Monday, April 1, 2013

ORIENTASI MASA DEPAN

1.Pengertian Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ellizabeth B Hurlock (1981) peserta didik remaja mulai memikirkan kebutuhan tentang masa depan secara sungguh-sungguh. peserta didik mulai memberikan perhatian kepada yang besar terhadap bebagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya. Diantara kehidupan di masa depan yang banyak mendapat perhatian dari peserta didik adalah lapangan pendidikan (Nurmi 1989), disamping dunia kerja dan hidup rumah tangga (havighurst 1984).
Menurut G Thrommsdorf (1983) Orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Nurmi(1991), Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu(peserta dididk) tentang hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun lingkungannya, atau bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktifitas komplek dimasa datang.
Menurut Nurmi (1991) skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan yaitu:
       a. Motivation (motivasi)
       b.  Planning ( perencanaan)
       c. Evaluation ( evaluasi)
Dengan turut sertanya aspek kognitif, maka berarti bahwa perkembangan orientasi masa depan dipengaruhi oleh perkembangan kognitif. Menurut nurmi (1991), perkembangan orientasi masa depan terlihat lebih nyata ketika individu telah mencapai tahap perkembangan pemikiran operasional formal.
Pada umumnya orientasi masa depan peserta didik berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi pada masa peserta didik dan dewasa awal, yang meliputi berbagai laoangan kehidupan, terutama pendidikan, pekerjaan dan perkawinan. Akan tetapi dibagian lain Nurmi(1989)menjelaskan bahwa dari ketiga lapangan kehidupan tersebut yang lebih banyak mendapat perhatian peserta didik adalah pendidikan.

Uraian diatas memberikan uraian bahwa sekolah sangat menentukan masa depan peserta didik. Dalam pandangan peserta didik, sekolah merupakan bagian yang berperan besar  dalam pembentukan konsep tentang kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Kegagalan sekolah dianggap sebagai kegagalan hidupnya dimasa depan. Oleh senbab itu, peseta didik mulai memikirkan dan menentukan sekolah yang diperkirakan mampu memberikan peluang bagi kehidupan dikemudian hari.

      2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi Masa  Depan

       A. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar kesuksesan dan untuk mencapai kesuksesan.(  Strantock,1998) Mc Clellan mengunakan istilah need for achievement untuk memotivasi berprestasi ,dan mendefinisikannya sebagai suatu dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standra keunggulan.
Menurut Hainz Heckhausen (1967) motivasi berprestasi adalah dorongan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas dimana suatu standar keunggulan digunakan sebagai suatu pembanding.
Standar keunggulan tersebut mencangkup tiga hal yaitu:
               a. Standar keunggulan tugas yaitu keunggulan yang berkaitan dengan pencapain tugas secara sebaik-baiknya
               b. Standar keunggulan diri yaitu standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding sebelumnya
                c. Standar keunggulan orang lain yaitu standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang setara

Heikson lebih jauh menyebutkan 6 ciri individu yangb memiliki motivasi berprestasi, yaitu:
a). Memiliki gambaran diri yang positif,optimis dan percaya diri
      b).Lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya lebih sedang- sedang saja dari pada tingkat    kesukaran yang lebih mudah
c). Berorientasi ke masa depan
d). Sangat menghargai waktu
e). Tabah dan tekun dalam mengerjakan tugas
f). Lebih memilih seorang yang ahli sebagai mitra dari pada orang simpati
Menurut Ausubel dalam (howe 1984) motivasi berprestasi mencangkup 3 komponen :
        a). Dengan kognitif yang mendorong seseorang untuk mempunyai kompetensi dalam subjek yang ditekuninya serta keinginan untuk menyelesaikan tugas yang ditekuninnya dengan hasil yang baik
        b). An ego enhancing one yaitu keinginan seseorang untuk meningkatkan kualitas dan harga dirinya
        c). Afiliasi yaitu keinginan seseorang untuk berkumpul dengan orang lain
Atkinson menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan disposisi berprestasi usaha verhasil yang menganggapnya sebagai dorongan dengan kecendrungan mendekati suatu keberhasilan daripada kegagalan,sebaliknya individu yang memiliki motivasi prestasi yang rendah cendrung mengantisipasi kegagalan.
Mengacu pada konsep diatas dapat dipahami bahwa kebutuhan peserta didik akan prestasi belajar disekolah sangat ditentukan oleh motivasi berprestasi yang akan bekerja keras dan sangat mudah atau sangat sukar. Dengan memilih tugas yang sangat sukar dia mempunyai alasan mengenai kegagalan yang akan dihadapinya, sedangkan tugas yang sangat mudah memberi peluang untuk terhindar dari kegagalan.
Faktor lingkungan yang mungkin mempengaruihi motivasi meliputi :rasa aman, rasa bersatu dengan kelompok,  dan mendapat dukungan dari sekolah dan teman sekelas. Goodenow membuktikan bahwa rasa diterima dan menyatu dengan kelompok dan dukungan yang kuat berkaitan dengan motivasi dan prestasi akademik.


                   B. Iklim Sekolah
Iklim sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar pesrta didik disekolah,artinya iklim sekolah yang kondunsif akan membangkitkan motivasi berprestasi mereka. Sebaliknya iklim sekolah yang kurang sehat akan menghambat motivasi berprestasi mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya,meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mereka seperti pola belajar siswa,guru,sarana dan prasarana,namun iklim sekolah menempati peran yang sangat penting, hal ini karena faktor-faktor iklim sekolah tidak saja bersifat mendukung melainkan dapat mengangu jalannya proses belajar.


                   C.  Lingkungan Keluarga
Penelitian yang dilakukan oleh Mugiadi dkk (dalam triyono1990) menunjukan bahwa kontribusi 8,8% terhadap prestasi belajar sementara itu Moh Afiq dalm penelitiannya menyatakan bahwa antara perlakuan orang tua, pendidikan orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi 0,29,perlakuan orang tua tersebut antara lain untuk memotivasi anaknya berprestasi, kesempatan belajar yang diciptakan orang tua dirumah dan diluar rumah.
Tujuh variabel yang dianngap mewakili latar belakang keluarga:
1.              Jumlah anggota keluarga
2.              pendidikan orang tua
3.              status jabatan keluarga
4.              penghasilan keluarga
5.              pengaturan rumah
6.              kepemilikan
7.              lingkungan pendidikan rumah







                   D. Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani memungkinkannya untuk menghadapi,mencegah,meminimalkan dari kondisi yang tidak menyenangkan atau mencegah kondisi untuk diatasi.
Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam keadaan sulit. (Reivich dan Shatte,2002) resiliensi dibangun dari beberapa kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang secara keseluruhan memilki kemampuan tersebut dengan baik.
Kemampuan resiliensi ini terdiri dari :
        1. Regulasi emosi, menurut Reivich dan Shatte (2002) regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang dalam tekanan
        2. Pengendalian implus Reivich dan shatte (2002) mendefinisikan pengendalian impus adalah kemampuan mengendalikan keinginan , dorongan,kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang.
        3. Optimisme, individu yang resilien adalah individu yang optimis.mereka memilki harapan dimasa yang akan datang dan percaya dapat mengontrol arah hidupnya.
        4. Empati, mempresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi dari orang lain
        5. Analisis penyebab masalah, Seligman ( dalam Reivich  dan Shatte,2002) mengungkapkan sebuah konsep yang berhubungan erat dengan analisis penyebab masalah yaitu gaya berfikir
        6. Efikasi diri, Reivich dan Shatte(2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dam memecahkan masalah dengan efektif .










DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Perkembangan perserta didik
http :// cetak.kompas.com.orientasi masa depan cukupkah
http ://greezarl.wordpress.com/2009/03/08.masa remaja refleksi masa depan

No comments: