1. Kajian Sosiologi sastra "Dilarang Mencintai
Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo dengan Memandang Sastra Sebagai Dokumen Sosiobudaya.
Karya sastra dilihat sebagai dokumen sosiobudaya yang mencatat kenyataan
suatu masyarakat pada suatu masa tertentu.karya sastra tidak dilihat secara keseluruhan.
Pendekatan ini hanya tertarik kepada unsur didalamnyadilihat sebagai
unsur-unsur yang lepas. Sesuatu unsur dalam karya sastra diambil terlepas dari
hubungannya dengan suatu unsur itu kedalam dirinya. A. Jhons (1959: 242).
Cerita “Dilarang mencintai bunga-bunga”, yang dipilih sebagai judul
kumpulan cerpen ini, mengungkapkan masalah yang dihadapi seorang anak ketika
harus menentukan pilihan antara bunga dan bengkel. Tokoh dalam cerpen itu
adalah seorang anak laki-laki yang bersama orang tuanya baru saja pindah ke
kota. Ayahnya adalah sorang pekerja bengkel, gagah, berotot, dan tak kenal
lelah kerja apapun.
Di kota, si anak berkenalan dengan sorang kakek. Mula-mula
diselubungi serba rahasia, kalau bukan
takhayul, yang memilih bunga sebagai lambang kehidupan. Anak itu berada dalam
tegangan antara kakek dan ayah, bunga dan mesin, ketenangan jiwa dan
kegemuruhan kerja, surga dan neraka. Di rumah kakek, si anak belajar mencintai
bunga, mencari ketenangan jiwa, dan kehidupan sempurna. Ayahnya menjadikan rumahnya
sebuah bengkel yang bising oleh suara pukulan palu. Ayah memang berkuasa atas
anak, memaksanya melupakan “bunga” dan melumurinya dengan kerja. Ibu memihak
ayah, memberikan tambahan, yakni masjid. Akhir cerita, si anak memilih kedua
orangtuanya, yakni bengkel dan mesjid, kerja dan mengaji. Bukan keheningan jiwa
dan bunga.
Dalam analisis juga menggunakan Prinsip hermeneutik yaitu Memahami
keseluruhan suatu karya berdasarkan unsur-unsurnya dan memahami suatu unsure
berdasarkan keseluruhan karya, sehingga unsure tidak terlepas dari ikatanya.
(Hans-Georg gadamer,1976:117)
Didalam cerpen DMB ada 3 kemungkinan tema. Yang pertama yaitu seorang
anak yang berbakti menurut kepada orang tuanya. Yang kedua yaitu seorang anak
yang peduli terhadap lingkungan karena mungkin dia lebih terpengaruh dari
lingkungannya pula. Yang ketiga yaitu seorang anak yang cerdik yang selalu
termotivasi oleh kedua orang tuanya.
2.
Kajian
Psikologi sastra "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo dengan Watak Keempat Tokoh cerpen (DMB) Menerapkan teori
tipologi watak Hippocrates-Galenus.
Teori
tipologi watak Hippocrates-Galenus terdiri atas chole yaitu berwatak keras,
mlanchole itu berwatak pesimistis, mudah kecewa, dll, phlegma itu berwatak
setia,daya hidup besar, sanguis itu berwatak ramah.
Dalam
Cerpen dilarang mencintai bunga-bunga terdapat empat tokoh yaitu Buyung adalah pelaku utama pada cerita ini yang
menggunakan penokohan Aku. Buyung hidup bersama kedua orang tuanya yang
keduanya memiliki sifat yang berbeda. Ayahnya adalah pekerja keras yang suka
marah-marah apabila pulang melihat keanehan yang terjadi pada anak
laki-lakinya. Sementara ibunya adalah seorang ibu yang lemah lembut dan sangat
sayang kepada anaknya yaitu Buyung.
Namun, bagaimanapun baik si Buyung maupun ibunya sangat taat dengan perkataan
seorang ayah. Buyung dan rumah tetangganya yaitu si kakek tua yang
sehari-harinya senang menyendiri dirumah dengan menghabiskan hari-harinya
dengan berbagai macam bunga kesayangannya.
Tokoh buyung:
sifat buyung berwatak keras, dan mlanchole itu
berwatak pesimistis, mudah kecewa.
Tokoh
ayah: sifat ayah yaitu chole yaitu berwatak keras dan phlegma itu berwatak
setia,daya
hidup besar
Tokoh
ibu: sifat ibu yaitu sanguis itu berwatak ramah dan phlegma itu berwatak
setia,daya hidup besar.
Tokoh kakek tua:
sifat kakek tua yaitu phlegma itu berwatak setia,daya hidup besar, dan sanguis
itu berwatak ramah.
by : Anggoro
No comments:
Post a Comment