Wednesday, June 22, 2011

PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI KOTA PROBOLINGGO

PENGGUNAAN BAHASA JAWA
DI KOTA PROBOLINGGO KHUSUSNYA
DI DESA SUKOHARJO




 


Nama     : Ika Sari Agustina
NPM     : 090401080153
Kelas     : A / 2009















UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BAB I
PENDAHULUAN

 






Topik : Penggunaan Bahasa
Judul : Penggunaan Bahasa Jawa di Probolinggo.

1.1    Latar Belakang.
·    Penggunaan bahasa Jawa di dalam keluarga.
·    Penggunaan bahasa Jawa di lingkungan masyarakat.
·    Macam-macam bahasa Jawa.
Di Probolinggo bahasa Jawa seringkali digunakan dalam berkomunikasi bukan hanya di dalam ruang lingkup keluarga tapi juga di dalam lingkungan masyarakat. Bahasa Jawapun ada beberapa macam diantaranya bahasa Jawa ngoko lugu, ngoko alus, krama, dan krama inggil.

1.2    Rumusan Masalah.
1.    Bagaimana penggunaan bahasa Jawa di dalam keluarga?
2.    Bagaimana penggunaan bahasa Jawa di dalam lingkungan masyarakat?
3.    Apa sajakah tingkatan bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Probolinggo?
4.    Faktor apa sajakah yang menyebabkan adanya keragaman bahasa Jawa di kota Probolinggo?

1.3    Tujuan Penelitian.
1.    Mendiskripsikan bagaimana cara penggunaan bahasa jawa di dalam ruang lingkup keluarga.
2.    Mendiskripsikan bagaimana cara penggunaan bahasa jawa di dalam lingkungan masyarakat?
3.    Mendiskripsikan apa sajakah tingkatan bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Probolinggo.
4.    Mendiskripsikan tentang faktor apa sajakah yang menyebabkan adanya keragaman bahasa Jawa di kota Probolinggo?
1.4    Manfaat Penelitian
·    Bagi Pembelajaran.
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan berbagai ragam bahasa Jawa. Selain itu pembaca juga dapat memahami cara penggunaan bahasa Jawa sesuai dengan tingkatannya.
·    Bagi Peneliti Lanjut.
Peneliti lanjut dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan acuan untuk lebih mengembangkan ragam bahasa Jawa dan penggunaan bahasa Jawa baik di dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

1.5    Penegasan Istilah.
Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Penggunaan    :    proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian
 Bahasa     :    - sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
-    percakapan (perkataan) yang  baik, tingkah laku yang baik, sopan santun.
-    kata yang digunakan untuk menghubungkan ujaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1    Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Dalam bahasa sehari-hari kata “bahasa” setidaknya mempunyai tiga pengertian yaitu :
1.    Langage.
2.    Langue.
3.    Parole.

10 Pengertian bahasa menurut para ahli
1.    Menurut Keraf dalam Smarapadhipa (2005:1)
-    Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol  bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
-    Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang bersifat arbitrer.
2.    Menurut Owen dalam Setiawan (2006:1)
Bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.
3.    Menurut Tarigan (1989:4)
-    Bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barangkali juga untuk sistem generatif.
-    Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
4.    Menurut Santoso (1990:1)
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
5.    Menurut Mackey (1986:12)
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem.
6.    Menurut Wibowo (2001:3)
Bahasa adalah sistem simbol yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan pikiran dan perasaan.
7.    Menurut Wibowo, walija (1996:4)
Bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain.
8.    Menurut Syamsuddin (1986:2)
-    Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
-    Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
9.    Menurut Pengabean (1981:5)
Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
10.    Menurut Soejono (1983:01)
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.

2.2    RAGAM BAHASA JAWA
Menurut Bastomi (1995:65) bahasa Jawa ada pembagian tingkatan-tingkatan bahasa yang cukup rinci. Penempatan bahasa Jawa tergantung pada perbedaan umur jabatan, derajat serta tingkat kekerabatan antara yang berbicara dengan yang diajak bicara, yang menunjukkan adanya ungah-ungguh bahasa Jawa.
Penggunaan bahasa Jawa dapat dirinci sebagai berikut :
1.    Ngoko Lugu
Ngoko lugu adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko dan netral (kosakata ngoko dan netral) tanpa terselip kosakata krama, krama inggil atau krama andhap baik untuk persona 1, 2 ataupun 3.
Ngoko Lugu biasanya digunakan oleh :
a. Teman dengan teman yang sudah akrap
b. Orang tua terhadap orang yang lebih muda yang sudah akrap
c. Pimpinan terhadap bawahan
d. Berbicara dalam hati
e. Orang yang belum bisa menggunakan bahasa Jawa

2.    Ngoko Andhap
Ngoko Andhap adalah bahasa ngoko yang bercampur dengan bahasa halus yang bertujuan untuk mengharhgai yang orang yang diajak berbicara.
Ngoko Andhap biasanya digunakan oleh :
a.    Orang tua terhadap orang muda yang mempunyai derajat yang lebih tinggi
b.    Orang yang mempunyai derajat terhadap kerabat yang lebih tua
c.    Isteri yang mempunyai pengetahuan (berpendidikan) terhadap suaminya
d.    Orang dengan orang yang mempunyai pengetahuan (berpendidikan)

3.    Bahasa Madya
Bahasa Madya adalah bahasa yang digunakan diantara bahasa ngoko dan bahasa krama.
Bahasa Madya biasanya digunakan seenaknya terhadap teman sendiri.

4.    Bahasa Madya Ngoko
Bentuk bahasa Madya Ngoko yaitu :
1.    Kata madya yaitu kata yang mempunyai imbuhan dan berawalan ngoko.
2.    Kata ngoko.
3.    Memanggil “dika” untuk “kowe”, “Samang” untuk “sampeyan”
Bahasa Madya ngoko biasanya digunakan oleh petani/pedagang terhadap sesama.

5.    Bahasa Madyantara
Bentuk bahasa Madyantara yaitu :
1.    Kata madya yang berimbuhan dan berawalan ngoko.
2.    Kata ngoko.
3.    Dapat dilihat dari kata “keng slira” untuk  “sampeyan”.
Bahasa Madyantara biasanya digunakan oleh :
a. Pedagang/petani desa
b. Terhadap orang yang tingkatannya lebih rendah

6.    Bahasa Madya Krama
Bentuk bahasa Madya Krama yaitu :
1.    Kata madya yang berimbuhan dan berawalan ngoko.
2.    Menggunakan kata krama dan krama inggil.
3.    Menggunakan sebutan “sampeyan” untuk “kowe”
Bahasa Madyantara biasanya digunakan oleh :
a.    Pejabat terhadap saudara yang lebih tua tetapi kedudukannya lebih rendah
b.    Pejabat terhadap sesame yang sudah akrap
c.    Isteri terhadap suaminya

7.    Bahasa Krama Lugu
Suatu bentuk ragam krama yang kadar kehalusannya rendah. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan ngoko alus, ragam krama lugu tetap menunjukkan kadar kehalusan.
Bahasa Krama Lugu biasanya digunakan oleh :
a.    Orang muda terhadap orang tua
b.    Murid terhadap guru
c.    Teman terhadap sesame yang sederajat
8.    Bahasa Kramantara
Bahasa Kramantara adalah bahasa yang bentuknya krama yang kadar kehalusannya rendah.
Bahasa kramantara biasanya digunakan oleh :
a.    Orang terhadap orang yang sederajat
b.    Orang yang mempunyai derajat yang tinggi terhadap orang lain yang jabatannya lebih rendah

9.    Bahasa Wredhakrama
Bahasa Wredhakrama adalah bentuk bahasa yang dilakukan oleh orang tua untuk menghargai orang yang lebih muda dan bisa juga orang tua kepada orang yang sebaya.
Biasanya yang menggunakan bahasa wredhakrama adalah orang tua terhadap orang yang lebih muda

10.    Bahasa Krama Inggil
Bahasa yang bertujuan untuk menghargai orang yang diajak berbicara
Yang menggunakan masyarakat umum terhadap pejabat tinggi

Bahasa Jawa berdasarkan undha-usuk atau unggah-ungguhnya terbagi menjadi empat, yaitu :
1.    Ngoko Lugu
Yang dimaksud dengan ngoko lugu adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko dan netral (leksikon ngoko dan netral) tanpa terselip leksikon krama, krama inggil, atau krama andhap, baik untuk orang pertama, kedua, ketiga.
Contoh:
Bojoku nukokake klambi bocah-bocah (Sudaryanto 1991:152).
‘Isteri saya membelikan anak-anak baju’
Mas Totok nggawekake Dik Darno layangan (Sasangka 2001:152).
‘Mas Totok membuatkan Dik Darno layangan’
Tampak sufiks –ake pada nukokake ‘membelikan’ dan nggawekake ‘membuatkan’ merupakan afiks penanda leksikon ngoko (Sasangka 2004:98).

2.    Ngoko Alus.
Yang dimaksud dengan ngoko alus adalah bentuk unggah-ungguh yang di dalamnya bukan hanya terdiri atas kosakata ngoko dan netral saja, melainkan juga terdiri atas kosakata krama inggil, krama andhap, atau kosakata krama yang muncul di dalam ragam ini sebenarnya hanya digunakan untuk menghormati mitra wicara (Sasangka 2004:99-100).
Contoh:
Wingenane simbah tindak mrene (Sudaryanto 1991:153).
‘Kemarin dulu nenek ke sini’
Pak guru basa Jawa sing anyar iku asmane sapa? (Sasangka 2001:183).
‘Pak guru bahasa Jawa yang baru itu namanya siapa?’

Tampak bahwa pada butir tindak ‘pergi/berangkat’ dan asmane ‘namanya’ merupakan leksikon krama inggil yang berfungsi untuk menghormati mitra tutur (Sasangka 2004:100).

3.    Krama Lugu
Secara semantis ragam krama lugu dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ragam krama yang kadar kehalusannya rendah. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan ngoko alus, ragam krama lugu tetap menunjukkan kadar kehalusan (Sasangka 2004:105).
Contoh:
Niki bathike sing pundi sing ajeng diijolake?
‘Batik ini yang mana yang akan ditukarkan?’
Mbak, njenengan wau dipadosi bapak.
‘Mbak, Anda tadi dicari bapak’

Tampak afiks di- pada diijolake ‘ditukarkan’ dan dipadosi “dicari’ merupakan afiks ngoko yang lebih sering muncul dalm unggah-ungguh ini darpada afiks dipun-, -ipun, dan –aken. Contoh kalimat di atas bertujuan untuk menurunkan derajat kehalusan (Sasangka 2004:108-109)
4.    Krama Alus
Yang dimaksud dengan krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya terdiri atas kosakata krama dan dapat ditambah dengan kosakata krama inggil atau krama andhap. Meskipun begitu, yang menjadi kosakata inti dalam ragam ini hanyalah kosakata yang berbentuk krama.
 Kosakata madya dan kosakata ngoko tidak pernah muncul di dalam tingkat tutur ini. Selain itu, kosakata krama inggil atau krama andhap –secara konsisten- selalu digunakan untuk penghormatan terhadap mitra wicara.

Penggunaan bahasa Jawa di Kota Probolinggo khusunya di desa Sukoharjo itu bermacam-macam mulai dari ngoko lugu, ngoko andhap, krama lugu, krama alus dan krama inggil. Tetapi kebanyakan masyarakat di desa Sukoharjo menggunakan bahasa krama alus dan krama inggil  terutama jika berbicara dengan orang yang lebih tua. Jadi, penggunaan bahasa Jawa itu ditentukan oleh kedudukan dan tingkat usianya.
BAB III
METODOLOGI PENELITAN

3.1    Pendekatan dan Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode pendekatan ini merupakan sebuah proses untuk meneliti secara bertahap, peneliti berusaha memahami keadaan sosial tentang objek yang diteliti. Peneliti melakukan interaksi secara berkelanjutan.

3.2    Lokasi Subjek Penelitian.
Lokasi dan subjek penelitian ini dilaksanakan di kota Probolinggo tepatnya di desa Sukoharjo Gang Berunding. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di desa Sukoharjo.

3.3    Kehadiran Peneliti.
Sesuai dengan pendekatan penelitian, maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangatlah penting dan diperlukan, karena peneliti mempunyai peran yang sangat penting dalam pengumpulan data karena apapun yang terjadi di dalam penelitian harus diuraikan secara jelas dalam laporan penelitian, selain itu penelitian kualitatif juga lebih memusatkan perhatian pada proses yang sedang berlangsung dan hasilnya.

3.4    Data dan Sumber Data
Dalam penelitian jenis data yang digunakan yaitu :
Data kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata yang diperoleh melalui proses penelitian dan wawancara di lapangan.
Sumber data atau subjek dari penelitian adalah masyarakat kota Probolinggo khususnya di desa Sukoharjo. Sebagai sampel, peneliti mewawancarai 3 orang penduduk desa Sukoharjo.

3.5    Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1)    Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan peneliti dalam pelaksanaan tindakan, apakah pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti sesuai yang direncanakan atau tidak.

2)    Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang valid terhadap penggunaan bahasa Jawa.

3)    Catatan Lapangan
Catatan Lapangan yang digunakan dalam penelitian adalah catatan pengamatan yang berisi tentang hal yang terjadi selama berlangsungnya interaksi antara penemeliti dengan objek yang diteliti.

3.6    Analisis Data
Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif.
a.    Mereduksi Data.
Mereduksi data dilakukan untuk menyederhanakan atau menyeleksi data yang telah diperoleh dari sumber penelitian di lapangan.Data yang dimaksud adalah hasil wawancara.

b.    Penyajian.
Penyajian data digunakan untuk memaparkan sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari reduksi sehingga memberikan kemungkinan untuk melakukan penarikan kesimpulan.

c.    Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan pokok atau intisari dari analisis, yang memberikan pernyataan hasil penelitian penggunaan bahasa yang dilakukan denngan menggunakan bahasa Jawa.
DAFTAR PUSTAKA

http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/
http://www.studycycle.net/2010/01/definisi-bahasa.html
http://abudaud2010.blogspot.com/2011/05/ragam-krama-basa-jawa.html.
http://gladhenbasajawa.blogspot.com/2010/05/tingkat-tutur-basa-jawa.html

No comments: