Thursday, December 8, 2011

Kanker Payudara pada Laki-laki Lebih Mudah Diraba

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>


img
Ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Meski risikonya jauh lebih kecil, laki-laki juga bisa kena kanker payudara sehingga perlu melakukan deteksi dini. Tidak perlu pakai mamogram, benjolan pada payudara laki-laki lebih mudah dirasakan saat diraba dibanding pada perempuan.

Bagi para dokter, deteksi dini kanker payudara pada laki-laki lebih memprihatinkan dibandingkan pada perempuan. Hanya karena risikonya lebih kecil, laki-laki cenderung kurang memperhatikan adanya kelainan berupa benjolan dan sejenisnya pada payudaranya.

Padahal dilihat dari strukturnya, tidak ada perbedaan khusus yang membuat laki-laki benar-benar kebal terhadap kanker payudara. Artinya meski risikonya tidak sebesar perempuan, dampak kanker payudara pada laki-laki bisa sama-sama fatal jika tidak terdeteksi sejak dini.

Laki-laki juga tidak perlu melakukan prosedur deteksi dini yang rumit seperti halnya perempuan, karena tidak membutuhkan mamogram. Jaringan payudara laki-laki tidak sebesar perempuan, sehingga cukup diraba saja maka benjolan sekecil apapun akan lebih mudah terdeteksi.

"Laki-laki harus segera menghubungi dokter jika ia mendeteksi ada sesuatu yang tidak normal pada payudaranya," ungkap Debbie Saslow, PhD, direktur Breast & Gynecologic Cancer dari American Cancer Society seperti dikutip dari MSN Health, Jumat (9/12/2011).

Memang tidak semua benjolan berarti gejala kanker, karena benjolan itu bisa juga menandakan penyakit lain. Bisa kista maupun timbunan lemak biasa, namun selalu lebih baik untuk dikonsultasikan sebab jika ternyata benar-benar kanker maka bisa diantisipasi lebih dini.

Pemeriksaan akan lebih akurat jika disertai dengan tes genetik. Jika seorang laki-laki memiliki riwayat kanker payudara pada silsilah keluarganya, lalu hasil tes genetik menunjukkan dirinya punya gen kanker payudara BRCA1 atau BRCA2 maka ia punya risiko sebesar 6 persen.

Selain itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut. Di antaranya gaya hidup yang sehat yakni makan banyak serat, tidak merokok, olahraga dan mengontrol berat badan, mengurangi paparan radiasi serta pandai-pandai mengelola stres.

No comments: