Saturday, July 21, 2012

Kata-kata Super Motivasi Bijak Leluhur Jawa


Sebenarnya kata-kata motivasi bijak dari leluhur jawa saat ini sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Sulit memang kita menjumpai nasihat-nasihat bijak dari sesepuh jawa tersebut, dan para remajapun seolah acu atau tidak mau tahu. Padahal kalau saya sepintas mengamati permasalahan  yang mereka hadapi adalah belum tergolong masalah yang terlalu berat, tidak adanya solusi yang baik membuat masalah mereka menjadi kelihatan besar, seperti misal ada permasalahan patah hati mereka cenderung memilih teman sebagai tempat  curhatan mereka,  Dalam konteks permasalahan ini, peran orang tua tidak ada karena para remaja merasa malu atau tidak perlu untuk menyampaikan hal  tersebut kepada orang tua. Padahal tidak semua teman  bisa memberikan solusi terbaik untuk mereka. Terkadang nasehat temanlah yang menjerumuskan mereka. Ketika saya menjelajah facebook, banyak saya Jumpai Update-update patah hati, mulai dari mengumpat sampai dengan berdoa di facebook yang menurut saya sangat lucu dan membuat saya berfikir sejenak (sejak kapan Tuhan punya facebook ?, kalau Tuhan punya facebook, apa facebooknya Tuhan ? ), benar-benar konyol.
Di sini saya ingin berbagi kata-kata Super motivasi leluhur jawa dari kutipan bukunya Umi Kuntari, SS yang saya rasa perlu karena nasihat-nasihat leluhur jawa bak mesiu yang siap menjadi bahan bakar untuk melakukan perjalanan panjang menuju impian yang tak jarang terjal dan berliku.

Agama Ageming Aji
Agama dalam pandangfan orang Jawa sama dengan busana atau ageman yang berarti pakaian. Aji artinya raja atau mulia. Ungkapan ini mengandung nasihat agar  seorang pemimpin taat menjalankan agama. Kewibawaan seorang pemimpin yang dituntun oleh ajaran agama akan terbebas dari perbuatan aniaya, nista dan hina yang dapat meruntukan derajat dan martabatnya. Prinsip kemimpinan orang jawa menuntut agar pemimpin secara formal, juga mampu memimpin agama  agar berkah dan bermartabat di depan pengikutnya. Kepemimpinan yang agamis selalu mementingkan kepentingan orang banyak dan menyantuni orang lemah.

Aja Cedhak Kebo Gupak
Aja cedhak kebo gupak secara harfiah dapat diterjemahkan jangan mendekat ke kerbau kotor. Kerbau gupak atau kerbau kotor di sini menyimbolkan orang yang berwatak tidak terpuji. Aja cedhak dapat diartikan  jangan bergaul terlalu akrab. Ungkapan ini merupakan cara orang jawa untuk mengingatkan kepada kita agar hati-hati dalam bergaul dengan orang yang sifatnya tidak terpuji.
Watak dan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan dan juga hasil interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu, ungkapan aja cedhak kebo gupak sangat baik untuk dijadikan pegangan dan pengingat agar kita pandai-pandai memilih teman dan lingkungan pergaulan agar tidak menjadi korban salah pergaulan.
Dalam istilah jawa ada juga istilah witing tresna jalaran saka kulina. Pada awalnya mungkin saja kita sadar bahwa teman kita tidak baik sifatnya, tetapi jika kita terus dekat dengannya dan pengaruhnya lebih kuat dari kita, maka bukan hal mustahil kita akan menjadi terbiasa dan mencontoh sifat-sifat buruknya.

Blilu Tau Pinter Durung Nglakoni
Si bodoh yang terbiasa mengerjakan dan Si Pandai yang belum mempraktekkan ilmunya. Maknanya adalah bahwa suatu ilmu itu sebaiknya dipraktekkan. Orang yang menguasai ilmu yang hanya sebatas teori akan dikalahkan oleh orang yang terbiasa menjalankannya walaupun tidak tahu teorinya. Sebagai contoh, seorang petani yang tidak pernah kuliah akan lebih banyak pengalaman dan lebih banyak tahu tentang pertanian dibandingkan seorang mahasisiwa fakultas pertanian yang sama sekali tidak pernah ke sawah.
Ungkapan tersebut juga mengisyaratkan bahwa suatu ilmu tidak selamanya harus didapat dari meja sekolah. Banyak ilmu yang bisa dipelajari secara otodidak dengan mencoba dan terus mencoba tanpa takut gagal. Setelah sering mencoba orang akan punya pengalaman dan akhirnya menjadi mahir.

Cegah Dhahar Lawan Guling
Kata bijak ini terdiri dari kata cegah (mengurangi0, dhahar (makan), lawan (dan0, serta guling (tidur). Dalam pandangan jawa, makan dan tidur adalah kenikmatan hidup yang dapat mengakibatkan seseorang lupa pada tujuan hidup, perjuangan hidup, dan kewajiban suci yang lain. Orang yang terlalu banyak makan dan tidur akan mengakibatkan rasa dan pikiran tumpul serta malas bekerja. Oleh sebab itu, para leluhur member nasihat kepada kita untuk cegah dhahar lawan guling.
Mengurangi makan dan tidur secara batiniah merupakan bagian dari laku prihatin untuk mempertajam batin dan mencapai tujuan hidup. Secara lahiriah mengurangi makan dan minum dapat sebagai pengontrol kesehatan. Orang yang makan dan tidur secukupnya dan diselingi puasa akan lebih sehat dan bersemangat daripada orang yang terlalu banyak makan dan tidur.

Dahwean Ati  Open
Mencela tetapi hatinya menginginkan. Hati-hati dengan orang yang suka mencela. Kadang kala mencela merupakan satu taktik orang untuk mendapatkan sesuatu. Orang yang mencela sesuatu dengan berlebihan bisa jadi hatinya menginginkannya. Setelah mencela ia berharap orang yang memiliki tidak lagi menyukainya sehingga mengiklaskan untuk diminta dengan gratis. Karenanya, jangan mudah terpengaruh oleh ucapan atau pendapat orang lain yang belum tentu benar dan cocok untuk kita.

Eling Sangkan Paraning Dumadi
Artinya : Ingat asal dan tujuan hidup. Sebuah ungkapan yang sarat makna. Orang Jawa berkeyakinan bahwa urip ana sing nguripake (hidup ada yang menghidupkan), Urip mung mampir ngombe (hidup hanya ibarat numpang minum) dan pada akhirnya akan sowan ngarsaning Gusti (menghadap ke hadirat Tuhan). Keyakinan itu menunjukkan kepercayaan terhadap kekuasaan Tuhan dan adanya kehidupan setelah hidup di dunia, yaitu akherat. Orang jawa menyadari dan mengakui bahwa manusia berasal dari Tuhan dan kelak akan kembali ke hadapan Tuhan. Oleh karenanya terangkumlah nasihat “Eling sangkan paraning Dumadi”.
Karena manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan, maka ia harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya selama hidup. Nasihat ini menjadi pengingat agar kita selalu menjaga sikap dan perbuatan di dunia karena kelak di hadapan Tuhan semua akan mendapat balasan dariNya.

Gajah Tumbuk, Kancil Mati ing tengahe
Dua ekor gajah berkelahi kancil mati ditengahnya. Gajah merupakan symbol kebesaran, kekuasaan, atau pemegang kekuasaan. Kancil melambangkan rakyat kecil. Maknanya bahwa ketika para penguasa Negara saling berselisih atau dua Negara saling berperang maka rakyat kecil yang tidak tahu menahu urusannya akan menjadi korbannya.

Aja Adigang Adigung Adiguna
Berarti terlalu membanggakan kekuatan dan kekuasaan. Sebagai orang jawa yang diajarkan untuk berwatak andhap asor, lembah manah ( rendah hati ), jelaslah wajib menghindari watak ini. orang yang mempunyai watak seperti ini adalah orang yang merugi karena kesombongannya itu tidak akanm menambah tinggi derajatnya tetapi justru sebaliknya, membuat asor atau rendah. Mungkin saja, saat ini berhadapan langsung orang-orang tampak takut dan patuh terhadap orang yang memiliki watak ini, tetapi dapat dipastikan bahwa di belakang mereka akan menghujat dan mengumpat dengan kata-kata yang mungkin sekali sangat rendah. lebih parah lagi jika sampai terucap doa-doa buruk yang bisa saja terjadi atau numusi.

Arep Nangkane Emoh Pulute
Nangka merupakan buah yang bergetah sehingga jika mau mengambil nangkanya orang harus terkena getahnya. kata-kata ini merupakan sindiran bagi orang-orang yang mau menerima hasil tetapi tidak mau ikut bekerja keras. Dalam masyarakat hal ini sering terjadi. Ada orang yang saat ada banyak pekerjaan ia menghilang dan pura-pura sibuk dengan pekerjaan lain, tetapi ketika saat memanen hasil, orang tersebut menjadi yang nomor satu untuk mengambil hasil. orang seperti ini tentu tidak menyenangkan hati dan akhirnya dijauhi oleh orang lain. adanya orang yang seperti ini, akan membawa korban yang dikatakan dengan ungkapan gupak pulute ora mangan nangkane (terkena getahnya tetapi tidak makan nangkanya). ungkapan ini kiasan dari orang yang telah bekerja keras, tetapi ketika usaha kerasnya membuahkan hasi, justru tidak menikmati karena direbut oleh orang lain.

Becik Ketitik Ala Ketara
Artinya kebaikan akan muncul keburukan akan tampak nyata. ungkapan ini sangat ampuh untuk meredam kekecewaan atas suatu perkara dan menjadi peredam konflik sosial, apapun sumber dan kasusnya. dalam suatu kasus atau konflik tidak semuanya bisa diungkap dan diputuskan dengan adil. kadang kala bukti-bukti yang mendukung kebenaran dimanipulasi sehingga akhirnya perkara menjadi kabur dan orang yang seharusnya menang menjadi kecewa. Ada juga orang yang mengalami konflik dengan orang yang mau menangnya sendiri sehingga akhirnya mengalah untuk tidak memperpanjang masalah. saat berada dalam kasus seperti ini ungkapan tersebut muncul untuk menguatkan hati orang yang kecewa dan dalam posisi lemah. Pada umumnya, pihak yang yakin dirinya benar akan dengan mantapmengucapkan kata tersebut, karena dia yakin bahwa Gusti ora sare (Tuhan tidak tidur). Pada saatnya Tuhan akan membuka mata semua orang atas kebaikan dan keburukan. yang baik akan nampak baik dan yang buruk akan nampak buruk.

Ngelmu Iku kelakone Kanthi Laku
Ilmu itu tercapainya dengan laku (belajar). Ilmu apapun dapat dikuasai jika orang mau belajar. Agar belajar dapat terasa mudah harus dimulai dengan niat yang kuat. Pikiran pun harus jernih sehingga mudah menangkap semua pelajaran. pikiran jernih akan dapat diraih dengan mengurangi makan dan tidur. makan dan tidur sebaiknya dilakukan secukupnya saja, karena orang yang kebanyakan makan dan tidur, pikirannya jadi tumpul. tidak ada ilmu yang bisa dikuasai dengan gratis dan tanpa usaha. semua harus diraih dengan usaha sungguh-sungguh, perjuangan, dan mungkin juga pengorbanan karena ada pepatah jer basuki mawa bea.

Ngelongana Jiwa Remana Maha Ngimbuhana Banyu Karahayon
Hindarilah jiwa angkara murka, tambahilah air keselamatan. manusia hidup di dunia sudah seharusnya menghindari sifat angkara murka dan memperbanyak jalan menuju keselamatan dan kehormatan. menghindari sifat angkar murka akan menyelamatkan diri dari azab dunia akhirat, dan memperbanyak amal kebajikan akan membawa keselamatan dan mengundang kasih sayang orang banyak.




Sumber : Buku, kata-kata Super Motivasi Bijak Leluhur Jawa (Umi Kuntari, SS)



No comments: