PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
masa sekarang penelitian terhadap karya sastra akan lebih difokuskan
(dikaitkan) dengan unsur-unsur yang terkandung di luar karya sastra
(multidisiplin), karena dahulu penelitian terhadap karya sastra hanya lebih
memfokuskan pada unsur yang terkandung di dalam karya sastra itu sendiri.
Misalnya saja seperti tokoh, tema, plot, gaya bahasa, sudut pandang, dan
sebagainya, tetapi unsur-unsur tersebut tidak dikaitkan dengan unsur-unsur lain
yang terdapat di luar karya sastra seperti sosiologi, psikologi, dan
antropologi.
Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan sebuah novel yang berjudul “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi sebagai sumber penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, adapun unsur budaya itu sendiri terdiri dari unsur religius, unsur masyarakat, unsur pengetahuan, unsur bahasa, unsur seni, unsur mata pencaharian, dan unsur teknologi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti semua unsur-unsur budaya tersebut, tetapi peneliti hanya meneliti tiga dari tujuh unsur budaya yang ada, ketiga unsur budaya yang diteliti di antaranya yaitu unsur religius, unsur bahasa, dan unsur masyarakat yang tergambar dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
Adapun alasan mengapa peneliti lebih memfokuskan pada tiga unsur budaya tersebut, yaitu karena peneliti menganggap terdapat suatu keunikan dari ketiga unsur budaya tersebut. Maksud dari keunikan dari tiga unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi yaitu peneliti mencoba membandingkan antara gambaran (kondisi) masyarakat yang ada di dalam novel dengan gambaran (kondisi) masyarakat pada masa sekarang.
Di samping itu, selain karena terdapatnya suatu keunikan tentang unsur budaya yang terdapat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, dari penelitian ini peneliti dapat mengetahui apabila telah terjadi suatu pergeseran budayayang terjadi pada kehidupan masyarakat dahulu dengan masyarakat pada masa sekarang, pergeseran-pergeseran tersebut dapat bersifat menuju yang positif dan dapat juga bersifat menuju yang negatif. Sehingga dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberi manfaat bagi para pembacanya dan dari hasil penelitian dapat diambil sebuah hikmah yang terkandung, agar lebih berhati-hati dalam menjalani hidup ini.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
keunikan unsur religius dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi?
2. Bagaimana
ragam dialek Bahasa Jawa dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi
dibandingkan dengan dialek Bahasa Jawa peneliti (Jawa Malangan)?
3. Bagaimana
penggambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi
dibandingkan dengan masyarakat masa sekarang?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.
Mendeskripsikan
tentang keunikan unsur religius yang terdapat dalam novel “Roro Mendut” karya
Ajip Rosidi.
2. Mendeskripsikan
tentang perbandingan ragam dialek Bahasa Jawa yang terdapat dalam novel “Roro
Mendut” karya Ajip Rosidi dengan dialek Bahasa Jawa peneliti (Jawa Malangan).
3. Mendeskripsikan
tentang perbandingan gambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut”
karya Ajip Rosidi dengan gambaran (kondisi) masyarakat masa sekarang.
1.4 Manfaat
Penelitian
Dalam penelitian
tentang unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip
Rosidi ini, dari hasil penelitian tersebut, peneliti berharap hasil penelitian
ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, yaitu dapat sebagai pembantu,
masukan, dan referensi dalam ilmu pengetahuan sastra, khususnya dalam hal
pengkajian yang sesuai dengan topik (pembahasan) yang diambil peneliti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peneliti
yang sudah meneliti novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi
Sebelum
peneliti mengkaji (meneliti) novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi ini, dalam
media internet telah ada dimuat tentang penelitian novel “Roro mendut” karya
Ajip Rosidi tersebut. Misalnya saja, dalam suatu blog
(dinididon88.blogspot.com) telah dimuat suatu penelitian tentang novel “Roro
Mendut” karya Ajip Rosidi, dalam blog ini ditulis juga nama penelitinya, yaitu
Doni Nugroho, seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Dalam penelitiannya, beliau
membandingkan antara novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan Novel “Roro
Mendut” karya Y.B Mangunwijaya, yang mana pemfokusan pembandingannya lebih pada
sudut pandang testtual dan sudut pandang pengarangnya.
