Thursday, May 31, 2012

ANALISIS METODE DIKOTOMI DALAM PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR


ANALISIS METODE DIKOTOMI
DALAM PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR


Dosen Pembimbing: Mohammad Azam Arif, M. Pd
Makalah Ini Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Kritik Sasta.



Disusun Oleh:
Hikmatul Izzah
(090401080093)
Kelas A (2009)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2012



PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

(Deru Campur Debu,1959:36)


PARAFRASE
                        Parafrase dalam puisi ini adalah bahwa si ‘aku’ mau menerima kembali wanita (kekasihnya, istrinya) yang barang kali telah berselingkuh dengan laki-laki lain. Si ‘aku’ dengan sepenuh hatinya akan menerima sang wanita jika sang wanita ingin kembali bersama dirinya tanpa ada rasa curiga. Si ‘aku’ masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya dan itu berarti si ‘aku’ tak pernah berhubungan dengan wanita lain karena masih menunggu kembalinya wanita yang dicintainya itu.
Wanita itu sudah tidak lagi seperti dulu yaitu sebelum bersama si ‘aku’. Bagai bagai keperawanan yang telah diambil oleh orang lain. Wanita itu malu untuk  menjawab dan si ‘aku’ ingin mendapat jawaban yang pasti dari sang wanita dan menyuruh sang wanita untuk menemuinya dengan berani dan tegas. Wanita itu jika ingin mau diterima kembali harus berani bertemu dengan si ‘aku’ dan jangan malu untuk menemui si ‘aku’.
Si aku pun tetap menerima dengan sepenuh hati walaupun wanita itu sudah tidak perawan lagi. Si aku pun tetap menerima apapun yang sudah terjadi dan menerima dengan mutlak. Si ‘aku’ berkata jika sang wanita ingin kembali kepadanya, si ‘aku’ tak ingin wanita itu memiliki hubungan dengan pria lain tapi hanya berhubungan dengan dirinya dan si ‘aku’ tak ingin wanita itu mendua.


UNSUR-UNSUR BENTUK DAN ISI
A.   UNSUR BENTUK
1. Tipografi
                        Puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar ini terdiri dari empat bait. Bait pertama, ketiga, dan kelima terdiri dari dua baris, sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam masing-masing terdiri dari satu baris.
2. Bunyi
Pada puisi ini tidak menggunakan sajak karena terdiri dari satu dan dua baris.
Pada puisi ini semua bunyi akhirnya yaitu berbunyi ‘I’
3. Diksi
Kembang sari: keperawanan
Tunduk: malu
Tentang: temui
Cermin: mendua
4. Kalimat / Baris
-    Baris pertama “Kalau kau mau kuterima kau kembali” artinya jika sang wanita mau kembali dengan si ‘aku’ maka si ‘aku’ akan menerima wanita itu kembali.
-    Baris kedua “Dengan sepenuh hati” artinya si ‘aku’ menerima sang wanita dengan sepenuh hati jika sang wanita menerimanya kembali.
-    Baris ketiga “Aku masih tetap sendiri” artinya si ‘aku’ masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya dan itu berarti si ‘aku’ tak pernah berhubungan dengan wanita lain karena masih menunggu kembalinya wanita yang dicintainya itu.
-    Baris keempat “Kutahu kau bukan yang dulu lagi” artinya wanita itu sudah tidak lagi seperti dulu, wanita itu pernah menjadi milik orang lain.
-    Baris kelima “Bak kembang sari sudah terbagi” artinya Bagai bagai keperawanan yang telah diambil oleh orang lain.
-    Baris keenam “Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani” artinya wanita itu malu untuk  menjawab dan si ‘aku’ ingin mendapat jawaban yang pasti dari sang wanita dan menyuruh sang wanita untuk menemuinya dengan berani dan tegas..
-    Baris ketujuh “Kalau kau mau kuterima kembali” artinya jika sang wanita ingin bertemu dengan si ‘aku’.
-    Baris kedelapan “Untukku sendiri tapi” artinya si ‘aku’ tak ingin wanita itu memiliki hubungan dengan pria lain tapi hanya berhubungan dengan dirinya.
-    Baris kesembilan “Sedang dengan cermin aku enggan berbagi” artinya si ‘aku’ tak ingin wanita itu mendua.

5. Citraan
-    Visual Imagery: aku masih sendiri, ku tahu kau bukan yang dulu lagi, jangan tunduk, dengan cermin aku enggan berbagi.
-    Kinesthetik Imagery: jangan tunduk.
-    Articulatory Imagery: menyatakan.
-    Organik Imagery: dengan sepenuh hati, tantang aku dengan berani.
6. Simbol
-    Bak kembang sari sudah terbagi artinya seerti orang (wanita) yang telah kehilangan keperawanannya.
-    Sedang dengan cermin aku enggan berbagi artinya si ‘aku’ tak ingin wanitanya mendua atau selingkuh.
7. Gaya Bahasa
·         Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat dalam:
Kalau kau mau ku terima kau kembali
...
Kalau kau mau kuterima kembali
...
·         Simile atau Persamaan
Simile atau Persamaan adalahperbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Dalam sajak terdapat dalam:
..
Bak kembang sari sudah terbagi
...
·         Pesonifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup. Dalam sajak terdapa dalam:
...
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
·         Polisindeton
Dengan sepenuh hati
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi
·         Eufimiame
Bak kembang sari sudah terbagi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

B.   UNSUR ISI
1. Amanat
                        Cintai seseorang dengan tulus tanpa pamrih dan jadilah orang yang setia, jangan pernah menduakan seseorang/selingkuh.
2. Tema
Percintaan
3. Nada
Perasaan pengarang pada penyampaian puisi Penerimaan ini menujukkan kekecewaannya terhadap seseorang yang mungkin telah menduakan dirinya dengan orang lain teetapi pengarang masih mau menerima wanita itu kembali jika sang wanita ingin kembali.


By Hikmatul


No comments: