Thursday, July 5, 2012

ANALISIS CERPEN DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA (DMB) KARYA KUNTOWIJOYO


1.     Kajian Sosiologi sastra "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo dengan Memandang Sastra Sebagai Dokumen Sosiobudaya.

Karya sastra dilihat sebagai dokumen sosiobudaya yang mencatat kenyataan suatu masyarakat pada suatu masa tertentu.karya sastra tidak dilihat secara keseluruhan. Pendekatan ini hanya tertarik kepada unsur didalamnyadilihat sebagai unsur-unsur yang lepas. Sesuatu unsur dalam karya sastra diambil terlepas dari hubungannya dengan suatu unsur itu kedalam dirinya. A. Jhons (1959: 242).
Cerita “Dilarang mencintai bunga-bunga”, yang dipilih sebagai judul kumpulan cerpen ini, mengungkapkan masalah yang dihadapi seorang anak ketika harus menentukan pilihan antara bunga dan bengkel. Tokoh dalam cerpen itu adalah seorang anak laki-laki yang bersama orang tuanya baru saja pindah ke kota. Ayahnya adalah sorang pekerja bengkel, gagah, berotot, dan tak kenal lelah kerja apapun.
Di kota, si anak berkenalan dengan sorang kakek. Mula-mula diselubungi  serba rahasia, kalau bukan takhayul, yang memilih bunga sebagai lambang kehidupan. Anak itu berada dalam tegangan antara kakek dan ayah, bunga dan mesin, ketenangan jiwa dan kegemuruhan kerja, surga dan neraka. Di rumah kakek, si anak belajar mencintai bunga, mencari ketenangan jiwa, dan kehidupan sempurna. Ayahnya menjadikan rumahnya sebuah bengkel yang bising oleh suara pukulan palu. Ayah memang berkuasa atas anak, memaksanya melupakan “bunga” dan melumurinya dengan kerja. Ibu memihak ayah, memberikan tambahan, yakni masjid. Akhir cerita, si anak memilih kedua orangtuanya, yakni bengkel dan mesjid, kerja dan mengaji. Bukan keheningan jiwa dan bunga.
Dalam analisis juga menggunakan Prinsip hermeneutik yaitu Memahami keseluruhan suatu karya berdasarkan unsur-unsurnya dan memahami suatu unsure berdasarkan keseluruhan karya, sehingga unsure tidak terlepas dari ikatanya. (Hans-Georg gadamer,1976:117)
Didalam cerpen DMB ada 3 kemungkinan tema. Yang pertama yaitu seorang anak yang berbakti menurut kepada orang tuanya. Yang kedua yaitu seorang anak yang peduli terhadap lingkungan karena mungkin dia lebih terpengaruh dari lingkungannya pula. Yang ketiga yaitu seorang anak yang cerdik yang selalu termotivasi oleh kedua orang tuanya.
2.     Kajian Psikologi sastra "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo dengan Watak Keempat Tokoh cerpen (DMB) Menerapkan teori tipologi watak Hippocrates-Galenus.
Teori tipologi watak Hippocrates-Galenus terdiri atas chole yaitu berwatak keras, mlanchole itu berwatak pesimistis, mudah kecewa, dll, phlegma itu berwatak setia,daya hidup besar, sanguis itu berwatak ramah.
Dalam Cerpen dilarang mencintai bunga-bunga terdapat empat tokoh yaitu Buyung  adalah pelaku utama pada cerita ini yang menggunakan penokohan Aku. Buyung hidup bersama kedua orang tuanya yang keduanya memiliki sifat yang berbeda. Ayahnya adalah pekerja keras yang suka marah-marah apabila pulang melihat keanehan yang terjadi pada anak laki-lakinya. Sementara ibunya adalah seorang ibu yang lemah lembut dan sangat sayang kepada anaknya yaitu  Buyung. Namun, bagaimanapun baik si Buyung maupun ibunya sangat taat dengan perkataan seorang ayah. Buyung dan rumah tetangganya yaitu si kakek tua yang sehari-harinya senang menyendiri dirumah dengan menghabiskan hari-harinya dengan berbagai macam bunga kesayangannya.
Tokoh buyung: sifat buyung berwatak keras, dan mlanchole itu berwatak pesimistis, mudah kecewa.
                                  Tokoh ayah: sifat ayah yaitu chole yaitu berwatak keras dan phlegma itu berwatak
                                  setia,daya hidup besar
Tokoh ibu: sifat ibu yaitu sanguis itu berwatak ramah dan phlegma itu berwatak setia,daya hidup besar.
Tokoh kakek tua: sifat kakek tua yaitu phlegma itu berwatak setia,daya hidup besar, dan sanguis itu berwatak ramah.     


 

by : Anggoro        

No comments: