Monday, July 2, 2012

UNSUR BUDAYA YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL “RORO MENDUT” KARYA AJIP ROSIDI


Novel Roro Mendut


 BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Pada masa sekarang penelitian terhadap karya sastra akan lebih difokuskan (dikaitkan) dengan unsur-unsur yang terkandung di luar karya sastra (multidisiplin), karena dahulu penelitian terhadap karya sastra hanya lebih memfokuskan pada unsur yang terkandung di dalam karya sastra itu sendiri. Misalnya saja seperti tokoh, tema, plot, gaya bahasa, sudut pandang, dan sebagainya, tetapi unsur-unsur tersebut tidak dikaitkan dengan unsur-unsur lain yang terdapat di luar karya sastra seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi.

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan sebuah novel yang berjudul  “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi sebagai sumber penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, adapun unsur budaya itu sendiri terdiri dari unsur religius, unsur masyarakat, unsur pengetahuan, unsur bahasa, unsur seni, unsur mata pencaharian, dan unsur teknologi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti semua unsur-unsur budaya tersebut, tetapi peneliti hanya meneliti tiga dari tujuh unsur budaya yang ada, ketiga unsur budaya yang diteliti di antaranya yaitu unsur religius, unsur bahasa, dan unsur masyarakat yang tergambar dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.

Adapun alasan mengapa peneliti lebih memfokuskan pada tiga unsur budaya tersebut, yaitu karena peneliti menganggap terdapat suatu keunikan  dari ketiga unsur budaya tersebut. Maksud dari keunikan dari tiga unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi yaitu peneliti mencoba membandingkan antara gambaran (kondisi) masyarakat yang ada di dalam novel dengan gambaran (kondisi) masyarakat pada masa sekarang.

Di samping itu, selain karena terdapatnya suatu keunikan tentang unsur budaya yang terdapat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, dari penelitian ini peneliti dapat mengetahui apabila telah terjadi suatu pergeseran budayayang terjadi pada kehidupan masyarakat dahulu dengan masyarakat pada masa sekarang, pergeseran-pergeseran tersebut dapat bersifat menuju yang positif dan dapat juga bersifat menuju yang negatif. Sehingga dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberi manfaat bagi para pembacanya dan dari hasil penelitian dapat diambil sebuah hikmah yang terkandung, agar lebih berhati-hati dalam menjalani hidup ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.     
 Bagaimana keunikan unsur religius dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi?
2.      Bagaimana ragam dialek Bahasa Jawa dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dibandingkan dengan dialek Bahasa Jawa peneliti (Jawa Malangan)?
3.      Bagaimana penggambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dibandingkan dengan masyarakat masa sekarang?

1.3  Tujuan Penelitian
1.    
  Mendeskripsikan tentang keunikan unsur religius yang terdapat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
2.      Mendeskripsikan tentang perbandingan ragam dialek Bahasa Jawa yang terdapat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan dialek Bahasa Jawa peneliti (Jawa Malangan).
3.      Mendeskripsikan tentang perbandingan gambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan gambaran (kondisi) masyarakat masa sekarang.



1.4  Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentang unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi ini, dari hasil penelitian tersebut, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, yaitu dapat sebagai pembantu, masukan, dan referensi dalam ilmu pengetahuan sastra, khususnya dalam hal pengkajian yang sesuai dengan topik (pembahasan) yang diambil peneliti.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1  Peneliti yang sudah meneliti novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi

Sebelum peneliti mengkaji (meneliti) novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi ini, dalam media internet telah ada dimuat tentang penelitian novel “Roro mendut” karya Ajip Rosidi tersebut. Misalnya saja, dalam suatu blog (dinididon88.blogspot.com) telah dimuat suatu penelitian tentang novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, dalam blog ini ditulis juga nama penelitinya, yaitu Doni Nugroho, seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Dalam penelitiannya, beliau membandingkan antara novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan Novel “Roro Mendut” karya Y.B Mangunwijaya, yang mana pemfokusan pembandingannya lebih pada sudut pandang testtual dan sudut pandang pengarangnya.

Selain itu, di suatu blog lainnya (seninovelremaja.blogspot.com) juga telah dimuat sebuah tesis dari Djiwandhana Walujo Utomo, yang mana beliau mengakaji novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi dengan novel “Roro Mendut” karya Y.B Mangunwijaya (sebuah telaah dengan pendekatan intertekstualitas). Beliau menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan jurusan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

2.2  Novel
2.2.1        Pengertian Novel
    
    Novel berasal dari bahasa italia novella, yang dalam bahasa jerman Novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus. Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Istilah Novella dan novella saat ini mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Dalam (KBBI, 2008: 788), novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Berikut definisi–definisi novel menurut para ahli di bidangnya adalah sebagai berikut :
o   Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
o   Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
o   Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
o   Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd).
o   Nurgiyantoro, (1995: 9) menjelaskan bahwa Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
2.2.2        Jenis-jenis Novel
      
  Menurut Suherianto (1982:67), novel berdasarkan tinjauan isi,gambaran dan maksud pengarang terbagai sebagai berikut :
§  Novel Bertendens, adalah sebuah novel yang menunjukan kegajilan-keganjilan dan kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Oleh karena itu novel ini sering disebut sebagai novel bertujuan.
§  Novel Psikologi, adalah novel yang menggambarkan peringai jiwa seseorang serta perjuangannya. Semisal novel Atheis karya Achdiat.K.Mihardja.
§  Novel Sejarah, adalah novel yang menceritakan seseorang dalam suatu masa sejarah. Novel ini melukiskan dan menyekediki adat istiadat dan perkembangan masyarakat pada masa itu.
§  Novel Anak-anak, adalah novel yang melukiskan kehudpan dunia anak-anak yang dapat dibacakan oleh orang tua untuk pembelajaran kepada anaknya,adapula yang biasanya hanya dibaca oleh anak-anak saja.
§  Novel Detektif, adalah sebuah novel yang isinya mengajak pembaca memutar otak guna memikirkan akibat dari beberapa kejadian yang dilukiskan pengarang dalam cerita.
§  Novel Perjuangan, adalah novel yang melukiskan suasana perjuangan dan peperangan yang diderita seseorang.
§  Novel Propaganda, adalah novel yang isinya semata-semata untuk kepentingan propaganda terhadap masyarakat tertentu.
Ø  Jenis novel berdasarkan kebenaran cerita
Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita,novel terbagi dua jenis, yaitu:
1.      Novel fiksi, sesuai namanya,novel berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak pernah terjadi, tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya rekaan penulis saja. Contoh: Twillight, Harry Potter.
2.      Novel non fiksi, novel ini kebalikan dari novel fiksi yaitu novel yang bercerita tentang hal nyata yang sudah pernah terjadi, lumrahnya jenis novel ini berdasarkan pengalaman seseorang, kisah nyata atau berdasarkan sejarah. Contoh: Laskar Pelangi
Ø  Jenis novel berdasarkan genre cerita, jenis novel di bagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1.      Novel romantis, cerita novel satu ini berkisah seputar percintaan dan kasih sayang dari awal hingga akhir. Contoh: Ayat-ayat Cinta, Gita Cinta dari SMU.
2.      Novel horor, jenis novel yang satu ini memiliki cerita yang menegangkan, seram dan pastinya membuat pembaca berdebar debar, umumnya bercerita tentang hal hal yang mistis atau seputar dunia gaib. Contoh: Bangku Kosong, Hantu Rumah Pondok Indah.
3.      Novel misteri, cerita dan jenis novel ini lebih rumit karena akan menimbulkan rasa penasaran hingga akhir cerita. Contoh: novel-novel karangan Karen Rose, Agatha Christie.
4.      Novel komedi, sesuai namanya,jenis novel ini mengandung unsur kelucuan atau membuat orang tertawa dan benar benar tertidur. Contoh: Masukan Masukin Saja, Kambing Jantan, 30 Hari Mencari Cinta.
5.      Novel Inspiratif, jenis novel yang ceritanya mampu menginspirasi banyak orang, umumnya novel ini sarat akan pesan moral atau hikmah tertentu yang bisa di ambil oleh pembaca sehingga pembaca merasa mendapat suatu dorongan dan motivasi untuk melakukan hal yang lebih baik. Contoh: Negeri 5 menara, Laskar Pelangi
Ø  Jenis novel berdasarkan isi, tokoh dan pangsa pasar
1.      Teenlit, berasal dari kata teen yang berarti remaja dan lit dari kata literature yang berarti tulisan/karya tulis. Jenis novel ini bercerita seputar permasalahan para remaja umumnya, tentang cinta atau persahabatan. Tokoh dan pangsa pasarnya novel ini adalah anak usia remaja, usia yang dianggap labil dan memiliki banyak permasalahan. Contoh: Me vs Heighells, Dealova.
2.      Chicklit, chick adalah bahasa slang dari amerika yang berarti wanita muda, jadi jenis novel yang satu ini bercerita tentang seputar kehidupan atau permasalahan yang di hadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya. Jenis buku novel ini sebenarnya bisa di nikmati oleh siapa saja, namun umumnya cerita dari novel ini lebih kompleks, rumit bahkan kadang mengandung unsur dewasa yang tidak terlalu mudah ditangkap oleh pembaca usia remaja singkat. Contoh: Miss Jutek, Testpack.
3.      Songlit, novel ini di tulis berdasarkan sebuah lagu contohnya ruang rindu, di mana judul novel adalah judul sebuah lagu ciptaan Letto group band indonesia yang terkenal lewat lagu ini yang menjadi soundtrack sinetron intan yang melambungkan nama Naysila Mirdad dan Dude Herlino, buku ini bisa di nikmati oleh siapapun baik remaja maupun orang dewasa.
4.      Novel dewasa, novel jenis ini tentu saja hanya di peruntukkan bagi orang dewasa karena umumnya ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur sensualitas orang dewasa. Contoh: Saman dan Larung penulis Ayu Utami.

2.3  Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1.      Sistem religius, ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Sistem religius, meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
2.      Sistem kemasyarakatan (kekerabatan) atau organisasi sosial, Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilinealklanfatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga intikeluarga luaskeluarga bilateral, dan keluarga unilateral. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sistem kemasyarakatan meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
3.      Sistem pengetahuan, Secara sederhana pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sistem pengetahuan meliputi tentang: pengetahuan tentang flora dan fauna, pengetahuan tentang waktu, ruang dan bilangan, serta pengetahuan tentang tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
 
 
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem berkomunikasi bahasa berbentuk: lisan dan tulisan.
5.      Sistem Kesenian, kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Sistem kesenian meliputi: seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vokal, musik, bangunan, kesusastraan, dan drama.
6.      Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya seperti: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan perdagangan.
7.      Sistem peralatan hidup atau teknologi. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produkti: senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan, pakaian, tempat berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


Pada bagian ini dipaparkan beberapa pembahasan, di antaranya adalah: (a) rancangan penelitian, (b) data dan sumber data, (c) instrumen penelitian, (d) pengumpulan data, (e) analisis data, dan (f) bagan metode penelitian.

3.1  Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu kerangka dalam penelitian untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan cara pendokumentasian dari data-data yang diambil dari sumber data yang dipakai. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan bukti atau keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain) dalam bidang pengetahuan (KBBI, 2008: 272). Penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) kondisi seperti apa adanya, (2) memusatkan pada deskripsi, (3) peneliti sebagai instrumen utama, (4) lebih menekankan proses dari pada produknya, (5) makna sebagai perhatian utama penelitian, dan (6) analisis secara induktif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan karya sastra dilihat sebagai dokumen sosiobudaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang unsur budaya yang terkandung dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti mengumpulkan (mendokumentasikan) data-data yang diperoleh setelah membaca dengan keseluruhan novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, kemudian dari data-data yang telah terkumpul, peneliti mengambil (mereduksi) data yang lebih sesuai dengan topik (tujuan) tentang penelitian yang diambil.



3.2  Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan) (KBBI, 2008: 239). Data dalam penelitian ini adalah kutipan kalimat-kalimat yang diambil dari novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, yang menunjukkan tentang unsur-unsur budaya yang diteliti.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dari penelitian ini adalah novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
3.3  Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena peneliti secara langsung mengambil data dari sumber data yaitu dengan cara mendokumentasikan data-data yang diambil dari novel yang dibaca, novel “Roro Mendut”.
3.4  Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, cara-cara yang dapat digunakan disesuaikan dengan karakteristik data yang dikumpulkan. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik pendokumentasian. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan bukti atau keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain) dalam bidang pengetahuan (KBBI, 2008: 272). Teknik ini digunakan untuk mencari data-data yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Berikut langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini:
1.      Membaca keseluruhan cerita dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi.
2.      Mengutip kalimat-kalimat yang menunjukkan unsur-unsur budaya yang terdapat dalam novel “Roro mendut” karya Ajip Rosidi.
3.      Mengembangkan data dan mengaitkan data tersebut sesuai masing-masing masalah.

3.5  Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mengenai langsung masalah yang terkandung dalam data. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian data yang telah terkumpul tersebut diolah berdasarkan pendekatan dan rumusan masalah penelitian, analisis data dilakukan dengan menganalisis tiap unsur secara tepat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Pereduksian data, (2) penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan.

3.5.1   Pereduksian Data
       
   Pereduksi data adalah untuk menonjolkan hal-hal yang pokok dan relevan dengan fokus penelitian. Data yang diteliti terdiri atas: (1) keunikan unsur religius dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, (2) ragam dialek bahasa jawa dalam novel “Roro Mendut” karya Ajip Rosidi, dan (3) gambaran (kondisi) masyarakat dalam novel “Roro Mendut” karya ajip Rosidi. Sejalan dengan pengklasifikasian itu, kemudian dilakukan seleksi data. Data yang kurang relevan dihilangkan, data yang berlebihan dikurangi.
3.5.2    Penyajian Data
        
  Penyajian data yaitu peneliti menyajikan data yang sudah direduksi, penyajian data diusahakan sedemikian rupa agar hubungan antar fenomena yang ada mudah dikenali, dengan klasifikasi data yang telah rapi dan terseleksi penyajian data akan mudah. Penyajian data yang dilandasi sistematis dan logis itu akan mengacu pada permasalahan, dalam penyajian data diusahakan secara rinci dan beragam.
3.5.3    Penarikan Kesimpulan
        
  Penarikan kesimpulan disertai dengan verifikasi. Verifikasi adalah pemeriksaan kebenaran laporan; pernyataan; perhitungan uang, dan sebagainya (KBBI, 2008 : 1260). Verifikasi dilakukan terus-menerus dengan berbagai pengecekan, misalnya relevansi data selalu dicek dengan masalah penelitian.

Puji Priyanto



No comments: