Saturday, June 4, 2011

foklor sebagian lisan Bahasa Rakyat


foklor sebagian lisan
Bahasa Rakyat

INDONESIA sebagai negara dwibahasa umumnya memiliki bahasa ibu yang dikenal sebagai bahasa daerah. Selain bahasa ibu, dalam masyarakat hidup juga bahasa rakyat, yaitu bahasa yang hidup dan dikenal dalam suatu komunitas/masyarakat, baik yang lisan maupun tertulis sebagai bagian dari folklor. Secara etimologi, folklor adalah pengindonesiaan kata inggris/o/Wore, kata itu adalah kata majemuk dari dua kata dasar folk dan lore. Folk artinya sama dengan kata = kolektif (collectivity).
Alan Dundes (antropolog), mengatakan bahwa folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok lainnya. Ciri pengenal tersebut antara lain dapat berwujud; warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, maupun agama yang sama. Mereka juga mewarisi tradisi yang sama, yakni kebudayaan yang telah mereka warisi turun-temurun, sedikitnya dua generasi yang dapat mereka akui sebagai milik bersama dan mereka juga sadar akan identitas keli mi p ikm a. Jadi, folk adalah sinonim kata kolektif, yang juga memiliki ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang sama dan mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan masyarakat Adapun lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebu-da\-aannya yang diwariskan secara turun-temurun, melalui lisan atau contoh yang disertai gerakan isyarat yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antarakolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isxarat atau alat pembantu pengingat (rnnemonic device). Jan Harold Brunvald (Ahli Folklor AS) membagi folklor atas tiga bentuk
Pertama, folklor lisan (verbal folklor), yang bentuknya mumi lisan, (a) Bahasa rakyat {folk speech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional, titel kebangsawanan, (b) Ungkapan tradisional seperti peribahasa, pepatah, pemeo. (c) Pertanyaan tradisional seperti teka-teki, (d) Puisi rakyat seperti pantun, gurindam, syair, (e) Cerita rakyat prosa seperti mite, dongeng, legenda, (f) Nyanyian rakyat.
Kedua, folklor sebagian lisan, campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan yang menjadi kepercayaan rakyat= permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat istiadat, upacara adat, pesta rakyat. Di era modern, kepercayaan rakyat ini sering disebut takhayul, pernyataan lisan yang ditambah dengan gerak isyarat yang mempunyai makna gaib.
Ketiga, folklor bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Bentuknya berupa material dan nonmaterial. Bentuk material arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, lumbung padi, dan sejenisnya), kerajinan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, masakan dan minuman rakyat, obat-obatan tradisional. Bentuk nonmaterial gerak isyarat tradisional (gesture), bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat (kentongan di Pulau Jawa dan gendang di Afrika), dan musik-musik rakyat
Folklor lisan bahasa rakyat (folk speech) yang hidup di Indonesia antara lain siang = kosa kata dan idiom para penjahat, gelandangan, kolektif khusus. Bahasa rakyat lainnya adalah sirkumlokasi (circumlocation), ungkapan tidak langsung, misalnya, eyang, mbah untuk macan jika di hutan, kerbau=Ai/fu sawah, wartawan=Aru/i tinta/dis-ket.
Bahasa fisiognomi (physiognomy) adalah julukan berdasarkan hubungan erat dengan bentuk tubuh orang, misalnya si pesek, si gendut, si kurus.
Bahasa anomatapoetis, bahasa yang dibentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah = Jawa= kiikiiruyuk, S\mda=kongkorongok, Prancis=cocorico.
Bahasa onomastis, nama tradisional jalan atau tempat tertentu yang mempunyai legenda sejarah terbentuknya hal itu. Contohnya Betawi dalam folk berasal dari kata ambet dan tahi yang berarti bau tahi (kotoran). Legendanya berkaitan dengan benteng Sultan Agung di Jayakarta yang disemprot kotoran manusia sehingga baru dapat dikuasai Belanda setelah hal itu dilakukan karena pasukan Sultan Agung kabur akibat tidak tahan dengan bau kotoran manusia tersebut.
Bahasa rakyat lain adalah bahasa jabatan/kebangsawan-an, misalnya raden mas. kangjeng ratu, tubagus, sultan, dan sebagainya. Fungsi bahasa rakyat ada empat, yakni untuk memperkokoh identitas/ottr-nya, melindungi folk pemilik folklor itu dari ancaman kolektif lain/penguasa, memperkokoh kedudukan/oM-nya pada jenjang lapisan masyarakat, dan memperkokoh kepercayaan rakyat dari
http://bataviase.co.id/detailberita-10398381.html

No comments: