbingan.
- Bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu individu atau peserta didik agar dapat
mengembangkan kepribadiannya secara optimal, baik menyangkut aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial maupun moral-spiritual.
Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan
- Sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu (siswa), bimbingan berfungsi sebagai upaya (a) pemahaman,(b)
pencegahan, (c) pengembangan, dan (d) perbaikan.
- Bimbingan
diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip (a) individu atau peserta
didik sedang berada dalam proses berkembang, (b) sasaran bimbingan adalah
semua peserta didik, (c) mempedulikan semua aspek perkembangan, (d)
kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi penentuan pilihan, (e)
bimbingan merupakan bagian terpadu pendidikan, dan (f) bantuan yang
diberikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan peserta didik
merealisasikan dirinya.
- Penyelenggaraan
bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-asas, seperti
kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan, dan tut wuri handayani.
Bidang dan Jenis-jenis
Layanan Bimbingan
- Penyelenggaraan bimbingan itu, meliputi
bidang-bidang pribadi, sosial, akademik, dan karier.
- Jenis-jenis layanan
bimbingan, meliputi orientasi, informasi, pembelajaran, bimbingan
kelompok, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, dan konseling
kelompok
Hubungan Bimbingan dengan
Pendidikan
Pendidikan
akan terselenggara dengan baik, apabila ditunjang oleh komponen-komponennya
yang meliputi bidang kepemimpinan atau administrasi, pengajaran, dan layanan
pribadi siswa atau bimbingan. Melalui bimbingan, proses pendidikan dapat
memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek atau karakteristik pribadi siswa secara
optimal.
Peran Kepembimbingan Guru
dalam Pembelajaran di Sekolah
Sesuai
dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak sekolah, bimbingan dan
konseling di sekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru BP.
Bimbingan di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran,
kecuali hal-hal yang memerlukan penanganan khusus.
Dalam
proses pembelajaran di sekolah guru perlu menampilkan peran kepemimpinan dengan
jalan menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang bermuatan/bernuansa
bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru berperan tidak hanya sebatas
menyampaikan bahan ajar, tetapi sekaligus mengembangkan perilaku-perilaku
efektif baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi, sosial maupun
karir.
Membantu Siswa Bermasalah
Masalah
yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar dan masalah bukan
belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut bermuara menjadi kesulitan
belajar. Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi dengan melakukan tes
hasil belajar, tes kemampuan dasar, pengamatan kebiasaan belajar.
Faktor-faktor
yang menimbulkan kesulitan belajar bisa digolongkan ke dalam faktor eksternal
dan internal. Ada beberapa teknik membantu siswa yang kesulitan belajar, yaitu
(1) pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4)
peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif.
Pengembangan Program Bimbingan di Sekolah
Ada 4 komponen inti dalam
program bimbingan, yaitu (1) Layanan dasar umum, (2) Layanan responsif, (3)
Layanan perencanaan individual, dan (4) Pendukung sistem. Layanan dasar umum
adalah layanan yang diarahkan untuk membantu seluruh murid mengembangkan
perilaku-perilaku yang harus dikuasai untuk jangka panjang. Layanan responsif
adalah layanan membantu murid mengatasi masalah atau mengembangkan perilaku
yang menjadi kebutuhan pada saat ini dan harus segera dilayani. Layanan
perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan,
karir dan pengembangan pribadi.
Sumber:
http//www.google.co.id/profesi keguruan