Saturday, December 17, 2011

Tembakau Kasturi Pasirian - Lumajang

Bab I
Kata Pengantar

Tembakau Kasturi merupakan salah satu tipe tembakau yang diolah secara krosok. Tembakau Kasturi ini adalah salah satu tanaman yang dibudidayajan pada musim kemarau. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah Jember, Lumajang, dan Bondowoso. Di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang adalah penghasil tembakau Kasturi paling besar dibandingkan Kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Lumajang. Berbekal sebuah kamera, Buku tulis, dan Bolpoin saya melakukan penelitian yang menurut saya kecil karena hanya beberapa persen Petani Tembakau Kasturi yang berhasil saya wawancara di Kecamatan Pasirian. Saya turun langsung ke area perkebunan, Gudang Tembakau, dan Rumah Petani untuk memperoleh data penting yang terkait dengan Tembakau Kasturi ini.



Bab II
Pembahasan

Berdasarkan  penelitian yang saya lakukan ada beberapa tahap yang dilakukan oleh petani untuk  membudidayakan tanaman Tembakau Kasturi, mulai dari pembibitan sampai dengan penjualan hasil panen. Tahap-tahap itu diantaranya adalah :
a.      Pembuatan Bendengan / Lanyaan
Bendengan / Lanyaan adalah tempat biji bunga tembakau ditanam. Pembuatan Bendengan dilakukan dengan cara menumpuk tanah yang dibentuk  memanjang dengan tinggi kira-kira 20 cm dari permukaan tanah datar kemudian panjangnya mencapai sekitar 10 meter tergantung luas lahan yang dipakai oleh petani. Di atas tumpukan tanah dibuatkan tiang-tiang dari bambu setinggi kira-kira 1 meter yang diberi plastik diatas tiang yang bisa digulung. Pembuatan bendengan mempunyai tujuan :
1.      Melindungi Biji bunga tembakau dari hujan atau agar biji tembakau tidak hanyut ikut air hujan setelah ditanam.
2.      Apabila bibit mulai tumbuh agar tidak mati terkena sinar Matahari langsung dan melindungi dari terpaan air hujan karena bibit tembakau yang baru tumbuh mudah patah.
Bibit tambakau ditanam di Bendengan sampai dengan umur 40 hari.
b.      Tahap Penanaman
Setelah di tanam di Bendengan, sekitar umur 41 hari tanaman tembakau dipindah ditanam di Sawah,umur 50 hari tembakau dipupuk dengan menggunakan campuran Pupuk Urea dan ZA ditambah sedikit MPK kemudian keesokan harinya dilakukan pengobatan daun tembakau dengan cara penyemprotan,  kemudian umur 60 hari dilakukan dangir, tinggi tembakau pada umur tersebut adalah 35 cm. Umur 70 hari Petani melakukan Njuruk supaya tanaman Tembakau lebih kokoh berdiri dan tidak mudah roboh.

c.       Pemanenan
Setelah umur 100 hari tembakau mulai dipanen, memanen tembakau caranya yaitu memetik Daun tembakau yang warnanya sudah menguning. Tembakau yang sudah dipetik kemudian dipilah  antara daun yang lebar dan yang sempit agar pada proses nyunduk bisa kelihatan rapi. Dalam tahap panen ini intinya adalah setiap daun tembakau yang sudah menguning harus dipetik walaupun daunnya masih sempit, hal ini dilakukan agar daun tembakau yang kuning tadi tidak busuk di pohon.
 Tahap Penyundukan / menusuk Daun
Pada tahapan ini Tembakau yang sudah dipilah tadi disunduk atau ditusuk dengan penusukan terbuat dari bambu yang sudah disain untuk menusuk daun tembakau. Bagian tembakau yang ditusuk adalah pangkal daun, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengeringan / penjemuran. Satu sunduk berisi kurang lebih 13 lembar daun tembakau.
d.      Tahap Penjemuran
Dalam tahap ini tembakau dijemur sampai kering. Penjemuran dilakukan dengan menata dengan rapi daun tembakau yang sudah disunduk tadi di Lahan panas atau yang terkena sinar Matahari langsung. Untuk menghasilkan tembakau kering sempurna tembakau dijemur sampai dengan minimal 5 hari dan maksimal 7 hari. Kendala dari tahapan ini adalah cuaca yang tidak mendukung / mendung.

e.       Tahap Pencabutan Daun tembakau dari Tusukan / Sunduk
Tembakau yang sudah kering kemudian dicabut dari sunduk yang sebelumya diciprati / diperciki air. Tujuan dari menciprati air ini adalah agar Daun tembakau tidak rusak / pecah Pada saat dicabut dari tusukan.
f.       Tahap ngunting / Mengikat Daun tembakau
Tembakau yang sudah dicabut dari sunduk kemudian diikat / unting dengan tali yang terbuat dari bambu atau disebut Tutus. Satu ikat berisi 7 sampai dengan 8 tusuk daun tembakau

g.      Penjualan
Tembakau yang sudah diikat dikumpulkan jadi satu untuk dijual. Biasanya petani menjual tembakaunya dengan jumlah 62-125 ikat / unting



Penutup


Segala puji bagi Tuhan pemilik mata air cinta yang tiada pernah kering karena dengan aliran kasih sayangnya saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan kesabaran dan kebahagiaan. Semoga dengan hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran yang jelas dan gamblang tentang kondisi nyata tembakau Kasturi di Kecamatan Pasirian – Lumajang. Dalam penyusunan laporan penelitian ini, saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca saya harapkan. Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur pada pemilik kasih sayang sempurna atas berjuta nikmat yang tercurah dan kita rasakan sampai saat ini.


Bab II
Kamus Istilah dari tanaman tembakau Kasturi

Dangir             : Mencangkuli tanah sekitar tanaman untuk membersihkan rumput-rumput yang tumbuh liar disekitar tanaman.
Ketes               : Menciprati daun tembakau yang sudah kering dengan air.
Krosok             : Daun tembakau yang diproses dengan mengeringkan berbentuk lembaran- lembaran.
Lanyaan          : Tempat pembibitan tembakau dibuat seperti bendengan
Njuruk             : Menambah timbunan tanah pada akar tanaman agar tidak mudah roboh.
Sunduk            : Tusukan yang digunakan untuk menusuk lembaran-lembaran daun tembakau, tusukan ini terbuat dari bambu.
Tutus               : Tali yang terbuat dari bambu.







No comments: