Saturday, June 30, 2012

CERPEN KABARET KEJAM


Nama   : Lika Manjari
Npm    : 110401080007
Fak/Jur : FKIP/Bahasa&Sastra Indonesia


KABARET  KEJAM

“ seperti bintang-bintang hilang di telan malam,
bagai harus melangkah tanpa ku tau arah,
lepaskan aku dari derita yang tak bertepi
saat kau tak disini”

Sebuah nada yang sangat mewakili perasaan ku. Seorang lelaki tampan, gagah, dan sangat tampak berwibawa itu. Badannya yang tinggi dan berisi di lengkapi dengan baju doreng serta kabaretnya membuat hanya dialah seorang yang paling teristimewa bagiku. Lelaki berpangkat Prada (prajurit dua) itu selalu menjadi kebanggaanku yang pernah aku miliki. Ia baru menyelesaikan pendidikan militernya di Magetan Yogyakarta selama lima bulan. Ia bernama A’an siswanto. Aku biasa memanggilnya mas a’an, panggilan sayangku untuknya.
,,
Sebagai seorang perajurit TNI aku harus selalu senantiasa bersabar setia menunggu kedatangannya pulang, selalu di tinggal jauh untuk menjalankan tugasnya sebagai prajurit yang mengabdi kepada Negara. Ditinggal dalam waktu berminggu-minggu bahkan sebulan sudah merupakan hal yang biasa bagiku. Bahkan walau sekedar berhubungan lewat dunia maya atau hp pun hanya bisa dilakukan pada waktu akhir pekan saja. Mulai dari sabtu malam hingga minggu sore. Hari itu sangat berharga karena pada hari itu lah aku bisa berhubungan dengan orang yang aku sayangi.
,,
Pada waktu dia pendidikan militer selama lima bulan tidak ada komunikasi sama sekali dengannya. Sudah peraturan di pendidikan militer bahwa siapa saja yang ketahuan membawa hp atau sejenisnya maka hukumannya berlari keliling lapangan 10x dengan membawa kursi kayu besar di punggungnya. Selama lima bulan penantianku, akhirnya pendidikannya pun usai dan ia diberi cuti selama dua minggu. Betapa senangnya hatiku akhirnya aku bisa sejenak melepas rinduku untuknya. Pada suatu ketika pada saat Mas A’an datang untuk bersilaturahmi pada para guru di sekolahku, kebetulan juga dia adalah alumni siswa di sekolah SMA ku. Dan setelah itu ia menghampiriku ke depan kelas ku.
,,
Perasaan senang, bahagia, bangga dan deg-degan pun campur aduk di dalam hatiku. Lelaki yang aku rindu aku tunggu berbulan-bulan kini hadir dihadapanku. Seakan ku ingin memeluk erat ia agar tidak bisa lagi ia pergi dariku. Setelah lama berbincang-bincang dengannya tak terasa bel masuk kelaspun berbunyi. Sayang beribu sayang aku harus berpisah lagi dengannya. Padahal kesempatan itu sangat jarang sekali ada buatku.
“Mas aku masuk kelas dulu yaa, udah bel masuk.”berat kataku
“iya sayangku.”jawabnya
 

“nanti sore kalau mas gak sibuk ke rumahku yaa”. Pinta ku lirih
“iya sayang pasti aku kesana, ohh ya sayang nanti kalau pulang sekolah aku jemput yaa” katanya sambil tersenyum.
“wah iya mas “ jawabku
 

sambil berjalan menuju kelas aku tersenyum semangat , serasa wajahku yang layu terasa mekar kembali. Di dalam kelas materi yang di jelaskan bu guru pun Cuma serasa lewat sepintas di otakku. Otakku serasa penuh dengan aku memikirkan mas gantengku. Begitu asyik melamun dan membayang-bayangkan wajahnya ,
“woii...!! jangan melamun aja nanti kesambet lho” kata tika sahabatku yang duduk di sebelahku
 

“hemm iya tika akhirnya aku bisa bertemu dengan mas a’an” jawabku bangga
“cie cie yang lagi kasmaran” ejek tika
“banget tik!” kataku sambil tersenyum membayangkannya

Tak lama kemudian bel pulang pun berbunyi, aku tidak sabar untuk pulang dan di jemputnya. Dan ia menunggu di depan gerbang sekolahku, aku kaget ternyata ia masih memakai baju lengkapnya. Mulai dari depan gerbang sekolah pas aku naik sampai tiba di depan rumah teman-teman dan orang-orang di sekitarku pun semuanya pada melihat aku. Siapa yang gak kaget tiba-tiba aku di bonceng seorang yang berseragam doreng hijau dengan tampang gagahnya. Betapa senang dan bangganya aku saat itu. Memang pada saat itu aku tinggal di daerah pinggiran kota Mojokerto, yang diapit oleh dua gunung. Jadi tempat tinggalku lumayan jauh dari pusat kota.
,,
Dan hari-hari pun berlalu mas a’an pun kembali menjalankan tugasnya sebagai perwira TNI. Kembali pula aku pada kesepianku yang dulu hanya pada akhir pekan aku bisa menghubunginya. Begitu pula ia berganti dan pindah dari daerah ke daerah lain. Tapi pada saat ia pulang masih saja aku yang nomer satu, aku yang pertama di temuinya. Aku bangga punya orang begitu sayang kepadaku. Dan pada suatu saat keindahan itu mulai hilang,perhatiannya mulai memudar. Tapi aku masih percaya bahwa dia masih setia denganku. Dan selanjutnya di dunia maya pun tak henti-hentinya menggores hatiku ketika dulu pada infonya dia bersetatus berpacaran denganku dan pada saat itu telah terhapus. Aku mencoba untu sabar dan tetap tenang walaupun muncul sedikit kecurigaanku padanya. Dengan pelan dan sabar aku bertanya kepadanya

“mas aku lihat status di facebook kamu kok menjadi lajang, apa aku yang salah lihat atau gimana?” tanyaku perlahan
“iya dek aku minta ma’af yaa, bukannya aku ingin menghapusnya tapi sekarang ada peraturan baru di batalionku tidak boleh berpacaran dulu sebelum aku mempunyai pangkat yang tinggi sedangkan aku sekarang baru memulai perjalananku, aku tidak ingin melanggarnya. Sayang yang sabar yaa.. pasti semua ini tidak akan lama kok.”jelasnya padaku dengan muka memerah.
 

“ya sudah mas gak apa-apa kok aku ngerti.” Jawabku
Walaupun memang alasan itu sangat tidak masuk akal aku tetap berfikir positive aja. Aku yakin dan aku percaya padanya. Meski aku mengerti kalau semua yang dia katakan itu adalah kebohongan belaka. Dan sepintar-pintarnya orang menyembunyikan bangkai suatu saat pasti akan tercium juga. Kebohongan pasti selalu tidak akan sempurna. Pada suatu ketika ia menulis status di facebooknya. Dan aku melihatnya dan betapa kaget hingga aku sempat meneteskan air mata. Ada seorang cewek bernama Eva yang ber komentar di statusnya
 

“iya sayang aku selalu setia menunggumu, aku tambah cinta”
Serasa hatiku terbakar melihat kata-kata itu, segera aku bales dan aku meminta nomer hp sang cewek itu. Dan aku segera menelponnya untuk memastikan semua yang aku lihat itu salah. Aku mengajak bertemu dengan cewek itu untuk mengomongkan langsung apa yang sebenernya terjadi. Ketika bertemu dengan cewek itu aku mulai mengawali pembicaraan
“kamu apanya mas a’an sih kok panggil-panggil sayang gitu” tanyaku tegas
“aku ceweknya mbak emang kamu siapanya?”tanyanya balik
“aku juga ceweknya, emang kamu pacaran sama dia mulai kapan sih?” tanyaku balik
“udah satu bulan ini.” Jawabnya
 

“owh jadi gitu, aku tambah satu tahun ama dia”. Jawabku sambil menahan marahku
“kalu tau gini kamu maunya apa mbak, lebih baik kamu putusin mas a’an saja, aku sudah ingin serius sama dia.” Jawabnya dengan santai tanpa memikirkan perasaan ku
Aku ingin sekali menampar itu cewek dengan pedenya iya berkata semua itu padaku. Aku hanya diam mendengarkannya dan aku segera pergi membawa motorku dan di jalan sempat aku meneteskan air mata. Teganya mas a’an menyakiti aku. Dan yang paling membuat aku marah ialah cewek tersebut yang tanpa rasa malu dan egoisnya dia berkata seperti itu tanpa memikirkan perasaan orang lain. Dan pada akhirnya aku telah mengambil keputusan aku ingin menjauh darinya untuk selama-lamanya. Aku tak ingin dia hadir lagi.



No comments: