Thursday, May 31, 2012

PANDANGAN NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI


BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan ini dibahas tentang beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian nikai moral dan agama dala novel “ Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori. Dalam bab ini akan diuraikan tentang: (1) Latar belakang, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Batasan istilah.

1.        Latar Belakang Masalah
Pada hakitanya sebuah karya sastra adalah replika kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan drama, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia.
Menurut Iswanto dalam Jabrohim (2003:59), “Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya.” Pendapat tersebut mengandung implikasi bahwa karya sastra (terutama cerpen, novel, dan drama) dapat menjadi potret kehidupan melalui tokoh-tokoh ceritanya.
Salah satu jenis karya sastra yang menarik untuk dikaji ialah novel. Pengkajian terhadap salah satu genre karya satra tersebut dimaksudkan selain untuk mengungkapkan nilai estetis dari jalinan keterikatan antar unsur pembangunan karya satra tersebut, juga diharapkan dapat mengambil nilai-nilai amanat di dalamnya. Nilai-nilai amanat itu merupakan nilai-nilai universal yang berlaku bagi siswa seperti nilai moral, etika, religi. Nilai-nilai amanat itu tercermin dalam tokoh cerita, baik melalui deskripsi pikiran, maupun perilaku tokoh.
Novel selain untuk dinikmati juga untuk dipahami dan di manfaatkan oleh masyarakat. Dari sebuah novel dapat diambil banyak manfaat. Karya satra (novel) menggambarkan pola pikir masyarakat, perubahan tingkah laku masyarakat, tata nilai dan bentuk kebudayaan lainnya. Karya sastra merupakan potret dari segala aspek kehidupan masyarakat. Pengarang menyodorkan karya satra sebagai alternatif untuk menghadapi permasalahan yang ada mengingat karya satra erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa  sastra diciptakan tidak dalam keadaan kekosongan budaya.
Karya fiksi ini juga memuat unsur moral. Nilai moral dalam karya fiksi mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan itulah yang akan disampaikan kepada pembaca (Nugriyantoro, 1995: 321). Moral merupakan petunjuk yang segaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan tentang masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan santun. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca dapat mengambil hikman. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat. Bahkan unsur amanat itu sebenarnya merupakan gagasan penting yang mendasari penulisan karya itu. Dalam sebuah karya fiksi khususnya novel, sering terdapat lebih dari satu pesan moral. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah tidak terbatas. Ajaran moral dalam novel dapat mencakup seluruh novel persoalan kehidupan, persoalan yang menyakut harta dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dan manusia lainnya dalam lingkup sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan tuhannya (Nugriyantoro, 1995: 322)
Novel “ Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori yang dipilih oleh penulis untuk meneliti nilai moral dan agama, kehadirannya tentu tidak dalam kekosongan budaya. Pengarang tentu saja melihat suatu tata nilai yang terdapat di dalam  masyarakat, kemudian  ia menanggapinya melalui karya sastra. Novel Bak Rambut Dibelah Tujuh” menceritakan kehidupan seorang wanita yang bernama Zarimah, memiliki sifat sabar, ramah, mempunyai pendirian tegu, mempunyai cita-cita yang tinggi, serta tawakal mengahdapi ujian.
Novel ini sangat menarik untuk bahan penelitian karena di dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh” pengarang memiliki tujuan yang untuk di sampaikan  kepada pembaca. Novel ini banyak mengandung nilai moral dan agama. Apabila pembaca mampu mengambil nilai pesan dan amanat ini maka ia akan berhasil dalam menjalani hidup. Pembaca dapat mengambil nilai positif dari novel ini dan tidak menirukan nilai negatif dalam novel ini karena hanya membuat penyesalan di belakang.
Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya sastra, pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat; seni tidak hanya meniru kehidupan, tetapi juga membentuknya. Banyak orang meniru gaya hidup tokoh-tokoh dunia rekaan dan diterapkan dalam kehidupannya.

2.        Rumusan Masalah
     Secara singkat masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
2.1  Bagaimana pandangan nilai moral yang terkandung dalam novel “Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori?
2.2  Bagaimana pandangan nilai agama yang terkandung dalam novel “Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhmamad Makhdlori

3.        Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk:
3.1  Mendeskripsikan pandangan nilai moral yang terkandung dalam novel “Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori?
3.2  Mendiskripsikan pandangan nilai agama yang terkandung dalam novel “Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori?

4.        Manfaat Penelitian
Manfaat praktis merujuk kepada nilai kegunaan bagi kehidupan dan pengajaran sastra. Dari sisi manfaat kehidupan kita bisa belajar dari Zarimah gadis yang melawan arus yang selalu tegu dalam pendiriannya walaupun penuh dengan cobaan yang sangat berat dia tetap bertahan. Dengan mengambil “hikmah” isi cerita itu, kita bisa belajar banyak dari sifat tokoh utama dan menjadi tahu tentang bagaimana caranya melawan hidup yang penuh dengan penderitaan. Dari sisi manfaat nilai kita bisa tahu nilai moral dan agama dalam novel “Bak Rambut Dibelah Tujuh” Karya  Muhammad Makhdlori.
Manfaat kritis lainnya berhubungan dengan pengajaran sastra, yakni hasil penelitian dapat diterapkan sebagai materi alternatif di dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya apresiasi sastra. Ini berarti novel Bak Rambut Dibelah Tujuh menjadi materi bacaan yang seterusnya didekati dengan pendekatan sosiologi, khususnya pada nilai moral dan keagamaan.

5.        Batasan Istilah
1.      Novel: karangan prosa yg panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dng orang di sekelilingnya dng menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
2.      Nilai: harga (dulu arti taksiran harga)
3.      Moral: ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila.
4.      Religius: bersifat religi; bersifat keagamaan; yang bersangkut-paut dengan religi.

Reni Nofita Sari

No comments: