BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut dapat berupa permasalahan kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, manusia dengan Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan serta imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut dalam karya sastra.
Membahas masalah karya sastra, ada beberapa persoalan yang muncul, antara lain: kurangnya kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (1995: 31-32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang komplek, unik, serta mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha kritik terhadap karya sastra untuk menjelaskannya dengan disertai bukti-bukti hasil kerja analisis.
Mengenai peran sastra, George Santayana (dalam Suyitno, 1986: 4) memberikan penjelasan bahwa sastra dapat berperan sebagai penuntun hidup. Hanya saja penuntun hidup itu tersublimasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bersifat mendikte tentang apa yang sebaiknya tidak dilakukan. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan, baik di hadapan sang pencipta maupun di hadapan sesama umat.
Di dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari suatu masalah/problema. Tidak jarang manusia merasa mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir, dan bahkan stres karena tidak mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini, karya sastra dapat berperan untuk membantu sebagai kartarsis/pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh dalam Atar Semi (1993: 20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi pemikirpemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami masalah.
Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di sekelilingnya. Dalam hal ini, melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada fitrahya pada jalan yang benar.
Mengingat bahwa karya sastra adalah karya seni yang mempersoalkan kehidupan manusia dari berbagai segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan berbagai sendi kehidupan manusia lainnya maka dalam era globalisasi ini, peranan sastra cukup berarti. Mengenai hal ini, Nani Tuloli (dalam Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), 1999: 235) mengemukakan, sastra dapat berperan dalam: (1) mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman dan bertakwa; (2) memberi pesan kepada manusia, khususnya pemimpin, agar berbuat sesuai dengan harapan masyarakat, mencintai keadilan, kebenaran, dan kejujuran; (3) mengajak orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama; dan (4) merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat.
Adapun permasalahan lain, yaitu adanya pandangan bahwa suatu karya sastra tertentu adalah bernilai rendah daripada karya sastra tertentu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi Susanto seorang pemerhati sastra dan kandidat Doktor Twente Universiteit, Belanda (dalam Habiburrahman El Shirazy. 2005: vi), yang menyatakan adanya anggapan dari pecinta sastra sekuler bahwa novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya.
Apakah benar novel islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa mengindahkan segi keestetikannya? Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy berhasil menepis anggapan para pencinta sastra sekuler tersebut yang menganggap novel islami kehilangan nilai sastranya. Novel Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel islami sekaligus novel pembangun jiwa yang didalamnya terkandung ajaran agama yang terbungkus rapi tanpa meninggalkan segi keestetikannya. Kisah cinta yang indah dibangun jauh dari kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral yang tidak menggurui.
Tema/bahan pokok karangannya yang bermanfaat bagi penyempurnaan manusia yaitu tema cinta dalam arti yang luas. Seperti terlihat dari judul novel yaitu Ayat Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa), maka tema novel ini tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada manusia semata, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya. Selain itu, tema cinta tersebut menyiratkan adanya pengertian cinta Tuhan kepada manusia yang diwujudkan dengan diberikannya cobaan kehidupan dan wahyu berupa petunjuk Ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah nabi.
Selain itu, dari segi bahasanya yang mengalir indah dengan perumpamaanperumpamaan dan majas hiperbola yang digunakan merupakan salah satu keestetikan karya sastra tersebut. Adanya variasi bahasa yang terdapat di dalamnya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya tentang istilah-istilah/ungkapan kosa kata dari berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat penggunaan campur kode dan alih kode yang memanfaatkan bahasa Indonesia, Jawa, Arab, Jerman, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan para penyair dunia yang sangat indah berhasil pengarang padukan dalam karyanya sehingga bertambahlah nilai keindahan novelnya yaitu Ayat Ayat Cinta.
Selain itu, novel Ayat Ayat Cinta merupakan karya sastra yang sangat dalam menyentuh hakikat pengalaman jiwa segi kehidupan manusia. Di dalam novel tersebut, menyiratkan adanya lapis makna (neveau) yang lengkap, yang merupakan kriteria bernilai tidaknya suatu karya sastra, dari tingkatan makna yang terendah sampai tingkatan makna yang tertinggi.
Dari berbagai keunggulan novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya khususnya untuk mengetahui keterjalinan antarunsur intrinsiknya, lapis makna yang tercermin di dalamnya, serta nilai-nilai edukatif yang dapat diambil dari cerita tersebut. Peneliti merasa perlu mengkaji keterjalinan antarunsur intrinsiknya karena hal ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami keutuhan makna karya sastra yang dilihat dari segi karya sastra itu sendiri. Mengenai lapis makna, peneliti merasa perlu mengkajinya karena peneliti merasa di dalamnya terdapat lapis makna yang lengkap, yang dapat menunjukkan keunggulan novel Ayat Ayat Cinta. Adapun masalah nilai-nilai edukatif, peneliti merasa perlu mengkajinya karena di dalam novel tersebut terkandung nilai-nilai ajaran yang sangat berguna bagi pembangunan watak manusia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Lapis makna apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
3. Nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :
1. Keterjalinan unsur intrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Lapis makna yang terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
3. Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah khazanah penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian novel islami sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra Indonesia.
b. Menjadi titik tolak untuk memahami dan mendalami karya sastra pada umumnya dan karya sastra novel Ayat Ayat Cinta khususnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat membantu meningkatkan daya apresiasi terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
b. Dapat menambah wawasan kepada penikmat karya sastra tentang lapis makna dan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang apresiasi novel.
No comments:
Post a Comment