Bab I
Kata Pengantar
Tembakau Kasturi merupakan salah satu tipe tembakau
yang diolah secara krosok. Tembakau
Kasturi ini adalah salah satu tanaman yang dibudidayajan pada musim kemarau.
Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah Jember, Lumajang, dan Bondowoso. Di
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang adalah penghasil tembakau Kasturi paling
besar dibandingkan Kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Lumajang. Berbekal
sebuah kamera, Buku tulis, dan Bolpoin saya melakukan penelitian yang menurut
saya kecil karena hanya beberapa persen Petani Tembakau Kasturi yang berhasil
saya wawancara di Kecamatan Pasirian. Saya turun langsung ke area perkebunan,
Gudang Tembakau, dan Rumah Petani untuk memperoleh data penting yang terkait
dengan Tembakau Kasturi ini.
Bab II
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan ada beberapa tahap
yang dilakukan oleh petani untuk membudidayakan
tanaman Tembakau Kasturi, mulai dari pembibitan sampai dengan penjualan hasil
panen. Tahap-tahap itu diantaranya adalah :
a.
Pembuatan
Bendengan / Lanyaan
Bendengan / Lanyaan adalah tempat biji bunga
tembakau ditanam. Pembuatan Bendengan dilakukan dengan cara menumpuk tanah yang
dibentuk memanjang dengan tinggi
kira-kira 20 cm dari permukaan tanah datar kemudian panjangnya mencapai sekitar
10 meter tergantung luas lahan yang dipakai oleh petani. Di atas tumpukan tanah
dibuatkan tiang-tiang dari bambu setinggi kira-kira 1 meter yang diberi plastik
diatas tiang yang bisa digulung. Pembuatan bendengan mempunyai tujuan :
1. Melindungi
Biji bunga tembakau dari hujan atau agar biji tembakau tidak hanyut ikut air
hujan setelah ditanam.
2. Apabila
bibit mulai tumbuh agar tidak mati terkena sinar Matahari langsung dan
melindungi dari terpaan air hujan karena bibit tembakau yang baru tumbuh mudah
patah.
Bibit tambakau ditanam di Bendengan sampai dengan
umur 40 hari.
b.
Tahap
Penanaman
Setelah di tanam di Bendengan, sekitar umur 41 hari
tanaman tembakau dipindah ditanam di Sawah,umur 50 hari tembakau dipupuk dengan
menggunakan campuran Pupuk Urea dan ZA ditambah sedikit MPK kemudian keesokan
harinya dilakukan pengobatan daun tembakau dengan cara penyemprotan, kemudian umur 60 hari dilakukan dangir, tinggi
tembakau pada umur tersebut adalah 35 cm. Umur 70 hari Petani melakukan Njuruk supaya tanaman Tembakau lebih
kokoh berdiri dan tidak mudah roboh.
c.
Pemanenan
Setelah umur 100 hari tembakau mulai dipanen, memanen
tembakau caranya yaitu memetik Daun tembakau yang warnanya sudah menguning.
Tembakau yang sudah dipetik kemudian dipilah antara daun yang lebar dan yang sempit agar
pada proses nyunduk bisa kelihatan rapi.
Dalam tahap panen ini intinya adalah setiap daun tembakau yang sudah menguning
harus dipetik walaupun daunnya masih sempit, hal ini dilakukan agar daun
tembakau yang kuning tadi tidak busuk di pohon.
Tahap Penyundukan / menusuk Daun
Pada tahapan ini Tembakau yang sudah dipilah tadi
disunduk atau ditusuk dengan penusukan terbuat dari bambu yang sudah disain
untuk menusuk daun tembakau. Bagian tembakau yang ditusuk adalah pangkal daun,
hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengeringan / penjemuran. Satu
sunduk berisi kurang lebih 13 lembar daun tembakau.
d.
Tahap
Penjemuran
Dalam tahap ini tembakau dijemur sampai kering.
Penjemuran dilakukan dengan menata dengan rapi daun tembakau yang sudah disunduk
tadi di Lahan panas atau yang terkena sinar Matahari langsung. Untuk
menghasilkan tembakau kering sempurna tembakau dijemur sampai dengan minimal 5
hari dan maksimal 7 hari. Kendala dari tahapan ini adalah cuaca yang tidak
mendukung / mendung.
e.
Tahap
Pencabutan Daun tembakau dari Tusukan / Sunduk
Tembakau yang sudah kering kemudian dicabut dari
sunduk yang sebelumya diciprati / diperciki air. Tujuan dari menciprati air ini
adalah agar Daun tembakau tidak rusak / pecah Pada saat dicabut dari tusukan.
f.
Tahap
ngunting / Mengikat Daun tembakau
Tembakau yang sudah dicabut dari sunduk kemudian
diikat / unting dengan tali yang terbuat dari bambu atau disebut Tutus. Satu
ikat berisi 7 sampai dengan 8 tusuk daun tembakau
g.
Penjualan
Tembakau yang sudah diikat dikumpulkan jadi satu
untuk dijual. Biasanya petani menjual tembakaunya dengan jumlah 62-125 ikat /
unting
Penutup
Segala puji bagi Tuhan pemilik mata air cinta yang
tiada pernah kering karena dengan aliran kasih sayangnya saya dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan kesabaran dan kebahagiaan. Semoga dengan
hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran yang jelas dan gamblang tentang
kondisi nyata tembakau Kasturi di Kecamatan Pasirian – Lumajang. Dalam
penyusunan laporan penelitian ini, saya menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca saya
harapkan. Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur pada
pemilik kasih sayang sempurna atas berjuta nikmat yang tercurah dan kita
rasakan sampai saat ini.
Bab II
Kamus
Istilah dari tanaman tembakau Kasturi
Dangir : Mencangkuli tanah sekitar tanaman
untuk membersihkan rumput-rumput yang tumbuh liar disekitar tanaman.
Ketes : Menciprati daun tembakau yang
sudah kering dengan air.
Krosok
: Daun tembakau yang diproses
dengan mengeringkan berbentuk lembaran- lembaran.
Lanyaan
: Tempat pembibitan tembakau
dibuat seperti bendengan
Njuruk
: Menambah timbunan tanah pada
akar tanaman agar tidak mudah roboh.
Sunduk : Tusukan yang digunakan untuk menusuk
lembaran-lembaran daun tembakau, tusukan ini terbuat dari bambu.
Tutus : Tali yang terbuat dari bambu.
No comments:
Post a Comment