ABSTRAKSI
Dengan adanya perubahan paradigma dalam pelaksanaan kukerta mendorong
mahasiswa untuk semakin mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki.penyelenggaraan KUKERTA pada
saat ini diwujudkan melalui pelaksanaan tiga program utama yang disesuaikan denga
potensi desa yang ditempati. Adapun ketiga program diatas antara lain adalah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pemberantasan buta aksara dan kewirausahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa dusun Sumberingin kelurahan Wringinsongo
yang merupakan unsur perangkat daerah Tumpang kabupaten Malang, maka dalam
melaksanakan tugas pembangunan kegiatannya tetap mengacu pada era kebijakan
umum program kabupaten Malang, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
kegiatan di lapangan ada sinergi dengan arah kebijakan pemerintah sehingga
program kegiatan akan lebih terarah, terpadu dan efisien serta ada
kesinambungan.
Lokasi Dusun Sumberingin berada di utara Tumpang. Jumlah penduduk
sumberingin sekitar 1619 jiwa dengan mata pencaharian sebagian besar petani,
pedagang, dan pengelola usaha kecil dan bahasa yang sering digunakan disana
yaitu bahasa Jawa dan Madura.
Akhirnya, kami merekomendasikan agar KUKERTA tahun depan bisa terfokus
di kewirausahaan.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya perubahan paradigma dalam pelaksanaan
kukerta mendorong mahasiswa untuk semakin mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki.penyelenggaraan KUKERTA pada
saat ini diwujudkan melalui pelaksanaan tiga program utama yang disesuaikan
denga potensi desa yang ditempati. Adapun ketiga program diatas antara lain
adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pemberantasan buta aksara dan
kewirausahaan. Dari ketiga program utama, pelaksanaan dalam kewirausahaan
sebagai program utama berdasarkan hasil dari observasi di desa yang ditempati
yaitu dusun sumberingin kelurahan Wringinsongo, Pada umumnya mayoritas
masyarakat di Sumberingin ini bermata pencaharian sebagai petani dan mengelola
usaha besar dan kecil.
Karena ada beberapa usaha kecil di
Sumberingin maka kelompok mahasiswa KUKERTA memilih menghidupkan dan
mengembangkan kewirausahaan dalam bentuk budidaya jamur tiram. Terkait dengan
hal tersebut, maka dimulai dari awal perencanaan program kerja, pembuatan nama
beserta label, papan nama sebagai media promosi, pengemasan dan pemasaran agar
pengelolaan usaha dapat berjalan dengan baik berdasarkan target yang ada.
Meskipun sebenarnya semuanya itu terfokus untuk membenahi manajemen yang
digunakan dalam pengelolaan budidaya jamur tiram tersebut. Dan dengan
perencanaan yang terstruktur, diharapkan usaha ini dapat dilanjutkan oleh
masyarakat Sumberingin dan ke depannya dapat berkembang secara mandiri
berkorelasi positif dengan kemampuannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Dengan demikian program kegiatan KUKERTA yang diterapkan dapat
membantu mendorong terwujudnya kemandirian rakyat yang pada akhirnya bias
tercapai kesejahteraan masyarakat yang seperti diharapkan.
1.2 Tujuan KUKERTA
Dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyanta (KUKERTA) tematik ini, ada bebearapa hal yang
diharapkan bisa dicapai. Adapun tujuan pelaksanaan KUKERTA Universitas
Kanjuruhan Malang adalah sebagai berikut:
Ø menanamkan kemandirian, kepemimpinan dan
kewirausahaan
Ø meningkatkan jiwa sosialisasi dengan
masyarakat
Ø menanamkan keuletan, etos kerja dan
tanggung jawab
Ø mahasiswa dapat memperoleh pengalaman
belajar dan bekerja untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh di perkuliahan.
1.3 Identifikasi Desa
Sebagaimana
diketahui bahwa dusun Sumberingin kelurahan Wringinsongo yang merupakan unsur
perangkat daerah Tumpang kabupaten Malang, maka dalam melaksanakan tugas
pembangunan kegiatannya tetap mengacu pada era kebijakan umum program kabupaten
Malang, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan ada
sinergi dengan arah kebijakan pemerintah sehingga program kegiatan akan lebih
terarah, terpadu dan efisien serta ada kesinambungan.
Lokasi dusun sumberingin berada di utara Tumpang. Jumlah penduduk
sumberingin sekitar 1619 jiwa dengan mata pencaharian sebagian besar petani,
pedagang, dan pengelola usaha kecil dan bahasa yang sering digunakan disana
yaitu bahasa jawa.
BAB II
PERMASALAHAN
Menurut survei dan analisis yang telah kami
lakukan di Dusun Sumberingin Desa wringinsongo kecamatan tumpang dan sehubungan
dengan adanya KUKERTA, kelomopok kukerta dusun sumberingin memilih untuk
mengelola kewirausahaan, dikarenakan tema ini sangat menarik untuk diangkat dan
sesuai untuk keadaan dusun sumberingin, selain itu didusun ini memiliki banyak
jenis usaha yang menarik untuk diketahui dan lebih dikembangkan lagi meskipun
dalam melaksanakan program tersebut kami juga mengalami pelaksanaan program
kewirausahaan itu sendiri. Diantaranya adalah permasalahan dalam hal sarana dan
prasarana, memperoleh bahan baku atau produksi, proses pengemasan, proses
pemasaran juga kebersihan dan kesehatan. Sehubungan dalam hal-hal tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
program kewirausahaan pada dasarnya sudah hampir tersedia semuanya hanya ada
sebagian alat bantu yang tidak tersedia. Dalam hal pengembangan usaha tersebut
kami telah dibantu oleh warga khususnya pengusaha yang usahanya kamu
kembangkan, dan pengusaha tersebut telah menyediakan sebagian alat-alat untuk
melaksanakan proses produksi. Selain itu kami juga mendapat tempat yang layak
untuk melaksanakan program kami yaitu mengembangkan usaha tersebut. Adapun
kesulitan yang kami dapatkan karena keterbatasan dana yang kami miliki.
Misalnya alatu ntuk menyablon merek barang produksi dan alat untuk melakukan
pengemasan sehingga kami melakukan proses pengemasan dengan proses manual
sehingga menyita banyak waktu.
2.2 Pemerolehan Bahan-Bahan Produksi
Dalam hal produksi kami tidak begitu
kesulitan tetapi kami masih harus kekota untuk mendapatkan bahan-bahan yang
bagus dengan harga yang miring jadi kendalanya untuk memperoleh bahan-bahan
adalah tidak tersedianya tempat yang dekat dengan tempat produksi.
2.3 Proses Produksi
Proses pelaksanaan produksi bisa dikatakan
lancar karena tersedianya alat-alat dan bahan produksi bahkan tidak ada
kesalahan pada proses produksi yang pertama kali, selain itu kami tidak kekurangan
tenaga untuk memproduksi bahan-bahan mentah menjadi barang siap kemas meskipun
demikian tetap ada hambatan yaitu dalam mendapatkan benih sehingga kami.
2.4 Proses Pengemasan
Pada proses pemgemasan terdapat beberapa
kendala yaitu tidak tersedianya alat yang memadai untuk mengemas jadi semuanya
dikerjakan secara manual sehingga banyak menyita waktu, meski demikian kami
dapat mengatasinya karena kami mengerjakan secara bersama-sama.
2.5 Proses Pemasaran
Proses pemasaran dapat berjalan dengan
lancar karena telah tersedianya alat transportasi yaitu sepeda motor dan hal
ini merupakan hal yang penting dalam proses pemasaran. Dan tidak kalah penting
untuk diperhatikan bahwa hasil produksi kami dapat diterima oleh konsumen
sehingga dalam pemasaran atau penjualan mendapat hasil memuaskan sesuai yang
kami harapkan. Dalam rangka mensukseskan pemasaran produk kami, kami juga melakukan
promosi ke masyarakat yang salah satunya dengan pembuatan plakat promosi, label
produk, dll.
2.6 Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, kami cukup
terbantu dengan adanya sistem pendidikan yang sudah bagus dan diterpkan dengan
baik oleh masyarakat. Namun, kami juga meemui beberapa kendala seperti
kurangnya sarana perpustakaan. Tapi, hal tersebut dapat teratasi berkat
kerjasama dengan kelompok KUKERTA lain yang lebih fokus di program Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Selain itu, kami juga memberikan bimbingan belajar
gratis terhadap siswa-siswi SD dan SMP yang ada di Dusun Sumbringin.
2.7 Sosial budaya dan agama
Dalam bidang ini kami tidak begitu menemui
kendala berarti karena mayoritas anggota KUKERTA kelompok 3 berasal dari Jawa
yang notabenenya memiliki dasar budaya dan agama yang sama dengan masyarakat
tempat KUKERTA. Pekerjaan kami juga semakin lancar berkat rasa toleransi yang
sangat kuat dari anggota lain yang berbeda budaya dan keyakinan dengan anggota
lain maupun masyarakat sekitar.
2.8 Kebersihan dan Kesehatan
Saat proses produksi, pengemasan dan
pemasaran kami dapat memastikan tingkat kebersihan sangat terjamin karena semua
alat yang dipakai telah dibersihkan sebelumnya, bahkan tempat untuk
memproduksinya telah kami bersihkan.
2.9 Administrasi dan pemerintahan desa
Di bidang ini kami juga tidak terlalu
menemukan halangan yang berarti karena sistem administrasi dan pemerintahan
yang sudah bagus. Meskipun banyak kekurangan disana-sini seperti, masih
kurangnya keterampilan Aparat desa dalam mengoperasikan komputer dan kurangnya
beberapa sarana kantor desa. Namun alhamdulillah semua itu dapat kami atasi
dengan melaksanakan pelatihan microsoft office bagi aparat desa serta membantu
melengkapi kekurangan sarana kantor desa.
BAB III
RENCANA KERJA
Untuk mensukseskan
program kerja utama, yaitu kewirausahaan, kami perlu melakukan planning atau
rencana program kerja karena dengan adanya rencana program kerja tersebut, apa
yang kita lakukan akan sesuai dengan target yang ada. Rencana kerja merupakan
panduan yang siap dikerjakan sehingga setiap pelaksanaan rencana kerja tersebut
sudah tertata sedemikian rupa dan tinggal direalisasikan di lapangan.
Rencana kerja yang
terarah menggambarkan sesuatu yang ingin dicapai dapat terwujud. Akan tetapi
bias terlepas dari niat dan kemauan yang kuat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Adapun planning atau rencana kerja yang akan kita lakukan adalah
sebagai berikut :
BAB IV
PELAKSANAAN RENCANA KERJA
Setelah
menyusun rencana kerja, maka tugas selanjutnya adalah berusaha semaksimal
mungkin untuk melaksanakan seluruh program kerja yang telah disusun sebelumnya.
Selama kurang lebih 1 bulan, kami kelompok 3 KUKERTA UNIVERSITAS KANJURUHAN
MALANG 2009 berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan program kerja dan
mengabdikan diri untuk masyarakat.
Selama kurang lebih 1 bulan itu juga
telah banyak hal yang telah kami kerjakan, baik itu yang telah direncanakan
maupun yang sifatnya kondisional. Dari semua kegiatan yang kami rencanakan, ada
yang terealisasi dan ada yang tidak terealisasi. Untuk itu, di lembar
berikutnya kami menyusun table pelaksanaan kegiatan untuk mempermudah dalam
mengetahui kegiatan-kegiatan yang terlaksana dan yang tidak terlaksana.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan kami jelaskan beberapa factor pendukung dan
penghambat yang bersifat umum dan menonjol sesuai dengan permasalahan yang
telah dikemukakan sebelumnya.
5.1 Faktor-faktor pendukung
- alat-alat produksi yang sudah tersedia
- tempat produksi yang mendukung kelancaran
- bahan-bahan produksi yang mudah didapat
- pemasaran yang cukup luas
- harga bahan yang terjangkau
5.2 Faktor-faktor penghambat
- bahan produksi
- adanya persaingan dalam satu wilayah
- masih terbatasnya dana dan jumlah produk yang dipasarkan
- kurang terampil dalam menggunakan alat produksi
- kurangnya tenaga yang berpengalaman dalam produksi
Pembahasan
faktor pendukung
1.
alat-alat produksi yang telah tersedia seperti rak,
ember dan gayung masih bisa berfungsi dengan baik. Meskipun pada dasarnya
alat-alat tersebut sudah lama tidak dipakai. Untuk itu kita manfaatkan
alat-alat tersebut utnuk menghidupkan kembali prodksi yang telah lama vakum dan
mengembangkan usaha yang ada.
2.
tempat produksi yang dipakai sudah cukup baik dilihat
dari tingkat kehigienisan dan luas tempat yang digunakan.
3.
bahan-bahan produksi untuk pembuatan jamur tiram di
wilayah ini mudah dijangkau seperti : serbuk kayu, plastic, cincin plastic, dan
spora.
4.
selain bahan-bahan yang mudah didapat, harganyapun
lumayan terjangkau sehingga dalam produksi tidak memerlukan biaya yang sangat
besar.
5.
pemasaran di daerah Wringinsongo lumayan cukup luas
dengan cara memasarkannya di ruang lingkup yang kecil dahulu, baru kemudian
dipasarkan ke beberapa toko terdekat.
Pembahasan
faktor penghambat
1.
kurangnya ketersediaan bahan produksi sehingga perlu
diperhitungkan dalam pengadaannya.
2.
dalam berproduksi atau berwirausaha tentunya persaingan
selalu ada. Walaupun barang yang kita produksi sama, tetapi kita kemas dalam
bentuk yang berbeda dan lebih menarik serta kualitasnya pun cukup baik.
3.
dana yang terbatas sangat berpengaruh dalam jumlah produksi
yang dipasarkan, dan dengan adanya sedikit dana kita dapat mengatur manajemen
agar produksi tetap lancer dan berkelanjutan.
4.
kurang terampilnya kami dalam menggunakan alat-alat
produksi disebabkan minimnya pengetahuan kami mengenai alat-alat produksi usaha
tersebut. Sedangkan penyebab lainnya adalah karena kami baru pertama kali
melakukan kegiatan ini. Maka dari itu kami masih memerlukan bimbingan dan
bantuan yang ekstra dari warga setempat yang sudah berpengalaman.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN – SARAN
6.1 KESIMPILAN
Pelaksanaan
KUKERTA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2009 telah berjalan dengan baik dan
dengan system yang ditata serta diterapkan dengan baik pula. Tujuan dan sasaran
LPPM untuk membuat mahasiswa mengabdikan diri kepada masyarakat sedikit banyak
telah terpenuhi bahkan bisa dikatakan memuaskan meskipun masih terdapat banyak
kekurangan disana-sini. Akan tetapi secara keseluruhan, pelaksanaan KUKERTA
kali ini bisa dikatakan berhasil.
6.2 SARAN-SARAN
Terimakasih banyak kami sampaikan
kepada LPPM dan semua pihak yang turut membantu terselenggaranya KUKERTA kali
ini. Kritik dan saran uga ingin kami sampaikan demi terselenggaranya KUKERTA
yang lebih baik dan tepat sasaran di masa yang akan datang.
Ø
Mohon kepada LPPM untuk lebih jeli dalam melihat
tempat yang akan dijadikan tempat KUKERTA karena banyak tempat yang dikatakan
aman ternyata tidak seperti apa yang disampaikan. Selain itu, ada desa yang
sudah bisa dikatakan maju tapi tetap ditempati mahasiswa KUKERTA
Ø
Mohon juga kepada LPPM untuk membantu mahasiswa
KUKERTA yang kekurangan dana di tempat KUKERTA, karena ada beberapa desa yang
menekan mahasiswa untuk menjalankan program yang menghabiskan banyak dan
sehingga kadang dana mahasiswa menjadi habis sebelum pulang ke kampus lagi
By Mustofa Email : Mtv_Guebanyet@yahoo.com |
No comments:
Post a Comment