Selain itu, di suatu blog lainnya (seninovelremaja.blogspot.com) juga telah dimuat sebuah tesis dari Djiwandhana Walujo Utomo, yang mana beliau mengakaji novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan novel “Roro Mendut” karya Y.B Mangunwijaya (sebuah telaah dengan pendekatan intertekstualitas). Beliau menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan jurusan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
2.2 Novel
2.2.1
Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa italia
novella, yang dalam bahasa jerman Novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus.
Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Istilah Novella dan novella saat ini
mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris:
novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan,
tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Dalam (KBBI, 2008: 788), novel merupakan karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya
dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Berikut definisi–definisi
novel menurut para ahli di bidangnya adalah sebagai berikut :
o
Novel adalah bentuk
sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak
dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat
(Jakob Sumardjo Drs).
o
Novel adalah bentuk
karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan
pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni,
M. Pd).
o
Novel merupakan karya
sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah
karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
o
Novel adalah karya
sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam,
S.Pd).
o
Nurgiyantoro, (1995: 9)
menjelaskan bahwa Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek
kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
2.2.2
Jenis-jenis
Novel
Menurut Suherianto (1982:67), novel
berdasarkan tinjauan isi,gambaran dan maksud pengarang terbagai sebagai berikut
:
§ Novel Bertendens, adalah sebuah novel yang menunjukan kegajilan-keganjilan dan
kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Oleh karena itu novel ini sering
disebut sebagai novel bertujuan.
§ Novel Psikologi, adalah novel yang menggambarkan peringai jiwa seseorang
serta perjuangannya. Semisal novel Atheis karya Achdiat.K.Mihardja.
§ Novel Sejarah, adalah novel yang menceritakan seseorang dalam suatu masa
sejarah. Novel ini melukiskan dan menyekediki adat istiadat dan perkembangan
masyarakat pada masa itu.
§ Novel Anak-anak, adalah novel yang melukiskan kehudpan dunia anak-anak yang
dapat dibacakan oleh orang tua untuk pembelajaran kepada anaknya,adapula yang
biasanya hanya dibaca oleh anak-anak saja.
§ Novel Detektif, adalah sebuah novel yang isinya mengajak pembaca memutar
otak guna memikirkan akibat dari beberapa kejadian yang dilukiskan pengarang
dalam cerita.
§ Novel Perjuangan, adalah novel yang melukiskan suasana perjuangan dan
peperangan yang diderita seseorang.
§ Novel Propaganda, adalah novel yang isinya semata-semata untuk kepentingan
propaganda terhadap masyarakat tertentu.
Ø Jenis
novel berdasarkan kebenaran cerita
Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu
cerita,novel terbagi dua jenis, yaitu:
1. Novel
fiksi, sesuai namanya,novel berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak pernah
terjadi, tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya rekaan penulis saja. Contoh:
Twillight, Harry Potter.
2. Novel
non fiksi, novel ini kebalikan dari novel fiksi yaitu novel yang bercerita
tentang hal nyata yang sudah pernah terjadi, lumrahnya jenis novel ini
berdasarkan pengalaman seseorang, kisah nyata atau berdasarkan sejarah. Contoh:
Laskar Pelangi
Ø Jenis
novel berdasarkan genre cerita, jenis novel di bagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
1. Novel
romantis, cerita novel satu ini berkisah seputar percintaan dan kasih sayang
dari awal hingga akhir. Contoh: Ayat-ayat Cinta, Gita Cinta dari SMU.
2. Novel
horor, jenis novel yang satu ini memiliki cerita yang menegangkan, seram dan
pastinya membuat pembaca berdebar debar, umumnya bercerita tentang hal hal yang
mistis atau seputar dunia gaib. Contoh: Bangku Kosong, Hantu Rumah Pondok Indah.
3. Novel
misteri, cerita dan jenis novel ini lebih rumit karena akan menimbulkan rasa
penasaran hingga akhir cerita. Contoh: novel-novel karangan Karen Rose, Agatha
Christie.
4. Novel
komedi, sesuai namanya,jenis novel ini mengandung unsur kelucuan atau membuat
orang tertawa dan benar benar tertidur. Contoh: Masukan Masukin Saja, Kambing Jantan,
30 Hari Mencari Cinta.
5. Novel
Inspiratif, jenis novel yang ceritanya mampu menginspirasi banyak orang, umumnya
novel ini sarat akan pesan moral atau hikmah tertentu yang bisa di ambil oleh
pembaca sehingga pembaca merasa mendapat suatu dorongan dan motivasi untuk
melakukan hal yang lebih baik. Contoh: Negeri 5 menara, Laskar Pelangi
Ø Jenis
novel berdasarkan isi, tokoh dan pangsa pasar
1. Teenlit,
berasal dari kata teen yang berarti remaja dan lit dari kata literature yang
berarti tulisan/karya tulis. Jenis novel ini bercerita seputar permasalahan
para remaja umumnya, tentang cinta atau persahabatan. Tokoh dan pangsa pasarnya
novel ini adalah anak usia remaja, usia yang dianggap labil dan memiliki banyak
permasalahan. Contoh: Me vs Heighells, Dealova.
2. Chicklit,
chick adalah bahasa slang dari amerika yang berarti wanita muda, jadi jenis
novel yang satu ini bercerita tentang seputar kehidupan atau permasalahan yang
di hadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya. Jenis buku novel ini
sebenarnya bisa di nikmati oleh siapa saja, namun umumnya cerita dari novel ini
lebih kompleks, rumit bahkan kadang mengandung unsur dewasa yang tidak terlalu
mudah ditangkap oleh pembaca usia remaja singkat. Contoh: Miss Jutek, Testpack.
3. Songlit,
novel ini di tulis berdasarkan sebuah lagu contohnya ruang rindu, di mana judul
novel adalah judul sebuah lagu ciptaan Letto group band indonesia yang terkenal
lewat lagu ini yang menjadi soundtrack sinetron intan yang melambungkan nama
Naysila Mirdad dan Dude Herlino, buku ini bisa di nikmati oleh siapapun baik
remaja maupun orang dewasa.
4. Novel
dewasa, novel jenis ini tentu saja hanya di peruntukkan bagi orang dewasa
karena umumnya ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur
sensualitas orang dewasa. Contoh: Saman dan Larung penulis Ayu Utami.
2.3 Unsur-unsur
Kebudayaan
Kebudayaan
umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur-unsur
kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur
kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem
religius, ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan
fisik manusia dalam
menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini,
yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem
kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Sistem
religius, meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi
keagamaan, dan upacara keagamaan.
2. Sistem
kemasyarakatan (kekerabatan) atau organisasi sosial, Sistem
kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan
bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan
adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah,
ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil
hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral,
dan keluarga unilateral. Sementara
itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang
selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sistem
kemasyarakatan meliputi: kekerabatan, asosiasi
dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem
kesatuan hidup, perkumpulan.
3.
Sistem pengetahuan, Secara sederhana pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut
logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan meliputi tentang: pengetahuan
tentang flora dan fauna,
pengetahuan tentang waktu, ruang dan bilangan, serta
pengetahuan tentang tubuh manusia dan perilaku antar
sesama manusia
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi
menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai
alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra),
mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sistem berkomunikasi bahasa berbentuk: lisan dan tulisan.
5.
Sistem Kesenian, kesenian
mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai
corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang
kompleks. Sistem kesenian meliputi: seni
patung/pahat, relief, lukis
dan gambar, rias, vokal, musik, bangunan, kesusastraan, dan drama.
6.
Sistem mata pencaharian
hidup atau sistem ekonomi, perhatian para ilmuwan
pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian
tradisional saja, di antaranya seperti: berburu
dan mengumpulkan makanan, bercocok
tanam, peternakan, perikanan, dan perdagangan.
7.
Sistem peralatan hidup
atau teknologi. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi,
memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul
dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara
mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produkti: senjata,
wadah, alat-alat menyalakan api, makanan, pakaian, tempat berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada
bagian ini dipaparkan beberapa pembahasan, di antaranya adalah: (a) rancangan
penelitian, (b) data dan sumber data, (c) instrumen penelitian, (d) pengumpulan
data, (e) analisis data, dan (f) bagan metode penelitian.
3.1 Rancangan
Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu kerangka dalam penelitian untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan cara pendokumentasian dari data-data yang diambil dari sumber data yang dipakai. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan bukti atau keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain) dalam bidang pengetahuan (KBBI, 2008: 272). Penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) kondisi seperti apa adanya, (2) memusatkan pada deskripsi, (3) peneliti sebagai instrumen utama, (4) lebih menekankan proses dari pada produknya, (5) makna sebagai perhatian utama penelitian, dan (6) analisis secara induktif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan karya sastra dilihat sebagai dokumen sosiobudaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti mengumpulkan (mendokumentasikan) data-data yang diperoleh setelah membaca dengan keseluruhan novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, kemudian dari data-data yang telah terkumpul, peneliti mengambil (mereduksi) data yang lebih sesuai dengan topik (tujuan) tentang penelitian yang diambil.
3.2 Data
dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan
nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan) (KBBI, 2008:
239). Data dalam penelitian ini adalah kutipan kalimat-kalimat yang diambil
dari novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, yang menunjukkan tentang
unsur-unsur budaya yang diteliti.
Sumber data adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dari penelitian ini
adalah novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
3.3 Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena peneliti secara langsung mengambil data dari sumber data yaitu dengan cara mendokumentasikan data-data yang diambil dari novel yang dibaca, novel “Roro Mendut”.
3.4 Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, cara-cara yang dapat digunakan disesuaikan dengan karakteristik data yang dikumpulkan. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik pendokumentasian. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan bukti atau keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain) dalam bidang pengetahuan (KBBI, 2008: 272). Teknik ini digunakan untuk mencari data-data yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Berikut langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini:
1. Membaca
keseluruhan cerita dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
2. Mengutip
kalimat-kalimat yang menunjukkan unsur-unsur budaya yang terdapat dalam novel
“Roro mendut” karya Ajip Rosidi.
3. Mengembangkan
data dan mengaitkan data tersebut sesuai masing-masing masalah.
3.5 Analisis
Data
Analisis data merupakan upaya mengenai langsung masalah yang terkandung dalam data. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian data yang telah terkumpul tersebut diolah berdasarkan pendekatan dan rumusan masalah penelitian, analisis data dilakukan dengan menganalisis tiap unsur secara tepat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Pereduksian data, (2) penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan.
3.5.1 Pereduksian Data
Pereduksi data adalah untuk menonjolkan hal-hal yang pokok dan relevan dengan fokus penelitian. Data yang diteliti terdiri atas: (1) keunikan unsur religius dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, (2) ragam dialek bahasa jawa dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, dan (3) gambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut” karya ajip Rosidi. Sejalan dengan pengklasifikasian itu, kemudian dilakukan seleksi data. Data yang kurang relevan dihilangkan, data yang berlebihan dikurangi.
3.5.2
Penyajian Data
Penyajian data yaitu peneliti menyajikan data yang sudah direduksi, penyajian data diusahakan sedemikian rupa agar hubungan antar fenomena yang ada mudah dikenali, dengan klasifikasi data yang telah rapi dan terseleksi penyajian data akan mudah. Penyajian data yang dilandasi sistematis dan logis itu akan mengacu pada permasalahan, dalam penyajian data diusahakan secara rinci dan beragam.
3.5.3
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan disertai dengan verifikasi. Verifikasi adalah pemeriksaan kebenaran laporan; pernyataan; perhitungan uang, dan sebagainya (KBBI, 2008 : 1260). Verifikasi dilakukan terus-menerus dengan berbagai pengecekan, misalnya relevansi data selalu dicek dengan masalah penelitian.
Puji Priyanto |
No comments:
Post a Comment